Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Krisis Popok Palestina, Orangtua Mulai Gunakan Plastik sebagai Pengganti

KOMPAS.com - Seorang pengungsi di Rafah, Palestina, Inas Al-Masry mulai menggunakan popok plastik untuk anaknya.

Tak punya pilihan lain, ia mengaku tidak mampu membeli popok dengan harga yang kini melambung tinggi.

Pedagang umumnya mematok harga 180-190 shekel Palestina atau sekitar Rp 775.600-Rp. 818.700 per paket popok.

Dalam seminggu, ibu dua anak ini hanya mampu membeli satu paket popok untuk kedua anak kembarnya.

“Bahkan dengan penutup (celana dari plastik) yang saya kenakan pada bayi, saya harus menggantinya keesokan harinya. Mereka semua butuh pakaian, tapi pakaian tidak tersedia, selimut tidak tersedia untuk anak-anak, sementara kami tidak punya apa-apa," ungkapnya, dikutip dari Reuters.

Palestina krisis popok

Perang antara Israel Hamas di Gaza telah memicu bencana kemanusiaan yang menyebabkan kekurangan kebutuhan pokok.

Kurangnya popok telah memperburuk kondisi sanitasi bagi sekitar 1,7 juta pengungsi Palestina.

Bayi, anak-anak, dan orang tua menjadi kelompok yang paling merasakan dampaknya, ketika popok dan susu formula sulit didapat atau harganya melonjak tinggi.

Seorang pengungsi lain bernama Raafat Abu Wardeh mengatakan, ia harus menjual makanan agar dapat membeli popok, dilansir dari AP News.

Bantuan popok yang diberikan tidak menjangkau semua orang. Stok popok yang terbatas ini menyebabkan harganya meroket.

Dengan hancurnya perekonomian Gaza, hanya sedikit warga Palestina yang memiliki pendapatan tetap dan sebagian besar menghabiskan tabungan mereka atau hidup dari bantuan.

Di kios-kios darurat, anak-anak yang lebih besar bekerja sebagai pedagang asongan dan menjual popok satuan.

Mereka menjualnya dengan harga lima shekel Palestina atau setara dengan Rp 21.500 dan satu paket seharga 170 shekel Palestina atau sekitar Rp 775.600.

Sebagai informasi, satu paket popok sebelum perang di Palestina dijual dengan harga 12 shekel Palestina atau sekitar Rp 51.700.

Pengungsi lainnya, Anis al-Zein mengatakan bahwa anak yang menjual popok harus menyetor sebanyak 20 shekel Palestina atau sekitar Rp 86.190 setiap penjualannya.

“Dalam situasi buruk seperti ini, semua harga melambung tinggi dan tidak ada pendapatan bagi masyarakat. Bahkan tidak ada bantuan,” ungkap al-Zein.

Beberapa orang tua menggunakan popok kain, namun popok tersebut perlu dicuci dengan air. Padahal, Palestina saat ini juga mengalami krisis air.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/27/194500565/krisis-popok-palestina-orangtua-mulai-gunakan-plastik-sebagai-pengganti

Terkini Lainnya

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke