Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Jangan Makan Mi Instan Berlebihan dan Batas Amannya

Beberapa alasannya antara lain karena mi instan praktis untuk dibuat dan harganya yang relatif murah.

Beberapa orang bahkan mengonsumsi mi instan secara berlebihan.

Padahal, mengonsumsi mi instan apalagi secara berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Berikut beberapa alasan sebaiknya tak mengonsumi mi instan berlebihan karena sejumlah dampak buruknya bagi kesehatan:

4 alasan jangan makan mi instan berlebihan

Dilansir dari Kompas.com (23/11/2020), berikut setidaknya empat alasan mengapa tidak boleh mengonsumsi mi instan berlebihan:

1. Mengandung lemak jahat

Mi instan mengandung lemak jahat seperti asam lemak jenuh dan lemak trans.

Jika dikonsumsi secara berlebihan, lemak jahat itu dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Padahal, kolesterol yang tinggi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes

2. Sulit dicerna

Untuk mencerna mi instan, tubuh melalui sistem pencernaan memerlukan waktu yang lama sehingga bisa membebani proses pencernaan.

Pasalnya, mi instan tidak mudah terpecah atau masih utuh saat dicerna sehingga dibutuhkan kerja yang ekstra oleh sistem pencernaan.

Selain itu, kandungan pengawet di dalamnya juga bisa memicu asma, kecemasan, dan diare.

3. Tinggi kandungan garam

Kandungan garam dalam mi instan diketahui sangat tinggi yang bisa berdampak buruk bagi tubuh.

Hal tersebut lantaran konsumsi garam atau natrium berlebihan bisa sebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung.

Padahal, dua penyakit bisa menyebabkan kematian meski awalnya tidak muncul gejala.

4. Terbuat dari tepung terigu yang diproses tinggi

Mayoritas mi instan terbuat dari tepung terigu yang sudah digiling, disuling, dan mengalami proses pemutihan.

Tentunya, bahan yang telah mengalami pemrosesan tinggi itu mengandung nutrisi yang rendah.

Tepung terigu yang telah mengalami pemrosesan tinggi juga mengandung kalori kosong. Jika dikonsumsi berlebihan, bisa memicu obesitas.

Batas aman makan mi instan

Dikutip dari Kompas.com (8/5/2023), ahli gizi Universitas Muhammadiyah Surabaya Tri Kurniawati mengatakan, makan mi instan lebih baik tidak lebih dari dua porsi dalam satu minggu dan tidak menjadi kebiasaan rutin.

Menurutnya, pola konsumsi mi instan bisa menyebabkan obesitas abdominal dan hiperkoles-terolemia.

“Konsumsi mi instan lebih dari dua bungkus dalam seminggu berhubungan dengan peningkatan sindrom metabolik yang tinggi pada wanita,” ujar Tri.

Dia mengatakan, bila ingin mengonsumsi mi instan, sebaiknya diberikan tambahan sayur dan protein, seperti telur, ayam, atau daging.

“Waspadai pemakaian mi instan yang dijadikan sebagai lauk atau dimakan hanya dengan nasi. Hal tersebut tidak dianjurkan karena hanya mengandung karbohidrat saja,” tandasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/30/080000365/alasan-jangan-makan-mi-instan-berlebihan-dan-batas-amannya

Terkini Lainnya

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke