Penelitian yang dilakukan Department of Animal and Rangeland Sciences, Oregon State University menemukan, sebanyak 13,5 persen kucing mengalami masalah emosional ketika ditinggal sendirian di rumah dalam waktu lama, dilansir Daily Telegraph.
Perilaku destruktif, seperti merusak sofa dengan mencakarnya adalah dilema kucing yang paling umum dilaporkan oleh 130 pemilik kucing dalam penelitian tersebut.
Kemudian, diikuti dengan vokalisasi berlebihan seperti mengeong dan buang air kecil yang tidak tepat.
Penelitian juga menemukan bahwa masalah yang timbul dari perpisahan lebih buruk terjadi di rumah yang tidak memiliki mainan kucing atau pemiliknya adalah laki-laki, serta ketika pemiliknya berusia di bawah 35 tahun.
Kucing terikat dengan manusia
Pakar perilaku kucing dan pemilik konsultan kucing What's Up Pussycat Regina Hall-Jones mengatakan penelitian tersebut membuktikan apa yang dia ketahui selama ini.
“Kucing sangat terikat dengan manusianya dan dapat menderita kecemasan akan perpisahan, yang dapat muncul dalam berbagai cara,” katanya.
“Meskipun kucing banyak tidur, mereka membutuhkan rangsangan fisik, mental, dan yang terbaik adalah memastikan mereka mendapatkan pengayaan lingkungan dan fisik dalam hidup mereka sehingga mereka bahagia,” sambungnya.
Kepala dokter hewan perilaku di Pet Behaviour Vet, Joanna McLachlan menyambut baik penelitian tersebut, namun ia mengatakan bahwa sebenarnya jumlah kucing yang mengalami kecemasan akan perpisahan mungkin lebih tinggi.
"Sejak diadopsi, pemilik harus secara bertahap membiasakan kucing mereka untuk menghabiskan waktu sendirian dalam waktu yang lebih lama," ujar Hall-Jones.
"Pemilik harus memastikan bahwa mereka ditinggalkan di lingkungan yang memiliki pergaulan yang positif, dengan banyak hal yang menyenangkan untuk dilakukan," sambungnya.
Perilaku kucing
Selain itu, ia memperingatkan perilaku destruktif di rumah juga bisa menjadi gejala adanya masalah pada otak kucing yang dapat diatasi dengan obat-obatan, feromon, dan suplemen yang diresepkan oleh dokter hewan.
“Terapi musik, mainan, dan gangguan makanan juga digunakan untuk membantu kucing merasa tenang,” ujarnya.
Pemilik kucing Krys Dempster dari Abbotsbury di barat daya Sydney mengatakan, kucing itu seperti manusia dan lebih mudah menjalin hubungan dengan manusia dibandingkan manusia lainnya.
“Kamu bisa tahu jika kita pergi selama seminggu, ketika kita kembali mereka berkata, 'kamu meninggalkanku di sini',” kata dia.
Dia mengatakan setiap kucingnya telah membentuk ikatan khusus dengan anggota keluarganya tertentu.
Tanda-tanda kucing alami kecemasan
Kecemasan akan perpisahan adalah kondisi yang tidak diinginkan yang bisa disebabkan oleh keterikatan yang berlebihan, menurut Petmd.
Penelitian mendukung fakta bahwa kucing dapat mengembangkan sindrom kecemasan akan perpisahan, dan mereka menunjukkan banyak tanda yang sama seperti yang terlihat pada anjing.
Beberapa kemungkinan tanda kucing menderita kecemasan akan perpisahan meliputi:
Penyebab kecemasan akan perpisahan pada kucing
Beberapa faktor dapat memengaruhi kucing untuk mengalami kecemasan akan perpisahan, sementara penyebab lainnya adalah lingkungan seperti:
Cara mencegah kecemasan akan perpisahan pada kucing
Tidak ada cara pasti untuk memprediksi kucing mana yang akan mengalami kecemasan akan perpisahan.
Namun, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk membantu mengurangi kemungkinan kucing mengalami kondisi ini.
1. Carikan teman untuk kucing Anda
Saat mencari kucing untuk tinggal di rumah Anda, pilihlah anak kucing atau kucing yang percaya diri dan mudah bersosialisasi.
Sepasang anak kucing, terutama teman serasahnya, dapat saling menemani dan mengurangi ketergantungannya pada manusia.
2. Ajari kucing untuk mandiri
Ajari kucing Anda untuk mandiri. Mereka harus terbiasa menghabiskan waktu jauh dari Anda sebagai bagian dari rutinitasnya yang biasa.
Pujilah mereka dan beri mereka perhatian ketika mereka memilih untuk menghabiskan waktu di seberang ruangan atau di luar pandangan.
3. Bicarakan dengan dokter hewan
Masuk akal jika keinginan manusia untuk memiliki teman yang setia juga dapat menyebabkan rasa terikat dan kecemasan akan perpisahan. Seperti penyakit apa pun, mendiagnosis dan memulai pengobatan sejak dini akan memberikan prognosis terbaik pada kucing Anda.
Bicaralah dengan dokter hewan jika melihat tanda-tanda yang membuat Anda khawatir.
Jika diperlukan, ada ahli perilaku hewan yang hanya fokus pada psikiatri hewan peliharaan untuk membantu anggota keluarga tercinta.
Dokter hewan Anda dapat membantu merekomendasikan ahli perilaku hewan di daerah Anda.
Anda juga dapat memeriksa direktori ini untuk menemukan ahli perilaku hewan bersertifikat di dekat Anda.
https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/06/200000465/penelitian-ungkap-kucing-bisa-merasa-cemas-saat-ditinggal-pemiliknya