Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jam Berapa Hujan Meteor Geminid 14 Desember? Ini Cara Melihatnya

Hujan meteor dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia mulai mulai Selasa pukul 20.30 waktu setempat hingga Rabu 25 menit sebelum Matahari terbenam.

Selain itu masyarakat tidak perlu khawatir sebab hujan meteor aman disaksikan dan tidak memiliki dampak signifikan pada Bumi. 

Hujan meteor adalah

Meteor yang jatuh terbentuk dari sisa debu komet maupun asteroid yang beropotongan dengan orbit Bumi.

Sisa debu ini kemudian disebut dengan meteorid yang ketika tertarik gravitasi Bumi dan melintasi atmosfer Bumi akan menjadi meteor.

Khusus untuk meteor Geminid, terbentuk dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon (1983 TB).

Waktu menyaksikan

Hujan meteor ini dapat disaksikan mulai Selasa pukul 20.30 waktu setempat hingga Rabu 25 menit sebelum Matahari terbenam.

Fenomena ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dengan intensitas yang berbeda-beda.

Untuk wilayah Sabang dan Aceh, intensitas hujan meteor mencapai 86 meteor per jam, dan 107 meteor per jam di wilayah Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.

Meteor-meteor tersebut akan melintas dari arah timur laut hingga barat laut.

"Pastikan cuaca cerah dan bebas dari penghalang polusi udara di sekitar medan pandang," Peneliti Pusat Riset Antariksa Lapan-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin.

Andi menuturkan, hujan meteor Geminid akan lebih optimal ketampakannya sejak pukul 02.00 waktu setempat hingga pukul 05.30 waktu setempat atau saat fajar bahari berakhir.

Hal itu dikarenakan titik radian berkulminasi di arah Utara pada pukul 02.00 waktu setempat, saat itu Bulan sudah terbenam.


Apakah hujan meteor Geminid berbahaya?

Melihat ukurannya yang relatif kecil, meteor-meteor akan habis terbakar sebelum sampai di permukaan Bumi.

Berbeda dengan asteroid yang berukuran lebih dari 120 meter, sehingga memungkinkan untuk tidak habis terbakar dan menyisakan batuan yang disebut meteorit atau batu meteor.

Karena itu, Andi menegaskan bahwa hujan meteor ini bukanlah sesuatu yang membahayakan.

"Semua hujan meteor bisa dipastikan aman," ujar Andi.

Menurutnya, meteor yang berbahaya adalah meteor sporadis dengan intensitas tidak teratur dan dari arah mana pun, sehingga tidak tergantung pada konstelasi mana pun.

Ia menjelaskan, sumber meteor sporadis bukan berasal dari sisa debu asteroid maupun komet yang berpotongan dengan orbit bumi.

(Sumber: Kompas.com/Nur Rohmi Aida, Lutfiah Ayu Azanella)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/14/095823065/jam-berapa-hujan-meteor-geminid-14-desember-ini-cara-melihatnya

Terkini Lainnya

Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan 'Junk Food'

Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan "Junk Food"

Tren
Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke