Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Silent Stroke dan Bahayanya, Kondisi di Mana Stroke Terjadi Tanpa Gejala

KOMPAS.com - Silent stroke adalah kondisi stroke yang terjadi, namun penderitanya tidak mengalami gejala apa pun.

Meski tidak menimbulkan gejala, silent stroke dapat menyebabkan kerusakan pada sebagian kecil otak dan berpotensi memiliki masalah mobilitas atau ingatan.

Dikutip dari laman American Heart Association, silent stroke adalah kondisi stroke yang tidak terdeteksi.

Penyakit ini terjadi ketika penyumbatan pembuluh darah di otak menyebabkan sel-sel mati, namun tanpa ada tanda atau gejala peringatan yang jelas.

Sekitar seperempat orang yang berusia di atas 80 tahun memiliki setidaknya satu area kematian jaringan, yang dikenal sebagai “silent infarct”, di otak.

Kondisi ini lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia, dan pada orang yang merokok atau memiliki riwayat penyakit pembuluh darah.

Kondisi stroke dapat merusak bagian otak yang mengontrol fungsi-fungsi penting, yang pada gilirannya dapat menyebabkan gejala seperti kelemahan atau kelumpuhan.

Namun, jika stroke hanya merusak sebagian kecil otak yang tidak mengontrol fungsi penting, seseorang mungkin tidak mengalami gejala apa pun.

Inilah sebabnya para ahli kesehatan menggambarkan stroke jenis ini sebagai stroke yang “diam-diam”.

Meskipun disebut "silent (diam)", infarct dikaitkan dengan masalah halus dalam gerakan dan proses mental seseorang. Hal ini juga terkait dengan risiko stroke dan demensia di masa depan.

Seseorang bisa mengalami stroke yang sama sekali tidak disadari atau tidak dapat diingat sama sekali.

Ketika berbicara tentang stroke, hal yang terpikirkan adalah gejala seperti kesulitan bicara, mati rasa, atau kehilangan gerakan pada wajah atau tubuh.

Namun silent stroke tidak menunjukkan gejala seperti ini, karena biasanya tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Dilansir dari laman Healthline, silent stroke umumnya hanya mempengaruhi area kecil di otak, namun kerusakannya bersifat kumulatif.

Jika Anda pernah mengalami beberapa kali silent stroke, Anda mungkin mulai memperhatikan gejala neurologis tertentu.

Misalnya, mulai kesulitan mengingat sesuatu, sulit berkonsentrasi, dan meningkatkan risiko Anda mengalami stroke bergejala di masa depan.

Silent stroke cukup umum terjadi, misalnya menurut sebuah penelitian pada 2003 menunjukkan bahwa sepertiga orang yang berusia di atas 70 tahun pernah mengalami setidaknya satu kali silent stroke.

Baru-baru ini, para peneliti telah mengkonfirmasi bahwa mengalami beberapa kali silent stroke membuat Anda berisiko terkena demensia vaskular.

Cara mendeteksi silent stroke

Seperti halnya stroke iskemik, silent stroke terjadi ketika suplai darah ke bagian otak tiba-tiba terputus, sehingga otak Anda kekurangan oksigen dan merusak sel-sel otak.

Namun silent stroke pada dasarnya sulit dikenali. Itu karena kondisi ini mengganggu suplai darah ke bagian otak Anda yang tidak mengontrol fungsi apa pun.

Sehingga fungsi tubuh seperti berbicara atau bergerak tidak akan terganggu. Akibatnya, Anda mungkin tidak pernah tahu bahwa stroke terjadi.

Kebanyakan orang mengetahui bahwa mereka menderita silent stroke adalah ketika mereka melakukan pemeriksaan MRI atau CT scan.

Hal itu biasanya dilakukan untuk mengetahui adanya kondisi medis lain, namun dokter memperhatikan bahwa area kecil di otak telah rusak, akhirnya kondisi silent stroke terdeteksi.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/05/191500165/mengenal-silent-stroke-dan-bahayanya-kondisi-di-mana-stroke-terjadi-tanpa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke