Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Seseorang Mengalami Mimpi Buruk? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

KOMPAS.com - Mimpi adalah pengalaman bawah sadar atau halusinasi yang terjadi selama seseorang tertidur.

Anda dapat bermimpi pada tahap tidur apa pun, tetapi mimpi yang paling nyata biasanya terjadi pada fase tidur rapid eye movement (REM) atau fase tidur bermimpi.

REM adalah fase tidur ketika otak Anda sangat aktif, mata akan bergerak cepat saat tertutup, namun Anda kehilangan kendali otot untuk sementara.

Mengapa manusia mengalami mimpi buruk?

Mimpi buruk dianggap sebagai mimpi yang lebih menakutkan, menjengkelkan, bahkan mengganggu kenyamanan ketika tertidur.

Dilansir dari Healthline, mimpi buruk cenderung disebabkan oleh stres, kecemasan, atau terkadang sebagai reaksi terhadap pengobatan tertentu.

Namun, jika terlalu sering mengalami mimpi buruk, Anda mungkin mengalami masalah gangguan tidur (sleeping disorder).

Mimpi buruk dapat disebut sebagai masalah gangguan tidur jika terlalu sering dialami, menyebabkan Anda merasa cemas untuk tidur, atau membawa masalah psikologis lainnya.

Orang umumnya mengalami mimpi buruk lebih jarang dan hanya sesekali. Namun, ada sekitar 5 persen populasi yang mengalami sleeping disorder dengan mimpi buruk terus-menerus.

Mimpi buruk bisa menakutkan dan memiliki efek yang bertahan lama bahkan saat Anda sudah bangun.

Sejalan dengan itu, dilansir dari Clevelandclinic, mimpi buruk umumnya dikaitkan dengan berbagai kondisi dan peristiwa tertentu, antara lain sebagai berikut:

1. Post-traumatic stress disorder (PTSD)

Bagi seseorang yang hidup dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD), mimpi buruk sering kali merupakan bagian dari pengalaman yang berulang atau menghidupkan kembali trauma mereka.

2. Alkohol

Terlalu banyak mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan terjadinya mimpi buruk atau memperburuk yang sebelumnya sudah dialami.

3. Stres

Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan seseorang lebih banyak mimpi dan bermimpi buruk.

Hal tersebut kemungkinan karena stres dapat mendorong proses emosional yang terjadi selama bermimpi menjadi lebih cepat.

4. Gangguan psikologis

Gangguan psikologis atau gangguan mental seperti depresi dan kecemasan menjadi faktor yang cukup sering dikaitkan dengan mimpi buruk.

5. Selesai minum obat

Berhenti mengonsumsi obat tertentu juga dapat menyebabkan seseorang mengalami lebih banyak mimpi buruk.

Misalnya antidepresan, ketika dikonsumsi, obat ini menekan dan mengurangi jumlah fase tidur REM.

Saat berhenti minum antidepresan, Anda cenderung akan mengalami peningkatan fase REM dan menyebabkan sering mengalami mimpi.

6. Sleep apnea yang tidak diobati

Seseorang yang mendapatkan bantuan untuk masalah sleep apnea yang tidak diobati, sering kali memiliki tingkat ingatan mimpi yang tinggi dan berpotensi mengalami mimpi buruk.

Jika Anda menderita sleep apnea, Anda akan mengalami gangguan tidur yang terfragmentasi.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/24/220000565/mengapa-seseorang-mengalami-mimpi-buruk-berikut-penjelasan-ilmiahnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke