Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Pilu Remaja 13 Tahun Divonis Gagal Hati Stadium Akhir, Bagikan Brosur Cari Donor

Kondisi tersebut membuat Boon Heng dan ibunya memutuskan untuk membagikan brosur yang menjelaskan kondisinya kepada publik. Mereka berharap dapat menemukan donor hati yang cocok.

Dilansir dari Malay Mail, Selasa (16/1/2024), mereka mulai menyebarkan brosur tersebut pada 6 Januari 2023. Beberapa daerah yang telah mereka berikan selebarannya yakni di sekitar Jurong East, Queenstown, dan Clementi.

Menurut ibu Boon Heng, seseorang menghubungi mereka setelah mereka mulai membagikan brosur tersebut. Namun, orang itu enggan menjalani tes darah untuk memeriksa kecocokan di antara keduanya atau tidak.

Pertama kali didagnosis menderita hepatitis autoimun

Ibunda Boon Heng mengatakan, sebelum divonis gagal hati stadium akhir, putranya pertama kali didiagnosis menderita hepatitis autoimun. Saat itu Boon Heng berusia lima tahun.

Hal itu diketahui saat anaknya itu berobat di National University Hospital (NUH), Singapura.

Kondisi tersebut berkembang ketika sistem kekebalan tubuh berbalik melawan sel-sel hati, sehingga mengakibatkan peradangan hati.

Setelah diagnosisnya, Boon Heng mulai minum obat dengan harapan dapat mengendalikan penyakitnya.

Akan tetapi, pengobatan tidak membantunya dan anak laki-laki itu harus menjalani transplantasi hati pertamanya yang disumbangkan oleh ibunya sendiri pada 2017.

Meskipun operasi tersebut terbilang sukses, namun takdir memberikan pukulan telak kepada bocah itu.

Setelah transplantasi hati pertamanya, dokter mendiagnosis Boon Heng menderita gagal hati stadium akhir dengan komplikasi hipertensi portal parah pada akhir 2022.

Didiagnosis penyakit hati stadium akhir di usia 13 tahun

Dikutip dari Must Share News, Senin (15/1/2024), Boon Heng didiagnosis menderita penyakit hati stadium akhir pada usia 13 tahun.

Hal ini terkait dengan kondisi yang disebut primary sclerosing cholangitis pada transplantasi hatinya. Ini berarti saluran empedunya meradang dan menyebabkan jaringan parut.

Selain itu, dokter juga menemukan pembuluh darah yang membesar di perut dan ususnya yang bisa pecah kapan saja, sehingga membahayakan nyawanya.

Untuk beberapa alasan, Boon Heng juga menderita eksim. Akibat kondisinya itu, dokter menyarankan agar Boon Heng menjalani transplantasi hati kedua sesegera mungkin.


Boon Heng harus segera mendapatkan transplantasi hati

Dokter yang merawat Boon Heng memberi tahu keluarganya bahwa putra mereka memerlukan transplantasi hati segera, idealnya dalam tiga bulan ke depan.

Adapun bila Boon Heng tidak mendapatkan transplantasi hati, ia akan menghadapi risiko pendarahan yang mengancam jiwa.

Menyusul berita tersebut, lima orang telah maju dan menjalani tes tetapi tidak ada donor yang cocok untuknya.

Ibu Boon Heng disarankan untuk tidak menyumbang untuk kedua kalinya, sementara suaminya atau ayah Boon Heng tidak memiliki kecocokan.

Keluarganya pindah ke Singapura dengan harapan Boon Heng memiliki kesempatan lebih baik untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu.

Mereka mencari donor golongan darah O+ berusia antara 21 dan 50 tahun, tanpa riwayat kondisi medis.

Dalam unggahan terbarunya, ibu Boon Heng menulis bahwa putranya ingin terus hidup.

“Setiap kali telepon saya berdering, dia akan menghampiri saya. Namun ketika saya meletakkan telepon dan menunjukkan bahwa bukan seseorang yang ingin mendonorkan hatinya, ekspresi putus asa di wajahnya membuat hati saya hancur," tulisnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/17/153000065/kisah-pilu-remaja-13-tahun-divonis-gagal-hati-stadium-akhir-bagikan-brosur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke