Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jember Disebut Wilayah Rawan Gempa, Ini Penjelasan BMKG

KOMPAS.com - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,0 mengguncang Jember, Jawa Timur, Kamis (16/12/2021) pukul 06.01 WIB pagi tadi.

Wilayah yang merasakan gempa tersebut, yakni wilayah Jember, Bondowoso, Banyuwangi, hingga Denpasar.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa Jember diikuti dengan gempa susulan.

Dampak gempa membuat beberapa rumah warga mengalami kerusakan, seperti genteng dan langit-langit rumah ambruk dan tembok rumah retak hingga rubuh.

"Gempa Jember M5,0 yang menimbulkan kerusakan tadi pagi hingga sore ini, Kamis (16/12/2021) hanya diikuti 2 kali gempa susulan dengan magnitudo 2,5 dan 3,4," ujar Daryono kepada Kompas.com, Kamis (16/12/2021).

Dari data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Jember per Jumat (17/12/2021), ada 34 rumah rusak ringan, 11 rusak sedang, 1 rusak ringan.

Selain itu, ada 3 fasilitas pendidikan (fasdik) rusak ringan dan 1 rusak sedang. Korban luka, yakni 1 orang luka sedang dan 4 luka ringan.

Setelah ditelusuri, ternyata tidak hanya kali ini gempa melanda. Wilayah Jember sempat diguncang gempa pada 2013, 2016, dan 2018 lalu.

Berikut penjelasan BMKG:

Dekat dengan sumber gempa potensial

Daryono mengatakan, ada beberapa fakta yang menyiratkan bahwa Jember menjadi wilayah yang rawan gempa.

"Berdasarkan catatan sejarah gempa, wilayah Kabupaten Jember sudah mengalami lebih dari 6 kali diguncang gempa merusak sejak tahun 1896," ujar Daryono, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/12/2021).

Menurut dia, data ini sudah cukup menjadi bukti bahwa wilayah Jember merupakan daerah rawan gempa.

Daryono menjelaskan, wilayah Jember lokasinya berdekatan dengan sumber gempa potensial yaitu subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Timur (zona megathrust).

Selain itu, wilayah Jember juga berdekatan dengan sumber-sumber gempa sesar aktif baik yang ada di daratan maupun yang ada di dasar laut.

Catatan sejarah gempa di Jember

BMKG mencatat, ada 6 kejadian gempa di Jember yang merusak yang terjadi pada periode 1896 sampai 2021. Berikut rinciannya:

Gempa Jember jadi alarm penting

Sementara, Daryono mengatakan, gempa Jember magnitudo 5,0 kemarin dipicu aktivitas sesar aktif di dasar laut yang menyebabkan lebih dari 38 bangunan rumah rusak.

Gempa ini ternyata lokasi episenternya sangat dekat dengan gempa merusak di Jember pada 1967 dengan guncangan mencapai skala intensitas VIII-IX MMI hingga menyebabkan banyak rumah rusak berat saat itu.

Menilik kerusakan yang terjadi, gempa merusak di Jember Selatan dianggap sebagai alarm penting untuk mengingatkan masyarakat bahwa kualitas bangunan rumah saat menghadapi gempa sangat buruk.

"Jika gempa dengan magnitudo 5 saja sudah membuat bangunan rumah pada rusak, terus bagaimana jika gempa yang terjadi memiliki magnitudo 6, 7, dan 8?," singgung Daryono.

Tak hanya itu, banyaknya kerusakan bangunan rumah akibat gempa Jember bermagnitudo 5,0 menunjukkan, mitigasi struktural masyarakat Indonesia terkait kualitas bangunan tahan gempa dan aman gempa belum berjalan dengan baik.

Oleh karena itu, perlu ada evaluasi dan penilaian pada seluruh bangunan di setiap daerah rawan gempa.

Disarankan bangun rumah ramah gempa

Jika masyarakat belum mampu membangun bangunan rumah tahan gempa, Daryono mengatakan, sebagai alternatif dapat membangun rumah ramah gempa berbahan ringan.

Rumah ramah gempa bisa terbuat dari kayu dan bambu yang didesain menarik.

"Yang penting bukan rumah tembok asal bangun, tanpa ada besi tulangan dengan kualitas tembok yang buruk yang membahayakan penghuninya," ujar dia.

Hal yang penting untuk diingat yakni gempa sebenarnya tidak membunuh atau melukai, tetapi rumah yang roboh saat diguncang gempa adalah penyebabnya.

Sehingga solusi utama terkait mitigasi gempa adalah merealisasi bangunan tahan gempa atau ramah gempa.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/17/173000465/jember-disebut-wilayah-rawan-gempa-ini-penjelasan-bmkg

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke