KOMPAS.com - Les Demoiselles d'Avignon adalah sebuah lukisan karya Pablo Picasso yang selesai dikerjakan tahun 1907.
Ini adalah lukisan yang menggambarkan lima wanita telanjang yang seolah menatap secara provokatif ke luar kanvas.
Gambaran tersebut membuat karya seni ini pernah menjadi salah satu lukisan yang kontroversial, sebelum akhirnya menjadi sebuah masterpiece.
Mengenal Picasso
Pablo Picasso adalah seorang seniman yang terkenal dengan aliran kubisme dan merupakan pelukis revolusioner pada abad ke-20.
Dilansir dari laman Artnet, Picasso lahir di Malaga, Spanyol pada 25 Oktober 1881, dan merupakan putra seorang seniman.
Karya-karyanya, meskipun bersifat modern, penuh dengan hiruk pikuk referensi: El Greco, Cézanne, Gaugin, Manet, Henri Rousseau, hingga seni suku Oseanik dan Afrika.
Picasso menjadi sosok yang ikut mendirikan gerakan seni Kubisme bersama Georges Braque. Tetapi pengaruhnya yang paling luas, ketika mengembangkan pendekatan inovatif terhadap patung, keramik, dan linocuts.
Kemistisan dan maskulinitas dalam kehidupan pribadinya terkait erat dengan warisan artistik yang ia ciptakan.
Salah satu karyanya, Les Demoiselles d'Avignon (1907) yang terkenal, mungkin merangkum pendekatannya yang membara dalam proses pembuatan seni.
Lukisan Les Demoiselles d'Avignon
Dikutip dari laman Britannica, pada usia 25 tahun, dengan reputasi yang serius sebagai seniman, Picasso mulai mengerjakan Les Demoiselles d'Avignon yang ia sebut sebagai “mon bordel”.
Titik awal lukisan yang menjadi salah satu gambar paling terkenal di abad ke-20 adalah ingatannya tentang rumah bordil yang terletak di Calle Avignon di Barcelona, Spanyol.
Sumber ini memberikan subyek yang tidak biasa untuk menginspirasi langkah maju Picasso yang radikal sebagai seorang seniman.
Lukisan Les Demoiselles d'Avignon awalnya diperlihatkan kepada teman-temannya, termasuk Henri Matisse dan André Derain, pada bulan Juli 1907.
Reaksi mereka yang sangat negatif membuat Picasso tidak memamerkannya kepada publik selama hampir satu dekade.
Ketika akhirnya dipamerkan, lukisan lima wanita telanjang, meski dalam gaya yang abstrak, tersebut tentu saja berpotensi menimbulkan ketersinggungan.
Picasso menghadirkan tantangan visual kepada penonton, keberagaman sudut pandang, pose para pelacur, dan topeng yang mengubah wajah kedua perempuan di sebelah kanan.
Semuanya berpadu untuk menghasilkan kekuatan lukisan tersebut, bahkan jika penonton tidak memiliki pengetahuan tentang subyeknya.
Namun, tidak hanya karena wanita telanjang yang membuat lukisan ini kontroversial, tetapi juga karena gaya lukisannya.
Dilansir dari laman India Times, lukisan Les Demoiselles d'Avignon menggambarkan lima sosok telanjang dalam gaya yang terdistorsi dan abstrak.
Dan yang menjadi aspek kontroversial dari lukisan ini adalah penyimpangan dari gagasan tradisional tentang keindahan.
Penggambaran Picasso tentang wujud perempuan bersudut dan terfragmentasi. Sosok-sosok tersebut tampak hampir terdistorsi, dan ini menantang norma tradisional seni dan keindahan.
Tatapan lurus seorang wanita yangs seolah menatap langsung ke dalam diri penonton, berlawanan dengan tatapan patuh yang umum dilakukan wanita pada masa itu.
Lukisan itu mendapat kemarahan dan kecaman saat pertama kali dipamerkan pada 1916, karena dianggap melanggar standar estetika konvensional.
Meski demikian, saat ini lukisan kontroversial tersebut menjadi salah satu karya seni besar dan bahkan menandakan kemajuan Picasso menuju aliran seni Kubisme.
Les Demoiselles d’ Avignon diakui sebagai titik referensi penting bagi seni di abad ke-20. Ia mengandung unsur-unsur yang diambil oleh gerakan Modernis dan ide-ide yang berulang kali menantang dunia seni dan publik.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/28/114500065/mengenal-les-demoiselles-davignon-lukisan-kontroversial-karya-pablo-picasso