Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Langka, Jerapah Tanpa Corak Lahir di Kebun Binatang AS, Apa Penyebabnya?

KOMPAS.com - Fenomena langka terjadi di Brights Zoo, Limestone, Tennessee, Amerika Serikat.

Seekor bayi jerapah tanpa corak khas di kulitnya lahir pada Senin (31/7/2023). Bayi jerapah itu memiliki tinggi 6 kaki atau sekitar 1,82 meter.

Direktur Eksekutif Giraffe Conservation Foundation (GCF) Stephanie Fennessy mengatakan, kelahiran bayi jerapah tanpa corak di kulit itu terbilang langka.

"Tidak pernah melihat jerapah yang serupa di alam liar di Afrika," ujarnya, dilansir dari The Washington Post, Selasa (22/8/2023).

Sebelumnya, fenomena serupa pernah terjadi di Kebun Binatang Ueno, Tokyo, Jepang pada 1972. Hewan langka itu diberinama Toshiko.

Saat itu, petugas kebun binatang menyatakan ada bayi jerapah tanpa corak di kulitnya lahir.

Penyebab bayi jerapan lahir tanpa corak

Selain berleher panjang, corak pada kulit jerapah menjadi ciri khas hewan herbivora ini.

Dikutip dari The Guardian, Senin (21/8/2023), Giraffe Conservation Foundation menyatakan, corak pada jerapah itu berfungsi sebagai kamuflase dan berperan dalam sistem peredaran darah hewan.

Di bawah setiap bintik terdapat pembuluh darah dan jerapah dapat mengirimkan darah ke pembuluh darah ini untuk melepaskan panas.

Namun, pada beberapa kasus, jerapah tidak memiliki corak khas pada kulitnya.

Dokter hewan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Slamet Raharjo mengungkapkan, fenomena bayi jerapah lahir tanpa corak di kulitnya disebabkan karena mutasi genetik.

"(Itu karena) mutasi genetik sehingga kehilangan salah satu warna atau pola warna tubuh," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/8/2023).

Slamet menjelaskan, mutasi genetik bisa terjadi karena berbagai faktor. Misalnya, hidup di luar habitat alami dengan lingkungan dan pakan yang berbeda.

Sehingga, jerapah tersebut akan memaksa tubuh harus beradaptasi dengan lingkungan.

Namun, pada kasus bayi jerapah yang lahir tanpa corak di kulitnya, Slamet memastikan hal itu juga disebabkan karena mutasi gen.

"Mutasi genetik yang terjadi saat organogenesis atau pembentukan organ saat masih embrio atau janin," tandasnya.

Fenomena langka itu juga masih menjadi penelitian pihak konservasi jerapah internasional.

Nama jerapah tanpa corak

Diberitakan USA Today, pihak kebun binatang tengah mengadakan pemungutan suara untuk memberikan nama pada jerapah betina yang lahir tanpa corak itu.

Pihak kebun binatang membuka pemungutan suara melalui halaman Facebook-nya pada Selasa (22/8/2023).

Berikut empat nama yang disediakan:

Jerapah terancam punah

Dikutip dari Today, para ahli percaya bayi jerapah yang lahir tanpa bercak di kulitnya menjadi satu-satunya jerapah berwarna solid yang ada di Bumi dan termasuk dalam jerapah reticulated.

Jerapah reticulated adalah salah satu dari empat spesies jerapah yang berbeda. Hewan berleher panjang ini berasal dari Afrika.

Pada 2018, International Union for Conservation of Nature menambahkannya ke dalam daftar spesies yang terancam punah.

Pihak kebun binatang berharap lahirnya jerapah langka ini dapat membantu menarik perhatian pada konservasi jerapah liar.

Sebab, populasi jerapah semakin berkurang dalam beberapa tahun terakhir.

"Populasi liar secara diam-diam tergelincir menuju kepunahan, dengan 40 persen populasi jerapah liar hilang hanya dalam 3 dekade terakhir," kata pendiri Brights Zoo, Tony Bright.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/23/120000265/langka-jerapah-tanpa-corak-lahir-di-kebun-binatang-as-apa-penyebabnya-

Terkini Lainnya

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke