Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal PSHT dan Deretan Aksinya di Yogyakarta

KOMPAS.com - Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT Jogja tengah menjadi sorotan usai aksi bentrok di Jalan Tamansiswa, Kemantren Umbulharjo, Yogyakarta, Minggu (4/6/2023) malam.

Dikutip dari Antara, Senin (5/6/2023), aksi bentrok dengan suporter sepak bola tersebut diduga dipicu pengeroyokan anggota PSHT di Jalan Parangtritis, Bantul, beberapa waktu lalu.

Kapolda DIY Irjen Suwando Nainggolan pun mengatakan, pihaknya telah mengevakuasi para pelaku tawuran ke Mapolda dan memproses kasus penganiayaan anggota PSHT.

Kendati demikian, di media sosial, warganet telanjur melontarkan kekecewaan akibat tawuran dan dugaan perusakan yang dilakukan PSHT.

Bahkan, per Senin (5/6/2023) siang, kata "PSHT" dan "Pendekar" masing-masing menduduki posisi delapan dan tujuh sebagai topik paling banyak diperbincangkan di Twitter.

"Salah satu bukti kelakuan pendekar PSHT yang meresahkan warga Jogja, pedagang diancam dan diduga dilakukan persekusi karena memvideo aksi mereka di sekitar Tamsis," tulis warganet, Minggu.

"Terpantau pendekar PSHT masih sempat menghidupkan petasan dr dalam truk polisi ketika diamankan, dan diarahkan ke warga jogja yg berada disekitaran jalan tamsis," twit warganet lain, Minggu malam.

Lantas, apa itu PSHT yang tengah menjadi topik pembicaraan?

PSHT, organisasi silat tertua di Indonesia

PSHT adalah salah satu organisasi dan perguruan silat tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1922.

Dilansir dari Kompas.com (9/8/2022), PSHT didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetama dengan nama awal Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC).

Ki Hadjar Hardjo Oetama merupakan murid dari Ki Ngabehi Soerodiwiryo atau kerap dipanggil Eyang Suro yang menjadi cikal bakal PSHT.

Namun, kelompok ini kemudian dicurigai oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai gerakan perlawanan, sehingga dibubarkan.

Tak hanya itu, Ki Hadjar Hardjo juga dibuang ke Jember, Cipinang, dan Padangpanjang, Sumatera Barat.

Sepulang dari masa pengasingan, ia kembali mengaktifkan SH PSC dengan mengganti nama "pencak" menjadi "pemuda" sebagai siasat agar tidak dibubarkan Belanda.

Nama SH PSC kemudian diubah lagi menjadi Setia Hati Terate pada 1942, atas usulan dari Soeratno Soerengpati, seorang tokoh pergerakan Indonesia.

Kendati demikian, saat itu SH Terate baru bersifat perguruan, bukan organisasi. Barulah pada 1948, perguruan SH Terate diubah menjadi organisasi Persaudaraan Setia Hari Terate yang dipimpin Soetomo Mengkoedjojo.

Perubahan tersebut berdasarkan hasil konferensi yang diadakan di rumah Ki Hadjar Hardjo di desa Pelangbango, Madiun, Jawa Timur.

Seiring berkembangnya zaman, kepemimpinan PSHT dilanjutkan M Irsyad pada 1950.

Di masa ini, ada beberapa tambahan materi latihan, yaitu 90 senam, jurus belati, dan jurus toya.

Di masa RM Imam Koesoepangat (1974), PSHT berkembang cukup pesat hingga memiliki belasan juta anggota dari seluruh dunia.

Selepas Imam Koeseopangat, tongkat kepemimpinan organisasi ini dipegang oleh Tarmidji Boedi Harsono pada 1981.

Saat menjabat, Tarmidji mendirikan Yayasan Setia Hati Terate untuk mengelola kekayaan PSHT.

Sementara pada masa kepemimpinan M Taufiq (2016-2021), terjadi perubahan struktur di tubuh PSHT.

Taufiq menambahkan bidang pengabdian masyarakat agar bisa memberi dampak langsung kepada warga.

Bukan hanya di Indonesia, saat ini PSHT telah menyebar ke berbagai negara, seperti Belanda, Perancis, Belgia, Jerman, dan Amerika Serikat.

Deretan aksi PSHT Jogja

Sebelum aksi bentrok pada Minggu malam, ratusan anggota PSHT sempat mendatangi Mapolres Bantul, Senin (29/5/2023).

Mereka datang untuk mengawal kasus salah satu anggotanya, Ali Sutanto, yang dikeroyok orang di sekitar Parangtritis.

"Kedatangan kami untuk mendesak agar polisi segera menangkap pelaku pengeroyokan terhadap anggota PSHT," kata Haryadi, dikutip dari Kompas.com (29/5/2023).

Hingga pada Rabu (31/5/2023), tiga orang yakni DP (27) dan BA (31), warga Kota Yogyakarta, serta HA (27) warga Jawa Barat, pun telah ditetapkan sebagai tersangka.

Jauh sebelum kasus ini, PSHT Jogja juga menuai perhatian lantaran terlibat cekcok dengan tukang parkir di parkiran Senopati, Kota Yogyakarta.

Diberitakan Kompas.com (10/8/2022), cekcok tidak sampai memakan korban, dan tidak ada laporan kepada pihak kepolisian lantaran masalah sudah terselesaikan.

Cekcok sendiri dipicu salah seorang rombongan sepeda motor yang melintas merasa tersinggung dengan tukang parkir.

Namun, kasus ini telah selesai berkat mediasi, dan kedua belah pihak saling memaafkan. Pihak warga dan PSHT juga tidak saling menuntut atas kerugian yang diakibatkan pada kejadian tersebut.

(Sumber: Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh, Markus Yuwono, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Khairina, Robertus Belarminus)

https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/05/131500265/mengenal-psht-dan-deretan-aksinya-di-yogyakarta

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke