Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada, Ini 7 Penyebab Asam Lambung pada Bayi

KOMPAS.com - Asam lambung adalah masalah pencernaan yang cukup umum, terjadi akibat isi perut atau lambung bergerak kembali ke kerongkongan.

Dikutip dari Medical News Today, kondisi asam lambung dapat menyebabkan mulas dan sensasi "terbakar" akibat sebagian kandungan asam dalam lambung naik ke kerongkongan.

Ketika Anda mengalami gejala asam lambung yang terlalu sering, bisa jadi merupakan tanda penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD).

Ternyata, asam lambung tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Kondisi ini juga umum terjadi pada bayi dan paling sering terjadi setelah menyusui.

Meskipun belum diketahui apa penyebab pastinya, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya asam lambung pada bayi.

Lantas, apa saja penyebab asam lambung pada bayi?

Dilansir dari Healthline, berikut adalah 7 faktor yang berisiko menyebabkan asam lambung naik pada bayi:

1. LES yang belum matang

Sfingter esofagus bagian bawah (LES) adalah cincin otot bagian bawah kerongkongan bayi yang terbuka untuk memungkinkan makanan masuk ke perut.

Otot LES akan menutup kembali untuk mencegah agar isi perut tidak naik kembali ke kerongkongan.

Otot ini mungkin belum sepenuhnya matang pada bayi atau anak-anak, terutama pada bayi yang masih prematur.

Saat LES belum cukup kuat, isi lambung bisa mengalir kembali ke kerongkongan sehingga menyebabkan bayi gumoh atau muntah.

Naiknya isi perut bisa terjadi karena kerongkongan bayi lebih pendek sehingga memiliki jarak tempuh yang singkat

Dan jika kerongkongan lebih sempit dari biasanya, lapisannya mungkin lebih mudah teriritasi.

3. Makanan yang dikonsumsi

Makanan tertentu dapat menyebabkan refluks asam, namun itu tergantung pada usia bayi Anda. Misalnya, buah jeruk dan produk tomat meningkatkan produksi asam di lambung.

Begitu juga makanan seperti cokelat dan makanan berlemak tinggi dapat membuat LES terbuka lebih lama, menyebabkan isi lambung naik.

Sehingga, mengubah makanan pemicu yang dimakan bayi dapat membantu mengurangi kemungkinan refluks asam. Dan jika Anda menyusui, mengubah pola makan Anda dapat membantu bayi.

4. Kondisi gastroparesis

Gastroparesis adalah gangguan yang menyebabkan perut membutuhkan waktu lebih lama untuk dikosongkan.

Perut biasanya berkontraksi untuk memindahkan makanan ke usus kecil untuk pencernaan.

Namun otot perut tidak dapat bekerja dengan baik jika terjadi kerusakan pada saraf vagus, karena saraf ini mengontrol pergerakan makanan dari lambung melalui saluran pencernaan.

Dalam kondisi gastroparesis, isi perut akan berada di perut untuk waktu yang lebih lama dari yang seharusnya, sehingga mendorong asam lambung untuk naik

Hernia hiatal adalah kondisi di mana bagian perut menempel melalui lubang di diafragma.

Hernia hiatal kecil tidak menyebabkan masalah, tetapi yang lebih besar dapat menyebabkan refluks asam dan mulas.

Hernia hiatal sangat umum, terutama pada orang berusia di atas 50 tahun, tetapi jarang terjadi pada bayi.

Hernia hiatal pada anak-anak biasanya bawaan (hadir saat lahir) dan dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.

6. Posisi saat menyusui

Posisi bayi selama dan setelah menyusui menjadi salah satu faktor penyebab asam lambung naik pada bayi, dan ini sering diabaikan.

Posisi horizontal memudahkan isi lambung untuk naik ke kerongkongan.

Menjaga bayi dalam posisi tegak saat Anda memberinya makan dan selama 20 hingga 30 menit sesudahnya dapat mengurangi risiko

7. Memberi makan berlebihan

Memberi makan si kecil terlalu banyak sekaligus dapat menyebabkan asam lambung. Begitu juga dengan memberi makan bayi Anda terlalu sering.

Kelebihan pasokan makanan dapat memberi terlalu banyak tekanan pada LES, yang akan menyebabkan bayi Anda gumoh.

Tekanan yang tidak perlu itu dihilangkan dari LES dan refluks berkurang saat Anda lebih sering memberi makan bayi lebih sedikit.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/09/100000065/waspada-ini-7-penyebab-asam-lambung-pada-bayi

Terkini Lainnya

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke