Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Turis Spanyol Mengaku Diperkosa 7 Orang di India

KOMPAS.com - Turis asal Spanyol (F) mengaku diserang dan diperkosa oleh sekelompok orang di distrik Dumka, negara bagian Jharkhand, India pada Jumat (1/3/2024).

Dikutip dari Euro News, empat pria telah ditangkap setelah wanita tersebut melaporkan kejadian pemerkosaan itu ke kepolisian.

Korban dan pasangannya adalah seorang travel vlogger dengan lebih dari 200.000 pengikut di Instagram. Keduanya tengah dalam perjalanan di India saat kejadian kriminal tersebut menimpa mereka. 

Kejadian turis Spanyol diperkosa di India

Pasangan itu sedang melakukan touring dengan sepeda motor di berbagai negara Asia Selatan, dilansir dari The Independent.

Sebelum kejadian tersebut, pasangan tersebut sedang menuju Nepal yang mengambil jalur melintasi India melalui Benggala Barat.

Awalnya mereka mendirikan tenda di kawasan semi-hutan, sekitar 2 kilometer dari jalan utama di distrik Dumka, Jharkhand, India pada Jumat (1/3/2024).

Setelah beberapa waktu, sekitar tujuh orang memasuki tenda dan mereka menyerang, merampok, dan memperkosa korban.

“Mereka telah memukuli dan merampok kami, meski tidak banyak barang yang diambil karena yang mereka inginkan hanyalah memperkosa saya,” kata F, dikutip dari Al Jazeera.

Di postingan lain, V mengatakan ia dipukul beberapa kali di kepala dengan helm dan mengalami luka di bagian mulutnya.

Setelah kejadian tersebut, F dan V kemudian menghentikan kendaraan polisi yang sedang berpatroli sekitar pukul 11 malam.

Dari unggahan video, pasangan tersebut terlihat mengalami memar dan luka di wajah mereka setelah kejadian tersebut.

“Mereka (pelaku) menodongkan pisau ke leher saya, dan mengatakan kepada saya bahwa mereka akan membunuh saya,” ujar V.


Pelaku sudah ditangkap

Petugas polisi Dumka, Pitamber Singh Kherwar mengatakan, semua tersangka telah diidentifikasi oleh pihak kepolisian.

Saat ini empat orang yang ditangkap telah mengakui memperkosa perempuan asal Spanyol tersebut.

Kherwar juga mengatakan bahwa pemeriksaan medis terhadap wanita tersebut mengonfirmasi bahwa ia mengalami pelecehan seksual.

Selain itu, Kherwar menyatakan bahwa pasangan tersebut kini dirawat di rumah sakit setempat di Dumka.

Kedutaan Besar (Kedubes) Spanyol di India juga sudah melakukan kontak dengan pihak berwenang setempat.

Kedubes Spanyol juga telah mengirimkan perwakilan pribadi ke wilayah tersebut terkait dengan kasus penyerangan ini.

Ada 90 kasus perkosaan setiap hari

Harian The Times of India, Sabtu (2/3/2024) mengutip lagi data Biro Catatan Kejahatan Nasional menyebutkan, ada 90 laporan pemerkosaan setiap hari.

Jumlah kasus diduga jauh lebih besar dari laporan yang masuk ke polisi. Sebab, sebagian korban diduga takut melapor.

Para korban khawatir dengan stigma terhadap korban pemerkosaan. Mereka juga malu dan tidak percaya pada sistem hukum di negara tersebut.

Sebagian pihak menganggap, pemerkosaan dilakukan orang tidak dikenal.

Data India menunjukkan, 96 persen kasus dilakukan oleh orang yang dikenal korban. Pelaku bisa tetangga, kerabat, hingga rekan kerja atau sekolah.

Para pembela hak perempuan di India menyebut, dulu pihak berwenang menganggap pemerkosaan sebagai masalah sosial dan budaya. Pemerintah tidak menganggapnya sebagai masalah yang bisa diselesaikan secara hukum.

Pengacara di New Delhi, Anuja Trehan Kapur, menyebut bahwa hukum India sebenarnya tidak mengizinkan pemerkosa ditangguhkan penahanannya.

Namun faktanya, banyak pelaku keluar tahanan setelah membayar jaminan. Bahkan, sebagian pelaku dilindungi polisi dan politisi.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/04/090000665/turis-spanyol-mengaku-diperkosa-7-orang-di-india

Terkini Lainnya

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Tren
Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Tren
Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Tren
Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Tren
Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

BrandzView
Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Tren
KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

Tren
Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa '1.000 Persen' dan Umrah Tiap Saat

Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa "1.000 Persen" dan Umrah Tiap Saat

Tren
Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Tren
Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Tren
Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke