Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Darah Menstruasi Menggumpal Tanda Ada Kista? Ini Penjelasan Dokter

KOMPAS.com - Darah yang menggumpal tak jarang mengalir keluar dari vagina saat menstruasi, terutama pada hari-hari pertama.

Kondisi ini turut dirasakan warganet X (dulu bernama Twitter). Melalui unggahan pada Senin (28/8/2023), warganet itu menceritakan, menstruasinya selalu diiringi rasa sakit.

Tidak hanya itu, pada hari kedua atau ketiga menstruasi, juga selalu keluar gumpalan berwarna merah.

"Aku tiap menstruasi selalu sakit banget. Dan di hari ke 2 atau ke 3 selalu keluar kaya ginian, ngilu banget. Udah nyari di google gak nemu, ini normal gak ya?" tulisnya.

Menanggapi pengunggah, beberapa warganet mengatakan gumpalan darah seperti pada unggahan merupakan hal normal.

Namun, ada pula warganet yang berpendapat kondisi tersebut sebagai tanda atau ciri terkena kista.

"Anw sender aku juga ada kayak gitu setiap mens dan kayaknya itu darah yg ngegumpal gitu deh, tapi kalo kamu mau lebih pasti bisa cek ke dokter yaa," tulis salah satu warganet.

"Aku pernah mirip2 gitu terus ternyata di usg kista. Aku saranin km periksa sih nder biar jelas dan ga ovt," komentar warganet lain.

"Itu klo dicek di dokter kista kak sudah lumayan besar itu kak 5/7cm ukurannya," kata warganet lain.

Hingga Rabu (30/8/2023) siang, unggahan tersebut telah mendapat lebih dari 131.000 tayangan, 740 suka, dan 40 repost dari pengguna.

Lantas, benarkah darah menstruasi menggumpal tanda adanya kista?

Gumpalan darah umumnya bukan tanda kista

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan sekaligus seksolog Indonesia, Boyke Dian Nugraha membantah darah menggumpal saat menstruasi dapat menunjukkan adanya kista.

"Bukanlah," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/8/2023).

Kista sendiri merupakan daging yang tumbuh abnormal, berisi cairan atau zat setengah padat dan terkadang menimbulkan nyeri.

Menurut Boyke, kista hanya dapat didiagnosis dengan pemeriksaan mendalam. Bahkan, untuk meyakinkan, pasien akan diperiksa menggunakan prosedur ultrasonografi atau USG.

"Tak bisa dilihat dari darah menstruasi ataupun nyeri haid," lanjutnya.

Dia menambahkan, jika masih ragu, tenaga medis biasanya akan melakukan tindakan laparoskopi atau prosedur bedah ringan untuk melihat kondisi organ dalam.

Selain itu, pasien juga dapat diperiksa melalui CT scan, prosedur kombinasi teknologi sinar X dan sistem komputer untuk menghasilkan gambar jaringan lunak dalam tubuh.

Boyke menjelaskan, gumpalan darah yang ikut keluar dari vagina saat menstruasi sebenarnya umum terjadi.

Gumpalan itu juga bukan darah, melainkan selaput lendir rahim menyerupai darah yang rontok karena tidak terjadi kehamilan.

"Sehingga warnanya sering kehitaman dan menggumpal," kata Boyke.

Terpisah, spesialis kebidanan dan kandungan sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Uhamka Jakarta, Wawang Sukarya mengatakan, gumpalan saat menstruasi juga dapat terjadi karena darah terlalu banyak.

"Sehingga zat anti penggumpal darah tidak cukup, terjadilah penggumpalan darah," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu.

Sebelum menstruasi, endometrium atau lapisan terdalam rahim akan menebal untuk menjadi tempat menempelnya sel-sel telur yang telah dibuahi.

Jika tidak ada pembuahan, maka endometrium akan luruh dan keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi.

Kendati demikian, menurut Wawang, pada kondisi medis tertentu seperti endometriosis, luruhnya endometrium akan menimbulkan rangsangan sakit.

"Seperti endometriosis atau endometrium berada di luar rahim misal di peritoneum perut, pada kista endometriosis, waktu haid endometrium yang nempel ikut lepas akan menimbulkan rangsangan sakit," terangnya.

Namun, kehadiran darah menggumpal atau rasa nyeri saat menstruasi tidak selalu menunjukkan adanya kista di organ reproduksi.

"(Harus dengan) pemeriksaan klinis dan USG, keberadaan kista bisa terdiagnosis," ungkapnya.

Darah menggumpal yang harus diwaspadai

Sementara itu, spesialis kebidanan dan kandungan serta Dekan Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata Semarang, Indra Adi Susanto menyampaikan, meski wajar, beberapa kondisi gumpalan darah patut menjadi perhatian.

Pertama, saat gumpalan darah berukuran terlalu besar karena pendarahan yang tidak normal, dan menstruasi berlangsung lebih dari tujuh hari.

Kondisi selanjutnya, yakni saat menstruasi diiringi sakit perut luar biasa, serta mengalami mual atau muntah.

"Hal itu yang dikenal sebagai menorrhagia atau menoragia. Menoragia mengacu pada pendarahan hebat yang berlangsung lebih dari tujuh hari," jelasnya saat dihubungi terpisah, Rabu.

Menurut Indra, terdapat banyak kondisi yang dapat berhubungan dengan menoragia, antara lain:

  • Tumor rahim atau miom.
  • Pramenopause.
  • Gangguan tiroid, termasuk hipotiroidisme atau kurangnya produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.
  • Sindrom ovarium polikistik atau PCOS.
  • Kista endometriosis, kondisi saat jaringan endometrium tumbuh di luar rahim.
  • Adenomiosis, yakni endometrium tumbuh ke dalam dinding uterus.
  • Kanker rahim atau kanker leher rahim (serviks).
  • Keguguran.

"Untuk mengeluarkan gumpalan yang lebih besar, serviks atau mulut rahim harus melebar, menyebabkan rasa sakit yang terkadang sangat hebat disertai kram perut bagian bawah," lanjut Indra.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/30/173000065/darah-menstruasi-menggumpal-tanda-ada-kista-ini-penjelasan-dokter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke