Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Laut Merah, Jalur Penting Perdagangan Dunia yang Jadi Medan Pertempuran Houthi-AS

Hal ini menyusul ketegangan yang terjadi di kawasan tersebut akibat ancaman serangan dari kelompok Houthi Yaman.

Dampaknya, beberapa perusahaan, seperti Mediterranean Shipping Company dan Maersk justru mengalihkan jalur armada mereka, dengan memutar jauh ke selatan melalui Tanjung Harapan di Afrika Selatan.

Perubahan jalur pelayaran tersebut berdampak pada jarak tempuh yang semakin jauh dan juga meningkatkan biaya pengiriman dari Asia ke Eropa.

Lantas, di mana sebenarnya Laut Merah itu? Bagaimana perannya dalam perdagangan dunia?

Pintu masuk menuju Terusan Suez

Laut Merah atau disebut al-Bahr al-Ahmar dalam bahasa Arab, membentang sekitar 1.930 kilometer dari Teluk Suez, Mesir di utara ke Teluk Aden, Yaman di selatan yang menghubungkannya dengan Samudra Hindia.

Ini berarti, kapal yang melalui Laut Merah, pasti akan melewati Yaman yang menjadi "rumah" bagi kelompok Houthi.

Dikutip dari Kompas.com (9/6/2022), Laut Merah memiliki lebar maksimum sebesar 190 mil (305 km) dan kedalaman maksimumnya mencapai 3.040 meter. Ini juga mencakup area seluas sekitar 450.000 km persegi.

Laut Merah diapit di antara timur laut Afrika dan Semenanjung Arab, serta berbatasan dengan Arab Saudi, Mesir, Sudan, Yaman, Djibouti dan Eritrea.

Laut Merah yang menjadi pintu masuk Terusan Suez dari selatan, merupakan salah satu jalur pelayaran paling sibuk di dunia.

Jalur ini menawarkan alternatif rute bagi kapal untuk menuju Eropa, tanpa perlu memutari Benua Afrika melalui Tanjung Harapan.

Dilansir dari Dryad Global, Laut Merah juga menempati posisi yang sangat penting lantaran merupakan perbatasan alami antara pantai timur Afrika dan pantai barat Semenanjung Arab.

Laut Merah semakin penting secara ekonomi, karena memiliki cadangan minyak besar di dan sumber logam mulia. 

Selain itu, terdapat pula sejumlah besar seng, tembaga, perak, emas, dan elemen-elemen seperti kadmium, kobalt, dan hidrokarbon telah ditemukan di kedalaman Laut Merah yang terisolasi.

Jalur perdagangan dunia

Terusan Suez yang menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah menangani sekitar 12 persen perdagangan global.

Jalur ini diakses oleh kapal-kapal yang melakukan perjalanan dari Asia melalui selat Bab el-Mandeb.

Rute ini juga menjadi jalur penting bagi pengiriman minyak dari Teluk Persia ke Eropa dan Amerika Utara, dilansir dari The Guardian.

Selama minyak masih menjadi sumber energi utama bagi dunia, jalur pelayaran ini akan tetap menjadi jalur penting bagi transportasi minyak dari Teluk.

Pasalnya, mengubah rute pengiriman di sekitar Tanjung Harapan akan menambah jarak tempuh sekitar 3.000-3.500 mil laut (6.000 km).

Hal ini dapat menambah sekitar 10 hari durasi perjalanan dan memakan biaya perjalanan yang jauh lebih besar.

Pengalihan rute kapal ini diperkirakan memerlukan biaya tambahan bahan bakar hingga 1 juta dollar atau Rp 15,4 miliar untuk setiap perjalanan pulang-pergi antara Asia dan Eropa.

Dengan prospek waktu pengiriman yang lebih lama, kemungkinan akan ada dampak langsung pada waktu penyelesaian di pelabuhan-pelabuhan di Inggris dan pusat-pusat pengiriman besar di Eropa seperti Rotterdam, Antwerpen, dan Hamburg. 

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/24/083000665/mengenal-laut-merah-jalur-penting-perdagangan-dunia-yang-jadi-medan

Terkini Lainnya

Cara Berhenti Langganan Netflix, Mudah Bisa lewat HP

Cara Berhenti Langganan Netflix, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Kapan Indonesia Masuk Musim Kemarau 2024? Ini Kata BMKG

Kapan Indonesia Masuk Musim Kemarau 2024? Ini Kata BMKG

Tren
Israel Serang Kamp Pengungsi di Rafah, 21 Tewas, Bantuan ke Gaza Terhenti

Israel Serang Kamp Pengungsi di Rafah, 21 Tewas, Bantuan ke Gaza Terhenti

Tren
Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Tren
La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Tren
Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Tren
Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke