Sesuai aturan pemerintah, masyarakat menjalani libur cuti bersama Lebaran 2023 selama 19 hingga 25 April 2023. Setelah itu, para pekerja dan anak sekolahan kembali masuk.
Berakhirnya libur Lebaran tahun ini, meninggalkan banyak pengalaman unik dan berkesan yang dialami para pemudik.
Ada yang pulang kampung membawa barang-barang yang tidak biasa, hingga tertinggal rombongan.
Berikut cerita unik dari para pemudik:
Berkat program itu, ia bersama istri dan putranya akhirnya bisa pulang ke kampung halaman di Yogyakarta setelah 10 tahun tidak mudik Lebaran.
"Kalau mudik Lebaran, baru ini, karena setelah 10 tahun enggak pernah pulang. Tapi, kalau ke sana (DI Yogyakarta) enggak pernah pas momen Lebaran," ungkap Deni di Monas, Jakarta Pusat, Senin (17/4/2023), dikutip dari Kompas.com.
Pria yang tinggal di Pondok Kelapa, Jakarta Timur ini terakhir kali merayakan Lebaran di kampung adalah 10 tahun lalu.
"Lebaran terakhir pulang itu 10 tahun lalu. Tapi, selain Lebaran, itu 2019, sebelum Covid-19 (ke DI Yogyakarta)," lanjut dia.
Berkat ikut mudik gratis, Deni mengaku bisa menghemat biaya perjalanan hingga Rp 3 juta untuk pulang-pergi naik kereta.
"Mau ke Surabaya, kangen masakan ibu," kata Suswanto di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni, Selasa (18/4/2023).
Ia menghabiskan waktu dua malam via darat untuk pulang ke kampung halaman. Ini adalah pertama kalinya ia mudik sejak tiga tahun lalu.
"Terakhir tahun 2019, terus kan Covid nggak boleh mudik, baru ini lagi mudik ke Surabaya," jelasnya.
Suswanto memilih mudik menggunakan mobil sendiri agar perjalanan bisa lebih santai. Untungnya, perjalanan dari Medan hingga Lampung tidak terlalu ramai.
Jarak tempuh yang mencapai ribuan kilometer dirasanya tidak terlalu membuat lelah.
"Kita bawa santai, kalau capek berhenti istirahat. Barang bawaan juga nggak banyak, sekadar oleh-oleh buat keluarga di Surabaya," pungkasnya.
Ia harus menggunakan keranjang dan menumpuk karung di bagian atas motor dan depan tubuhnya agar seluruh muatan terbawa. Padahal, Edi mudik menggunakan motor Honda Revo selama 6 jam.
"Daripada dimarahin istri gak bawa apa-apa, mau gak mau bawa semua barang buat anak istri," kata Edi, Selasa (18/4/2023) dini hari, dilansir dari Kompas.com.
Barang yang dibawanya terdiri dari beras 30 kg, makanan, parsel, hingga beberapa peralatan gergaji dan perkakas lainnya untuk dijual di Lampung.
Sebelum melakukan perjalanan mudik, Edi melakukan persiapan khusus, seperti mengecek kondisi motornya dan stamina. Semua itu dilakukan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Ia seharusnya mudik dari Bogor ke Sukabumi dengan motor bersama anaknya yang berusia 5 tahun yang berkebutuhan khusus. Keduanya terpisah di Jalur Transyogi, Cileungsi-Jonggol, Kabupaten Bogor.
"(Tertinggal ortunya posisinya jauh) iya itu jadi kejadiannya hari ini jam 12.00 WIB. Jaraknya itu dari Rawaingkik ke Citraland lumayan jauh sekitar 4 kilometer," kata Panit Lantas Polsek Cileungsi Ipda Wendy Setia Wiguna, kepada Kompas.com.
Wendy menyebut, anak itu ditemukannya tepat di seputaran Rawaingkik, Jalan Raya Cileungsi-Jonggol.
Pihaknya lalu membawa anak tersebut ke pos pengaman operasi Ketupat Lodaya 2023 Polsek Cileungsi. Saat diajak komunikasi, ia terbata-bata dan sedih karena ditinggal sang ayah.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak-bapak polisi yang telah mengamankan anak saya hingga dapat dipertemukan kembali," ucap Yudi.
Yudi dan anaknya akhirnya berhasil kembali bertemu setelah terpisah kurang lebih satu jam.
Kompas.com memberitakan, kedua anaknya duduk bersama ibu mereka di gerbong kereta api berbeda dengan sang ayah. Mereka bertiga di gerbong enam sementara Malaudin di gerbong satu.
Namun, saat tiba di Stasiun Kutowinangun, Kebumen, sang istri pergi menemui suaminya. Melihat ibu mereka tidak berada di gerbong, kedua anak itu memutuskan turun dari kereta api. Mereka salah mengira nama stasiun tujuan mereka.
Seharusnya, rombongan Malaudin turun di Stasiun Kutoarjo, Purworejo kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Kaligesing. Ternyata kedua anaknya salah turun stasiun karena nama stasiun yang mirip.
"Saya lagi tidur dibangunin sama adik karena kereta berhenti di stasiun, kemudian kami turun, dibilang bahwa Stasiun Kutoarjo. Saat kereta jalan, dan saya bertanya ke satpam ternyata Stasiun Kutowinangun," kata Faiz usai bertemu orang tuanya di Stasiun Kutoarjo, dikutip dari Kompas.com.
Untungnya, kedua kakak beradik ini dibantu petugas keamanan Stasiun Kutowinangun menghubungi orang tua mereka. Keduanya diantar menggunakan ojek dan bertemu kembali dengan orang tuanya di Stasiun Kutoarjo.
(Sumber: Rasyid Ridho, Tri Purna Jaya, Muhammad Naufal | Editor: Riska Farasonalia, Maya Citra Rosa, Reni Susanti, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/26/170000065/cerita-unik-dari-para-pemudik-bawa-oleh-oleh-300-kg-hingga-salah-turun