KOMPAS.com - Unggahan yang memperlihatkan lulusan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kudus diterima di tiga fakultas kedokteran (FK) pada perguruan tinggi yang berbeda viral di media sosial Twitter.
Cuitan tersebut diunggah oleh akun base ini dan sudah ditayangkan sebanyak 1,2 juta kali hingga Kamis (26/1/2023).
Pengunggah membagikan foto ucapan selamat kepada lulusan MAN 1 Kudus bernama Nadeazka Najwa.
Ia diterima di FK Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang melalui jalur seleksi ujian atau tes.
"guys kakaknya keren banget pengen kaya gini juga, kirakira kakaknya makan apa ya bisa se pinter ini," tulis pengunggah.
Tanggapan warganet
Pengguna Twitter yang mengetahui unggahan tersebut lantas memberikan tanggapan mereka.
Sebagian dari mereka mengaku iri, memberikan pujian, termasuk penasaran dengan cara Nadeazka lolos penerimaan mahasiswa baru di di FK UGM, Undip, dan Unissula.
"gua iri bgt sm orang yg punya kepercayaan diri tinggi gini. pasti salah satu yg bikin dia bisa kaya gitu karena dia PD, berusaha juga tentunya," balas akun ini.
"Ini jadiin motivasi buat aku untuk semakin kerja keras. Biar nanti kalo aku punya anak aku pengen memfasilitasi mereka buat bisa tumbuh baik dan syukur2 bisa berprestasi kayak kakaknya," cuit akun ini.
"buka tutor belajar dong kak," timpal akun Twitter yang lain.
Lantas, bagaimana perjalanan Nadeazka diterima di FK UG, Undip, dan Unissula?
Tips Nadeazka diterima di perguruan tinggi bergengsi
Setelah foto ucapan dari MAN 1 Kudus viral di Twitter, Nadeazka buka suara sekaligus membeberkan tips bagaimana ia diterima di FK UGM, Undip, dan Unissula.
Kepada Kompas.com, Rabu (25/1/2023), Nadeazka mengonfirmasi bahwa dirinya adalah lulusan MAN 1 Kudus jurusan IPA angkatan 2022.
Sebelum "bertarung" dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru, Nadeazka ternyata sudah memiliki cita-cita untuk berkuliah di FK program studi (prodi) kedokteran umum.
Ia beralasan, keinginan tersebut adalah cita-citanya sejak kecil untuk menjadi dokter ketika dewasa.
"Supaya bisa berguna untuk masyarakan dan memberikan akses kepada orang yang kurang mampu yang memiliki keterbatasan dalam segi kesehatan secara gratis," katanya melalui pesan singkat.
Dari situlah, Nadeazka mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru pada perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN.
Ia mencantumkan prodi kedokteran umum pada pilihan 1 dan 2, namun keberuntungan belum berpihak kepadanya.
Kendati demikian, Nadeazka tidak patah arang dan memutuskan untuk mendaftar pada jalur penerimaan mahasiswa lainnya.
"Setelah saya menikmati masa sedih saya ketolak jalur tersebut alhasil saya memutuskan untuk mendaftar jalur-jalur yang buat saya anti-mainstream," tutur Nadezka.
Tips belajar
Agar diterima di FK UGM, Undip, dan Unissula, Nadeazka berusaha mati-matian supaya keingiannya menjadi dokter tercapai.
Cara pertama yang ia lakukan adalah membagi waktunya menjadi tiga bagian, yakni belajar, organisasi, dan free time.
"Pertama, waktu belajar aku biasanya makai jam di kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah hari Senin-Sabtu di jam pagi sampai sore," ungkapnya.
"Waktu organisasi aku pakai di hari Senin sampai Sabtu di jam malam. Dan, waktu free time khusus buat hari Minggu pagi sampai sore," sambung Nadeazka.
Di samping membagi waktu, ia belajar menggunakan metode visual atau warna supaya materi yang dipelajari lebih mudah diingat.
Ia juga menggunakan cara belajar "jembatan keledai" untuk menghafal dan siasat ini pernah ia pelajari ketika mendaftar pada salah satu bimbingan belajar (bimbel).
"Dengan pemakaian The K*** (rumus milik bimbel) yang sampai saat ini saya masih ingat betul dan belajar dari itu kini saat kuliah ketika menghafal dan memahami sesuatu pasti aku buat kata atau alan pintas untuk memahami itu," jelasnya.
Membagi waktu belajar
Selain cara-cara yang sudah disebutkan, Nadeazka juga membagi waktu belajaranya menjadi dua kali putaran.
Putaran pertama selama 45 menit belajar dan 15 menit istirahat.
Sementara, putaran kedua, ia belajar selama 50 menit dan beristirahat selama 10 menit yang dilanjutkan dengan jeda supaya tidak burnout.
Berkat usahanya itu, Nadeazka diterima di S-1 Kedokteran UGM kelas Internasional undergraduate Program (IUP) Coass Luar Negeri, S-1 Kedokteran Undip melalui jalur seleksi, dan S-1 Pendidikan Kedokteran Unissula dan mendapat beasiswa 100 persen.
Dengan lolosnya Nadeazka di FK UGM, Undip, dan Unissula, Humas MAN 1 Kudus Etty mengatakan bahwa pihaknya selalu memberi semangat kepada siswa-swisinya untuk bersaing pada penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi yang bergensi.
Mereka juga didorong oleh MAN 1 Kudus untuk mendaftar jalur mandiri di perguruan tinggi selepas penyelenggaraan SNMPTN atau SBMPTN.
"Jadi di MAN 1 Kudus semuar guru, utamanya guru BK, selalu memberikan semangat kepada anak-anak kalau tidak lolos SNMPTN bukan akhir tetapi awal perjuangan" kata Etty kepada Kompas.com.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/26/100500565/cerita-nadeazka-najwa-lulusan-man-1-kudus-yang-diterima-di-fk-ugm-undip-dan