Sering Bermimpi tentang Orang yang Sudah Meninggal? Ini Artinya Menurut Ilmu Psikologi

KOMPAS.com - Bermimpi tentang seseorang yang telah meninggal bisa menjadi hal yang sentimen bahkan menakutkan. Terutama jika mereka adalah orang terdekat.

Namun, bermimpi tentang seseorang yang telah meninggal sebenarnya sangat umum. Sebagian orang mengalami mimpinya sangat jelas dan orang yang diimpikan tampak sangat hidup.

Bermimpi tentang orang terkasih yang telah meninggal merupakan bagian normal dari proses berduka.

Faktanya, sebuah penelitian menemukan bahwa hampir 60 persen orang yang kehilangan orang yang dicintai mengalami mimpi tentang mereka.

Kebanyakan orang melaporkan bahwa mimpi mereka bersifat positif, meskipun beberapa orang mengatakan bahwa mimpi tersebut pada dasarnya meresahkan.

Mengapa seseorang bisa bermimpi?

Mimpi adalah pengalaman bawah sadar atau halusinasi yang terjadi selama tahap tidur tertentu, dikenal sebagai fase tidur rapid eye movement (REM).

Dilansir dari laman Healthline, mimpi mungkin merupakan cara untuk menghadapi drama emosional dalam hidup seseorang.

Bermimpi disebut sebagai kondisi yang membantu seseorang mengkonsolidasikan dan menganalisis ingatan.

Hal ini juga kemungkinan berfungsi sebagai "latihan" untuk berbagai situasi yang akan dihadapi seseorang di siang hari.

Salah satu area otak yang paling aktif saat bermimpi adalah amigdala, yakni bagian otak yang terkait dengan naluri bertahan hidup dan respons lawan-atau-lari.

Sebuah teori mengatakan bahwa, karena amigdala lebih aktif selama tidur daripada saat bangun, mimpi mungkin cara otak untuk membuat seseorang siap menghadapi ancaman.

Lalu, apa makna bermimpi tentang orang yang sudah meninggal?

Dikutip dari laman Verywell Mind, Dari sudut pandang psikologis, bermimpi tentang seseorang yang telah meninggal bisa menjadi cara seseorang untuk memproses kesedihannya.

Itu juga menjadi salah satu tanda bahwa orang yang bermimpi juga menerima ketidakhadiran orang tersebut.

Mimpi tentang orang yang sudah meninggal juga dapat memiliki berbagai arti, antara lain:

Namun, penting untuk diingat bahwa pemaknaan sebuah mimpi dapat sangat bervariasi tergantung pada faktor budaya, pribadi, dan situasi orang yang mengalami.

Seni penafsiran mimpi sebenarnya telah ada sejak manusia dapat mencatat pikiran mereka. Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, pemaknaan terhadap mimpi mulai didasarkan pada penjelasan ilmiah.

Di zaman modern, psikolog Sigmund Freud berteori bahwa mimpi mencerminkan konflik bawah sadar manusia.

Mimpi juga merupakan cara manusia untuk melindungi diri dari konflik tersebut dalam kehidupan nyata nantinya.

Di sisi lain, psikolog Carl Jung juga berpendapat bahwa mimpi adalah cara untuk mengajari manusia serta menerangi perasaan dan keinginan bawah sadarnya.