Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Kebakaran TPA di Indonesia Selama September 2023

KOMPAS.com - Sejumlah tempat pembuangan akhir (TPA) di beberapa wilayah di Indonesia mengalami kebakaran selama bulan September 2023 ini.

Terbaru, tempat pembuangan akhir yang mengalami kebakaran adalah TPA Jatibarang, Semarang, Jawa Tengah yang terbakar pada Senin (18/9/2023).

Berikut ini beberapa kebakaran di sejumlah tempat pembuangan akhir di beberapa wilayah di Indonesia selama September 2023:

1. TPA Jatibarang

Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, kebakaran yang terjadi diduga karena semak belukar kering.

"Barusan saya tanya penyebabnya apa. Karena tempat itu digembok, jadi tidak ada manusia yang ke sana, tapi adanya semak belukar yang kering,” kata Wali Kota yang akrab disapa Ita tersebut sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/9/2023).

Berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang, ada sekitar lima hektar lahan pasif yang terbakar.

Akibat kejadian ini, tiga petugas pemadam kebakaran sempat dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas.

"Petugas sesak napas ada tiga," kata Kabid Operasional dan Penyelamatan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang, Untung Sugiono dikutip dari Kompas.com (19/9/2023).

Meski demikian, pada Selasa pagi sekitar pukul 03.00 WIB api berhasil dipadamkan, dan pendinginan dilakukan sampai pukul 08.00 WIB.

Untung menjelaskan api sudah padam lebih dari 90 persen.

"Tinggal yang kecil-kecil saja, itu hal biasa," paparnya.

2. TPA Putri Cempo

Kebakaran juga melanda TPA Putri Cempo, Kelurahan Mojosongo, Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (16/9/2023).

Titik kebakaran diketahui berada di Blok B seluas lebih kurang dua hektar.

Pada Rabu (20/9/2023), helikopter super puma milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diturunkan untuk melakukan water bombing guna mengatasi kebakaran ini.

"Satu helikopter water bombing karena luasan yang terbakar hanya dua hektar. Kecuali kayak Bromo," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo, Kristiana Hariyanti dikutip dari Kompas.com (19/9/2023).

Kristiana menjelaskan bahwa kebakaran yang terjadi di TPA Putri Cempo disebabkan oleh suhu yang tinggi.

"Untuk sementara, analisa kami adalah berdasarkan suhu yang sangat tinggi dan kemudian memicu gas metan yang sudah menumpuk di bawah sekian lama. Itu terpicu untuk menyebabkan adanya kebakaran tersebut atau percikan api," kata Kristiana.

3. TPA Kopi Luhur

TPA Kopi Luhur, Kecamatan Harjamukti, Cirebon, Jawa Barat juga mengalami kebakaran pada Sabtu (9/9/2023) petang.

Akibat kebakaran ini, asap hitam yang mengepul sempat sampai ke permukiman warga.

“Sampahnya ini kan menggunung di atas bukit. Ketika terbakar asapnya masuk ke dalam rumah. Sebagian warga dari kurang lebih 1.500 KK yang tinggal di situ mengungsi karena memang asap yang tebal ini masuk ke rumah mereka,” kata Kepala Seksi Penyelamatan dan Evakuasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Arief Adhitya dikutip dari Kompas.com (11/9/2023).

Para warga kemudian mengungsi di tenda-tenda yang sebelumnya telah disiapkan oleh pihak TNI dan Polri.

Dikutip dari Kompas.com (10/9/2023), Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, Yuni Darti menyampaikan, lahan pembuangan sampah yang terbakar sekitar 300 meter persegi, adapun luas total TPA adalah 5,2 hektar.

Menurutnya, kebakaran yang terjadi dikarenakan aktivitas pembakaran sampah yang dilakukan warga di sekitar lokasi.

Kemudian, angin kencang meniup material sampah yang terbakar ke arah TPA Kopi Luhur.

Dalam kebakaran tersebut luas lahan yang terbakar sekitar 16,5 hektar.

Kebakaran yang berlangsung selama berhari-hari akhirnya menyebabkan Pemkab Bandung Barat kewalahan dan akhirnya menyerahkan penanganan kebakaran sampah TPA Sarimukti ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan menyebut, penanganan kebakaran harus dimonitor Pemprov Jawa Barat karena pengelolaannya satu garis di bawah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat.

"Kalau provinsi menugaskan ke kabupaten/kota untuk benar-benar dikeroyok pemadaman kebakarannya mungkin bisa lebih cepat," lanjutnya.

Guna mengatasi kebakaran ini, Pemprov Jawa Barat menyiapkan anggaran sebesar Rp 5,8 miliar.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Prima Mayaningtyas pada Kamis (18/9/2023) menyampaikan kebakaran TPA Sarimukti sudah 60 persen tertangani.

Meski demikian, pihaknya terus berupaya memadamkan api di gunung sampah.

"Laporan terakhir sudah menyusut, jadi kenapa sulit padam karena di TPA Sarimukti ada sampah sebanyak 2.000 ton per hari. Kalau kita hitung berarti sekitar 15 juta kubik yang ada di sana. Penumpukan gas metan juga sangat tinggi," ucapnya dikutip dari Kompas.com (18/9/2023).

Menurutnya, api di permukaan sampah sudah tidak ada, namun bara masih muncul dalam tumpukan. Pihaknya menyebut sekat-sekat sudah dibuat untuk menghalau penyebaran api.

5. TPA Jatiwaringin

Kebakaran juga terjadi di TPA Jatiwaringin, Sukadiri, Tangerang pada September ini.

Dikutip dari TribunNews, musibah ini menyebabkan kabut asap pekat yang menyebar di sekitar TPA pada Selasa (12/9/2023).

Para warga sempat mengeluhkan dampak asap yang terus menyelimuti daerah mereka.

"Kami mengalami kesulitan bernapas (engap) gitu dan sangat khawatir tentang dampak kesehatan jangka panjangnya. Anak-anak kami bahkan tidak bisa bermain di luar rumah karena asapnya begitu pekat," ujar Harun, warga yang tinggal di dekat lokasi kebakaran.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang, Fachrul Rozi mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi asap tersebut.

"Ya betul, TPA Jatiwaringin masih berasap walaupun sudah dipadamkan. Selain juga faktor iklim panas yang turut memicu gas metan yang ada di dalamnya sehingga menimbulkan asap," terang Fachrul.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/20/103000265/5-kebakaran-tpa-di-indonesia-selama-september-2023

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke