Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali Gejala Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com - Paru-paru basah, atau dalam istilah medis disebut pneumonia, adalah infeksi kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru.

Kantong udara dapat berisi cairan atau nanah yang menyebabkan batuk berdahak, demam, menggigil, hingga kesulitan bernapas.

Berbagai organisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur, dapat menyebabkan seseorang terkena paru-paru basah.

Paru-paru basah paling serius bisa dialami bayi dan anak kecil, lansia, dan orang dengan masalah kesehatan atau sistem kekebalan yang lemah.

Gejala paru-paru basah/pneumonia

Tanda dan gejala paru-paru basah bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada faktor-faktor seperti jenis kuman penyebab infeksi, usia, dan kesehatan penderitanya secara keseluruhan.

Tanda dan gejala ringan seringkali mirip dengan pilek atau flu, namun berlangsung lebih lama.

Dikutip dari American Lung Association, berikut gejala paru-paru basah berdasarkan jenisnya:

1. Pneumonia bakterial (bacterial pneumonia)

Pneumonia bakterial adalah jenis penyakit paru-paru basah paling umum yang disebabkan oleh bakteri.

Pneumonia bakterial cenderung lebih serius dibandingkan jenis paru-paru basah lainnya, dengan gejala yang memerlukan perawatan medis.

Gejala paru-paru basah akibat bakteri ini dapat berkembang secara bertahap atau tiba-tiba.

Penderita dapat mengalami demam yang meningkat hingga 40,5 derajat Celsius disertai keringat berlebih dan peningkatan pernapasan serta denyut nadi yang cepat.

Bibir dan kuku juga bisa memiliki warna kebiruan karena kekurangan oksigen dalam darah. Bahkan dapat berpengaruh terhadap keadaan mental penderitanya, seperti bingung atau mengigau.

Gejala awal jenis paru-paru basah ini mirip dengan gejala influenza, yakni demam, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan lemas.

Gejala paru-paru basah yang disebabkan virus biasanya akan berkembang selama beberapa hari.

Dalam satu atau dua hari, gejalanya biasanya memburuk, dengan meningkatnya batuk, sesak napas, dan nyeri otot. Bahkan penderita berpotensi mengalami demam tinggi dan mungkin ada kebiruan pada bibir.

3. Paru-paru basah pada bayi dan lansia

Gejala dapat bervariasi pada populasi tertentu. Bayi yang menderita paru-paru basah sebagian tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

Namun, ada pula yang mengalami gejala muntah, demam dan batuk, tampak gelisah, sakit, atau lelah dan tanpa tenaga.

Lansia dan orang yang memiliki penyakit serius atau sistem kekebalan yang lemah mungkin memiliki gejala yang lebih sedikit dan lebih ringan.

Lansia yang menderita paru-paru basah terkadang mengalami perubahan kesadaran mental secara tiba-tiba. Bagi individu yang sudah memiliki penyakit paru-paru kronis, gejala tersebut dapat memburuk.

Tanda umum penyakit paru-paru basah

Dilansir dari laman Mayoclinic, penderita paru-paru basah bisa mengalami beberapa tanda dan gejala berikut :

  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk
  • Kebingungan atau perubahan kesadaran mental, khususnya pada lansia
  • Batuk, yang dapat menghasilkan dahak
  • Kelelahan
  • Demam, berkeringat, dan menggigil
  • Suhu tubuh lebih rendah dari normal, terutama lansia dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah
  • Mual, muntah, atau diare
  • Sesak napas

Temui dokter jika Anda mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada, demam terus-menerus 39 derajat Celsius atau lebih tinggi, atau batuk terus-menerus.

Untuk beberapa lansia dan orang dengan gagal jantung atau masalah paru-paru kronis, paru-paru basah dapat dengan cepat menjadi kondisi yang mengancam jiwa.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/02/091500265/kenali-gejala-paru-paru-basah-yang-perlu-diwaspadai

Terkini Lainnya

Bukan Segitiga Bermuda, Ini Jalur Laut Paling Berbahaya di Dunia

Bukan Segitiga Bermuda, Ini Jalur Laut Paling Berbahaya di Dunia

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Fosfor, Sehatkan Tulang tapi Perlu Dibatasi Penderita Gangguan Ginjal

7 Pilihan Ikan Tinggi Fosfor, Sehatkan Tulang tapi Perlu Dibatasi Penderita Gangguan Ginjal

Tren
Film Vina dan Fenomena 'Crimetainment'

Film Vina dan Fenomena "Crimetainment"

Tren
5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke