Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Diskon Tiket Kereta untuk Civitas dan Alumni 6 Universitas, Ini Cara Daftarnya

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video soal diskon tiket kereta api untuk alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), viral di media sosial.

Unggahan tersebut diunggah oleh akun TikTok ini.

"Alumni UGM udah pada tau belum?" tulis pengunggah.

Dalam video singkat berdurasi 24 detik itu, terlihat tata cara pembelian tiket menggunakan tarif reduksi untuk alumni UGM.

Hingga Jumat (6/1/2023), video itu sudah disukai sebanyak lebih dari 7.500 kali oleh pengguna TikTok lainnya.

Sebagaimana diketahui, diskon tiket kereta tersebut adalah bagian dari tarif reduksi civitas akademika sejumlah perguruan tinggi.

Lalu, bagaimana cara mendaftar tarif reduksi kereta api ini?

Berlaku bagi civitas dan alumni UNS, UGM, ITB, ITS, UNY, Unair

VP Public Relations PT KAI Joni Martinus mengatakan, fasilitas tarif reduksi tiket KA yang berlaku sejak 2022 kembali dilanjutkan ke 2023.

"PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyediakan tarif reduksi untuk civitas akademika sejumlah perguruan tinggi, dilanjutkan untuk tahun 2023," ujar Joni, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/1/2023).

Ia menjelaskan, saat ini KAI memberikan diskon sebesar 10 persen untuk dosen dan tenaga kependidikan UNS, UNPAD, UI, UGM, ITB, dan ITS, serta anggota ikatan alumni UNS, UGM, ITB, ITS, UNY, dan UNAIR.

Sebab, nama-nama universitas tersebut telah bekerja sama dengan PT KAI.

"Pemberian diskon ini merupakan sebuah bentuk peningkatan pelayanan yang KAI berikan guna terus memberikan layanan kereta api yang aman, nyaman, dan terjangkau," ujar Joni.

"Harapannya, semakin banyak masyarakat yang bepergian menggunakan kereta api," sambung dia.

Ke depan, kata Joni, tidak tertutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak perguruan tinggi yang akan bekerja sama dengan KAI untuk mendapatkan diskon khusus untuk pembelian tiket kereta api.

Tarif ini berlaku untuk perjalanan KA jarak jauh dan menengah untuk kelas ekonomi, bisnis, maupun eksekutif.

Adapun pembelian tiket harus dilakukan melalui aplikasi KAI Access dengan memasukkan nomor reduksi yang telah didaftarkan sebelumnya melalui Loket, Customer Service, atau lokasi lainnya sesuai kerja sama antara KAI dan perguruan tinggi tersebut.

Cara daftar tarif reduksi KA

Dilansir dari Kompas.com, (8/9/2022), untuk mendapatkan diskon tarif KA jarak jauh dan menengah, baik dosen dan tenaga kependidikan (civitas) serta alumni harus melakukan registrasi terlebih dahulu.

Hal ini untuk pencatatan hak diskon tarif.

Berikut tata caranya:

1. Registrasi dilakukan di customer service (CS) stasiun dengan melampirkan:

  • Kartu tanda penduduk (KTP)
  • Kartu bukti diri sebagai civitas atau alumni perguruan tinggi yang bekerjasama dengan KAI.

2. Bagi civitas wajib memiliki kartu bukti diri sebagai dosen dan tenaga pendidik yang tercantum nomor induk pegawai (NIP) atau nomor induk kepegawaian (NIK).

Sedangkan bagi keluarga alumni perguruan tinggi, wajib memiliki kartu anggota alumni atau kartu anggota digital yang tercantum nomor keanggotaan atau ijazah.

3. Setelah melakukan registrasi di CS, calon pengguna harus mengunduh dan mengaktifkan aplikasi KAI Access.

Anda dapat melakukan registrasi di KAI Access menggunakan NIK sesuai dengan yang terdaftar di CS.

4. Apabila proses registrasi berhasil, pilihan diskon tarif secara otomatis akan tersedia di aplikasi KAI Access.

5. Pilihan menu reduksi hanya bisa didapatkan melalui aplikasi KAI Access, dan tidak dapat diberikan melalui penjualan di loket stasiun.

Sebagai informasi, saat proses boarding dan pemeriksaan di atas kereta, wajib menunjukkan identitas asli atas hak reduksi.

Selanjutnya, pada kereta api yang sama, satu penumpang hanya berhak atas satu tiket dengan tarif reduksi.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/07/060000565/ada-diskon-tiket-kereta-untuk-civitas-dan-alumni-6-universitas-ini-cara

Terkini Lainnya

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke