Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Ramallah, Kota Pusat Pemerintahan Palestina

Selain menjadi pusat pemerintahan Palestina, Ramallah juga menyimpan sejarah panjang perjalanan negara itu.

Nama Ramallah terdiri dari kata "ram", sebuah kata dari bahasa Aram yang berarti "bukit" dan "Allah" yang berarti "Tuhan".

Beberapa sumber mengatakan bahwa kota itu mulanya hanya bernama "Ram". Penambahan "Allah" disebut ada setelah penaklukan bangsa Arab, dikutip dari American Federatin of Ramallah Palestina (AFRP).

Jadi, Ramallah bisa diartikan sebagai "bukit Tuhan".

Sejarah kota Ramallah

Kota Ramallah dibangun sekitar 1550 oleh salah seorang pemimpin Kristen, Rasyid Haddadin yang meninggalkan tanah kelahirannya karena perselisihan antar-suku.

Cerita ini bermula ketika Rasyid berjanji pada Ibn Qaysum, seorang kepala suku Islam besar di daerahnya, untuk menikahkan anaknya yang baru lahir dengan anak Ibn Qaysum di masa mendatang.

Dua belas tahun kemudian, ketika Ibn Qaysum akan menagih janjinya, Rasyid merasa kebingungan karena perbedaan agama di antara keduanya.

"Tetapi kami adalah orang Kristen dan putra Anda adalah seorang Muslim," kata Rasyid.

Ibn Qaysum pun marah dan memperingatkan Rasyid untuk menghormati tradisi Arab, "penuhi janji, atau yang lain...".

Rasyid pun meminta waktu untuk mempersiapkan acara pernikahan itu. Akan tetapi, ia kemudian memutuskan untuk melarikan diri dengan bantuan salah seorang anggota suku Muslim kecil di wilayah tersebut.

Bersama keluarganya, Rasyid menyeberangi Laut Mati di dekat bagian dangkal. Lima putra Rasyid, Sabra, Ibrahim, Jiryes, Shkeir, dan Hassan menetap di Ramallah.

Imigrasi ke Ramallah dapat dibagi menjadi beberapa tahap. Pertama, imigrasi Rasyid Haddadin dan keluarga dari Karak, Yordania.

Kemudian datanglah imigrasi keluarga Ajlouny pada 1750, keluarga Hishmeh pada 1775, dan keluarga Araj, Zagroot, dan Shahla yang meninggalkan Deir Aban dekat Yerusalem sekitar tahun 1810, baik karena alasan agama maupun ekonomi.

Kemudian sekitar 1855, beberapa keluarga kecil, seperti keluarga Yousef Audi, berimigrasi ke Ramallah.


Era modern Ramallah

Setelah sebagian wilayah Palestina jatuh ke tangan Israel pada 1948, Ramallah yang berada di Tepi Barat masuk ke dalam wilayah Yordania, dilansir dari Aljazeera.

Namun, Ramallah jatuh ke pendudukan Israel setelah koalisi Arab kalah dalam Perang Enam Hari pada 1967.

Setelah perjanjian damai Oslo pada 1994, Ramallah berada di bawah administrasi Otoritas Palestina (PA) dan menjadikannya pusat pemerintahan Palestina.

Akan tetapi, perjanjian damai itu tak banyak mengubah situasi Ramallah dan Tepi Barat, karena tak cukup untuk mencegah tindakan sewenang-wenang Israel.

Bahkan selama Intifada 2002, Ramallah menjadi sasaran kampanye penghancuran oleh Israel.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/17/173000165/mengenal-ramallah-kota-pusat-pemerintahan-palestina

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke