Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jember Daerah Rawan Gempa, Simak Penjelasan BMKG Ini

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, Kabupaten Jember merupakan daerah rawan gempa.

Hal ini disampaikan BMKG berdasarkan catatan sejarah. Sejak 1896, Kabupaten Jember mengalami guncangan gempa merusak lebih dari enam kali.

"Data ini kiranya sudah cukup untuk menjadi bukti bahwa wilayah Jember merupakan daerah rawan gempa," ujar Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada Kompas.com, Jumat (17/12/2021).

Daryono mengatakan, Jember berdekatan dengan sumber gempa potensial, yaitu subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Timur (zona megathrust).

Selain itu, wilayah Jember juga berdekatan dengan sumber-sumber gempa sesar aktif, baik yang ada di daratan maupun di dasar laut.

Daryono memaparkan catatan sejarah terjadinya gempa di Jember sejak 1896 hingga 2021.

Berikut selengkapnya:

1. Gempa Lumajang-Jember (1896)

  • Guncangan mencapai skala intensitas VI MMI menyebabkan banyak rumah rusak ringan-sedang.

2. Gempa Jember (1967)

  • Guncangan mencapai skala intensitas VIII-IX MMI menyebabkan banyak rumah rusak berat.

3. Gempa Jember (8 Juli 2013)

  • Gempa dengan kekuatan magnitudo 5,9 menyebabkan 7 rumah warga rusak.

4. Gempa Jember (16 November 2016)

  • Pada 16 November 2016, Jember diguncang gempa berkekuatan magnitudo 6,2 menyebabkan banyak rumah rusak.

5. Gempa Jember (10 Oktober 2018)

  • Gempa berkekuatan magnitudo 6,1 di Jember pada 10 Oktober 2018 menyebabkan kerusakan bangunan rumah dan fasilitas umum.

6. Gempa Jember (16 Desember 2021)

Sesar aktif di dasar laut

Daryono menjelaskan, gempa yang terjadi pada 16 Desember 2021 dipicu aktivitas sesar aktif di dasar laut yang menyebabkan lebih dari 38 bangunan rumah rusak.

Gempa tersebut, kata dia, lokasi episenternya sangat dekat dengan gempa merusak di Jember pada 1967.

Saat itu, guncangan mencapai skala intensitas VIII-IX MMI hingga menyebabkan banyak rumah rusak berat.

"Gempa merusak di Jember Selatan kemarin merupakan alarm penting untuk mengingatkan kita semua bahwa kualitas bangunan rumah kita terkait gempa sangat buruk," kata Daryono.

"Jika gempa dengan magnitudo 5 saja sudah membuat bangunan rumah pada rusak, terus bagaimana jika gempa yang terjadi memiliki magnitudo 6, 7, dan 8?" lanjut dia.

Menurut Daryono, kerusakan bangunan rumah akibat gempa Jember bermagnitudo 5,0 menunjukkan mitigasi struktural terkait kualitas bangunan tahan dan aman gempa belum berjalan dengan baik.

Dia menekankan, perlu evaluasi dan penilaian terhadap seluruh bangunan di setiap daerah rawan gempa.

Jika belum mampu membangun bangunan rumah tahan gempa, sebagai alternatifnya, bangun ruma ramah gempa berbahan ringan.

"Bisa terbuat dari kayu dan bambu yang didesain menarik, yang penting bukan rumah tembok asal bangun, tanpa ada besi tulangan dengan kualitas tembok yang buruk yang membahayakan penghuninya," papar Daryono.

"Gempa sebenarnya tidak membunuh atau melukai, tetapi rumah yang roboh saat diguncang gempa adalah penyebabnya. Sehingga solusi utama terkait mitigasi gempa adalah merealisasi bangunan tahan gempa atau ramah gempa," kata dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/18/122205065/jember-daerah-rawan-gempa-simak-penjelasan-bmkg-ini

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 26-27 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 26-27 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 | Rumput GBK Disorot

[POPULER TREN] Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 | Rumput GBK Disorot

Tren
Daftar Lengkap Urutan Film Mad Max, Terbaru Furiosa

Daftar Lengkap Urutan Film Mad Max, Terbaru Furiosa

Tren
Aktif di Malam Hari, Berikut 10 Spesies yang Termasuk Hewan Nokturnal

Aktif di Malam Hari, Berikut 10 Spesies yang Termasuk Hewan Nokturnal

Tren
Kisah Mat Bin Mat Suroh, Bertaruh Nyawa Selamatkan Kereta Api dari Kecelakaan Fatal

Kisah Mat Bin Mat Suroh, Bertaruh Nyawa Selamatkan Kereta Api dari Kecelakaan Fatal

Tren
12 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Pria, Apa Saja?

12 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Pria, Apa Saja?

Tren
Kisah Pasutri Berangkat Haji Beda Kloter, Bertemu di 'Gerbang Cinta' Masjid Nabawi

Kisah Pasutri Berangkat Haji Beda Kloter, Bertemu di "Gerbang Cinta" Masjid Nabawi

Tren
Jarang Disadari, Ini Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Jarang Disadari, Ini Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Tren
3 Perbedaan People Water's Forum dan World Water Forum, Sama-sama Digelar di Bali Tahun Ini

3 Perbedaan People Water's Forum dan World Water Forum, Sama-sama Digelar di Bali Tahun Ini

Tren
450 Bus Shalawat Siap Antar Jemaah Haji di Mekkah, Ini 22 Rutenya

450 Bus Shalawat Siap Antar Jemaah Haji di Mekkah, Ini 22 Rutenya

Tren
Starlink Resmi Diluncurkan di Indonesia, Pakar Ingatkan Potensi Ancaman Siber

Starlink Resmi Diluncurkan di Indonesia, Pakar Ingatkan Potensi Ancaman Siber

Tren
Tas Berisi Uang Rp 15 Juta Milik Jemaah Haji Indonesia Hilang di Masjid Nabawi, Ditemukan TKW

Tas Berisi Uang Rp 15 Juta Milik Jemaah Haji Indonesia Hilang di Masjid Nabawi, Ditemukan TKW

Tren
Daftar Gangguan Mental yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Apa Saja?

Daftar Gangguan Mental yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cara Menulis Teks Miring atau Italic di Chat WhatsApp

Cara Menulis Teks Miring atau Italic di Chat WhatsApp

Tren
Alasan Nomor SIM Diganti NIK KTP, Berlaku Mulai 2025

Alasan Nomor SIM Diganti NIK KTP, Berlaku Mulai 2025

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke