Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tradisi Menikahkan Satwa dan Puspa

Di sisi lain, melalui WAG Viranegari Nusantara, budayawan Caprianus Lilik KP berbagi beberapa berita tentang tradisi menikahkan satwa dan puspa sebagai ungkapan kebudayaan masyarakat pedesaan Nusantara.

Masyarakat Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, memiliki tradisi unik, yakni "Temanten Kucing".

Pada pelaksanaannya, seekor kucing jantan dan seekor kucing betina dipertemukan menjadi pasangan pengantin.

Prosesi "Temanten Kucing" diawali dengan kirab sepasang kucing yang diletakkan dalam kendang dibawa oleh sepasang pengantin manusia laki-laki dan perempuan. Di belakangnya, para tokoh desa berjajar mengenakan pakaian adat Jawa.

Sebelum dipertemukan, kucing jantan dan kucing betina itu dimandikan di telaga yang sudah ditaburi bunga. Setelah selesai dimandikan, kedua kucing tersebut diarak menuju lokasi pelaminan.

Sepasang manusia laki-laki dan perempuan duduk bersanding di kursi pelaminan, sementara dua pengantin kucing diletakkan di pangkuannya.

Upacara pernikahan ditandai pembacaan doa-doa yang dilakukan sesepuh desa setempat. Selanjutnya, prosesi "Temanten Kucing" dilanjutkan dengan pagelaran seni tradisional Langen Tayub.

Tujuan penyelenggaraan upacara pernikahan kucing tersebut bersifat bukan pamer kemewahan, namun kultural, spiritual, metereologis sekaligus agraris, yaitu memohon hujan kepada Yang Maha Kuasa.

Ada pula masyarakat pedesaan yang menyelenggarakan upacara pernikahan sapi yang dipersiapkan sebagai hewan kurban.

Saya sendiri pernah menyaksikan pergelaran kethek ogleng alias topeng monyet di mana dua kera didandani seperti sepasang pengantin demi menghibur para penonton dengan tontonan jenaka.

Bahkan ternyata yang dinikahkan di Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Mojokerto bukan hewan, namun tanaman tebu sebagai upacara pemberkatan proses penggilingan tebu agar hasilnya berlimpah-ruah.

Segenap fakta tersebut merupakan bukti betapa kreatif masyarakat pedesaan Indonesia dalam mengolah kearifan lokal menjadi acara kebudayaan yang potensial didayagunakan sebagai daya tarik industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia tidak kalah potensial ketimbang K-Pop dan Drakor yang terbukti sukses diekspor oleh pemerintah Korea Selatan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Mohon jangan salah-tafsirkan naskah ini berniat membenarkan perilaku hedonisme flexing pamer kekayaan upacara pernikahan anjing di hotel mewah.

Naskah sederhana ini berniat menghormati harkat dan martabat kesenian rakyat yang sudah memenuhi syarat ojo dumeh, empan papan, ngono yo ngono ning ojo ngono untuk diterima sebagai warisan kebudayaan Nusantara demi menjunjung langit di atas bumi dipijak.

Tradisi pernikahan kucing di Tulungagung dan pernikahan tebu di Mojokerto murni merupakan ungkapan kreatifitas kearifan lokal sebagai kebudayaan rakyat yang tulus tumbuh-kembang di atas lahan peradaban adiluhur bangsa Indonesia. MERDEKA!

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/23/214232965/tradisi-menikahkan-satwa-dan-puspa

Terkini Lainnya

Bukan Segitiga Bermuda, Ini Jalur Laut Paling Berbahaya di Dunia

Bukan Segitiga Bermuda, Ini Jalur Laut Paling Berbahaya di Dunia

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Fosfor, Sehatkan Tulang tapi Perlu Dibatasi Penderita Gangguan Ginjal

7 Pilihan Ikan Tinggi Fosfor, Sehatkan Tulang tapi Perlu Dibatasi Penderita Gangguan Ginjal

Tren
Film Vina dan Fenomena 'Crimetainment'

Film Vina dan Fenomena "Crimetainment"

Tren
5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke