Ia memasuki gua yang diketahui berada di dekat Kota Granada itu semenjak penularan Covid-19 masih tinggi di seluruh dunia, tepatnya pada 20 November 2021.
Ia keluar pada Jumat (14/4/2023) pukul 09.00 waktu setempat.
Dikutip dari Guardian, Flamini memasuki gua saat masih berusia 48 tahun dan menghabiskan waktunya di gua sedalam 70 meter.
Ia melakukannya karena bertekad untuk mempelajari lebih lanjut mengenai bagaimana pikiran dan tubuh manusia dapat menghadapi kesunyian dan kekurangan yang ekstrem.
Itu adalah bagian dari penelitian yang dipantau secara ketat oleh tim ilmuwan dari universitas Almeria, Granada, dan Murcia.
Pemantauan dilakukan menggunakan teknologi perpesanan khusus dan terbatas yang disediakan oleh tim ilmuwan.
Dia juga diawasi oleh sekelompok psikolog, pelatih fisik, dan ahli speleologi (spesialis studi dalam gua), namun tidak melakukan kontak sama sekali dengan Flamini.
Atlet yang berasal dari Madrid itu dianggap sudah memecahkan rekor dunia waktu terlama orang telah menghabiskan waktu sendirian di dalam gua.
Kegiatan di dalam gua
Saat menghabiskan waktunya di gua tersebut, ia melakukan kegiatan menggambar, merajut topi wol, dan berolahraga.
Ia juga sudah membaca sebanyak 60 buku dan menghabiskan sekitar 1.000 liter air, menurut tim pendukung.
Selain itu, ia juga dibekali dua kamera action untuk merekam pengalamannya selama di gua untuk dijadikan film dokumenter.
Dia mengungkapkan telah lupa sudah berapa lama dirinya dia gua setelah hari ke-65.
Terdapat saat-saat yang menurutnya sulit, salah satunya saat ia diserbu oleh gerombolan lalat.
“Ada invasi lalat. Mereka masuk, mereka meletakkan larva mereka dan saya tidak mengendalikannya sehingga saya tiba-tiba diselimuti oleh lalat,” katanya.
Untuk membuang hajat, Flamini mempunyai beberapa titik tertentu yang masing-masing satu titiknya untuk lima kali buang hajat.
“Tidak ada cara lain dan lima adalah batas saya,” ungkapnya.
Perasaan di dalam gua
Dilansir dari TrtWorld, ia menceritakan perasaan campur aduk ketika di dalam gua karena kesunyian yang melanda.
Meski begitu, ia berusaha sekuat mungkin untuk mengendalikan dirinya.
“Kamu harus tetap sadar akan perasaanmu. Jika kamu takut, itu adalah sesuatu yang wajar tetapi jangan pernah membiarkan kepanikan masuk atau kamu lumpuh,” terangnya.
Ia lebih sering berbicara kepada dirinya sendiri di dalam dirinya, dan tidak berbicara dengan keras, yang membuatnya menjadi sangat akrab dengan dirinya sendiri.
Ditanya apakah dia pernah berpikir untuk menekan tombol panik atau meninggalkan gua, ia lantas menjawab tidak pernah.
“Tidak pernah. Sebenarnya, saya tidak ingin keluar,” tuturnya.
Dia bersikeras untuk tidak diberitahu dalam keadaan apa pun di luar gua, bahkan tentang kematian di keluarganya.
“Jika tidak ada komunikasi, maka tidak ada komunikasi apa pun keadaannya. Orang-orang yang mengenal saya tahu dan menghormatinya,” tegasnya.
Dijemput
Flamini sedikit kesal ketika waktu baginya untuk meninggalkan gua tiba.
Saat itu, ia sedang tidur yang kemudian dijemput oleh tim yang memantaunya.
“Saya sedang tidur, atau setidaknya tertidur. Ketika mereka turun untuk menjemput saya, saya pikir sesuatu telah terjadi,” ucapnya.
“Sudah? Tidak mungkin. Saya belum menyelesaikan buku saya,” tuturnya kepada tim penjemput.
Ia pun tersenyum lebar dan tetap bugar ketika keluar dari gua tersebut, menunjukkan kebanggan tersendiri setelah hidup di dalam gua selama 500 hari.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/15/133000365/kisah-seorang-atlet-hidup-500-hari-di-dalam-gua-kesal-saat-dijemput