Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Bayi Tertukar di Bogor Kini Tunggu Hasil Tes DNA, Bagaimana Prosesnya?

Tes DNA juga dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi genetik dalam tubuh terutama yang berkaitan dengan penyakit dan abnormalitas gen.

Di sisi lain, tes tersebut juga dilakukan untuk mengidentifikasi identitas korban kecelakaan maupun pelaku suatu kejahatan.

Bayi tertukar di Bogor tes DNA

Prosedur tes DNA dilakukan salah satunya dalam kasus bayi tertukar di Bogor, Jawa Barat. Dalam kejadian ini, Siti Maulia seorang warga Bogor menduga bayinya tertukar dengan bayi pasien lain selama 11 bulan.

Dilansir dari Kompas.com (22/8/2023), bayi Siti diduga tertukar dengan bayi ibu D saat keduanya menjalani persalinan di Rumah Sakit Sentosa, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, setahun lalu.

Terkait dugaan tersebut, Siti beserta suami serta ibu D dan suaminya melakukan tes DNA untuk mengetahui kebenaran identitas bayi mereka.

Lantas, seperti apa proses tes DNA, keakuratan, dan hasil tes DNA?

Apa itu tes DNA?

Tes DNA atau tes genetik merupakan tes medis yang dilakukan untuk mengidentifikasi gen, kromosom, atau protein dalam tubuh. Lewat pemeriksaan ini, kondisi atau perubahan genetik tertentu dapat diidentifikasi.

Dilansir dari Cleveland Clinic, tes genetik dilakukan dengan cara mengambil sampel darah, kulit, rambut, jaringan, atau cairan ketuban seseorang.

Salah satu jenis tes DNA yang dilakukan ialah tes paternitas DNA. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi genetik warisan ayah dan ibu kepada anaknya.

Tes DNA ini dilakukan untuk mengambil materi asam deoksiribonukleat atau DNA dari seorang laki-laki yang ingin diuji. Lewat tes ini, status seseorang sebagai anak kandung dari laki-laki tersebut dapat diketahui.

Tes DNA ini hasilnya bisa sangat akurat. Sebuah tes dapat menunjukkan akurasi mencapai 99,9 persen jika seorang laki-laki bukanlah ayah biologis dari anaknya.

Pada tes yang dilakukan di tengah kehamilan, bagian tubuh yang diambil adalah darah ibu yang hamil di trisemester pertama. Selain itu, diambil sampel kecil pada jaringan plasenta ataupun cairan ketuban.

Sebaliknya, tes paternitas DNA dilakukan kepada bayi yang sudah lahir dengan pengujian terhadap darah dan sel tubuh ayahnya. Ada dua cara yang akuratnya untuk pengujian ini, berikut ini caranya: 

Tes darah

Ayah dan anak yang ingin diuji lewat tes DNA memberikan sampel darah ke fasilitas kesehatan. Kemudian, sampel tersebut akan dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisis.

Swab atau tes usap

Ayah dan anak diminta mengusap bagian dalam pipi mereka untuk mencari sel bukal. Kapas atau cotton but yang digunakan tadi lantas dikirimkan ke laboratorium.

Setelah berada di laboratorium, pihak medis akan melakukan pemeriksaan sampel berupa pengurutan huruf dari DNA. Kemudian, hasil pengurutan DNA dari ayah kemudian dibandingkan dengan milik sang anak.

Dikutip dari Science News Explore (24/10/2019), hasil tes ini akan berupa urutan huruf-huruf dalam molekuk DNA yang disebut nukleotida.

Ada empat huruf, yakni adenin (A), sitosin (C), timin (T) dan guanin (G). Setiap rangkaian DNA terdiri dari enam miliar huruf.

Para dokter lalu membandingkan urutan semua huruf dalam DNA ayah dengan urutan huruf anak. Urutan huruf tersebut akan berbeda bahkan di antara orangtua dan anak.

Namun, urutan huruf DNA yang mirip akan menunjukkan seberapa dekat kekerabatan antarorang.

Karena tidak ada urutan huruf DNA yang mirip, maka hasil tes ini dapat berupa presentase kemiripan DNA antaranak dan orangtuanya.

Sebagai contoh, anak dan ayah memiliki presentase kecocokan DNA sebesar 80 persen.

Hasil tes DNA bisa didapatkan dalam waktu dua hari hingga beberapa minggu. Lokasi pelaksanaan tes DNA berada di rumah sakit atau layanan kesehatan yang menawarkan pemeriksaan ini.

Sedangkan biaya tes DNA bisa tergantung dengan tempat pemeriksaan.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/23/060000765/kasus-bayi-tertukar-di-bogor-kini-tunggu-hasil-tes-dna-bagaimana-prosesnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke