Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Agar Kusen Rumah Tidak "Bubukan", Apakah Pengaruh Jenis Kayu?

Namun, furnitur antik maupun kusen berbahan kayu justru menjadi sasaran empuk bagi serangga atau hama yang hidup di dalam kayu.

Tandanya, perabot kayu dapat mengeluarkan bubuk-bubuk akibat serangan serangga atau disebut sebagai "bubukan". Akibatnya, hewan tersebut menyebabkan kerusakan terhadap material kayu.

Berikut 5 tips agar kusen rumah maupun furnitur rumah tidak "bubukan". 

1. Kenali tipe kayu yang dipakai

Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Ashar Saputra, PhD mengatakan bahwa penting untuk memperhatikan tipe kayu yang dipakai untuk membuat kusen maupun perabot berbahan kayu lainnya.

"Untuk kayu kusen, syarat teknisnya kayu yang digunakan adalah kayu teras (heartwood, biasanya bagian yang gelap) bukan kayu gubal (sapwood, yang berwarna cerah)," ujar Ashar saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/1/2022).

Secara natural, kayu teras tersusun dari sel-sel yang sudah tua, sehingga tidak banyak menyimpan kandungan gula.

Kandungan gula ini yang disukai hewan dalam kayu dan menjadi bubuk atau "bubukan".

"Jadi panduan umum jangan gunakan bagian kayu yang banyak mengandung zat gula agar tidak dimakan serangga bubuk," lanjut dia.

Ia menambahkan, kayu yang muda akan rentan diserang serangga bubuk, atau kayu yang banyak mengandung zat gula.

Misalnya, kayu yang masih banyak mengandung bagian kayu gubal (sapwood), dan bagian kayu terasnya (heartwood) sedikit.


2. Tidak berpengaruh pada jenis kayu

Sementara itu, jenis kayu, baik itu kayu jati Belanda atau kayu mahoni, tidak mempengaruhi kondisi bubukan. Sebab hal itu berpotensi menyerang semua kayu. 

"Jenis kayu bisa apa saja, Jati Belanda sebenarnya memang masuk kayu softwood, dan meskipun sudah tua, cenderung tetap berwarna cerah karena berasal dari daerah sub tropis," ujar Ashar.

Ia mengungkapkan, jenis kayu ini merupakan sisa packing kiriman barang yang didaur ulang.

Menurutnya, kayu jati Belanda ini termasuk sudah tua, maka risiko diserang bubuk juga kecil, demikian juga dengan kayu pinus.

Hal yang perlu diketahui untuk membedakan tipe kayu tua atau muda yakni corak warnanya. Kayu mahoni adalah kayu yang mudah dijumpai dan tumbuh di Indonesia.

"Asalkan bagian kayu yang digunakan kayu teras, maka resiko dimakan serangga bubuk lebih kecil," lanjut dia.

Sedangkan kayu tua memiliki corak lebih gelap dan lebih berat, tentu harganya jauh lebih mahal.

3. Melakukan pengawetan kayu

Cara berikutnya, adalah dengan dilakukan pengawetan kayu sebelum digunakan.

Ashar menjelaskan, tindakan pengawetan kayu bisa dilakukan dengan cara alami atau cara kimia buatan.

Untuk cara alami dilakukan dengan direndam dalam air, atau direndam di tanah berlumpur dengan tujuan melarutkan kandungan gula ini.

"Perendaman pada air yang yang mengalir akan lebih baik. Pengawetan cara alami ini akan memakan waktu yang lebih lama, bisa sampai 6 bulan lebih," ujar Ashar.

Sedangkan, untuk pengawetan dengan cara kimia buatan yakni dengan memasukan bahan kimia yang bisa mengubah sifat gula menjadi zat lain yang tidak disukai serangga bubuk, atau bahkan bisa mematikan serangga bubuk ketika memakannya.

"Pada penggunaan zat kimia ini, perlu diperhatikan syarat penggunaaan dan aturan secara lingkungan, juga risikonya," ujar Ashar.

Sebab, banyak negara yang menerapkan perlindungan lingkungan yang ketat, sehingga penggunaan zat kimia pengawet kayu harus lulus standar perlindungan lingkungan yang berlaku.


4. Perhatikan pernis kayu

Salah satu perawatan untuk furnitur kayu agar tidak mudah bubuken yakni melapisi atau menutup permukaan menggunakan pernis, cat, melamin, dan lainnya.

Ashar mengatakan, hal ini bisa menunda kerusakan.

Namun, untuk kayu muda (kayu gubal) yang dipernis tetap akan diserang bubuk.

5. Disemprot cairan anti-rayap

Di samping itu, Dosen jurusan arsitektur di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Avi Marlina mengatakan, salah satu hal untuk mencegah kayu bubuken bisa dengan menyemprot cairan anti-rayap.

"Disemprot atau dikuas cairan anti-rayap ditambah dengan disemprot obat nyamuk agar kalau ada rayap bisa mati dulu," ujar Avi saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Senin (10/1/2022).

Ia menambahkan, jika memungkinkan, maka bagian furnitur atau kusen yang mengalami bubuken disayat untuk diganti dengan adukan semen.

Avi menyampaikan, tindakan itu bisa untuk memperlambat semakin banyaknya bubuken.

Selain itu, ia juga menyarankan masyarakat untuk menggunakan kayu jati perhutani (jati hutan) atau bisa dengan kayu bangkirai agar tahan rayap.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/12/210000565/tips-agar-kusen-rumah-tidak-bubukan-apakah-pengaruh-jenis-kayu-

Terkini Lainnya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke