Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gunung Awu di Sulawesi Utara Naik Status Menjadi Waspada

Perubahan status ini diungkapkan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak Minggu (12/12/2021) pukul 12.00 WITA. 

“Dengan mempertimbangkan hasil pemantauan terkini dan analisis potensi bahayanya maka pada hari ini Minggu 12 Desember 2021 pukul 12.00 WITA tingkat aktivitas gunung Awu dari level I (normal) menjadi level 2 (waspada),” ujar Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman saat membacakan keterangan Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono, Minggu (12/12/2021).

Gempa vulkanik meningkat

Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menyampaikan, pihaknya telah mengirimkan surat evaluasi kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana, Gubernur Sulawesi Utara dan Bupati Kepulauan Sangihe terkait peningkatan status tersebut. 

Pihaknya menyampaikan bahwa pemantauan terkini secara visual dan instrumental bahwa sejak September hingga 10 Desember 2021, Gunung Awu terlihat jelas hingga tertutup kabut.

“Belum teramati perubahan signifikan pada aktivitas permukaan,” ujarnya

Meski demikian ia mengatakan tingkat kegempaan Gunung Awu pada September 2021 cenderung fluktuatif namun mulai Oktober 2021 teramati gempa vulkanik yang mengalami peningkatan.

Gempa yang terjadi yakni gempa vulkanik dangkal yang terekam berkisar 7–26 kejadian per hari. Sementara sebelumnya maksimum yang terekam sebanyak 5 kejadian per hari.

Sedangkan untuk gempa vulkanik dalam juga teramati meningkat sejak Oktober 2021.

Amplitudo seismik (RSAM) yang merefleksikan energi aktivitas vulkanik juga mengalami peningkatan secara progresif mulai November hingga saat ini.


Larangan aktivitas radius 1 Km dari puncak

Terkait dengan peningkatan status Gunung Awu menjadi waspada, masyarakat di sekitar Gunung Awu diminta mematuhi sejumlah rekomendasi, yaitu: 

  • Masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 1 km dari kawah puncak Gunung Awu.
  • Masyarakat di sekitar Gunung Awu diharap tetap tenang, tidak terpancing isu-isu mengenai aktivitas Gunung Awu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  • Masyarakat harap mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat.
  • Masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi Gunung Awu setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diakses melalui website https://magma.esdm.go.id atau melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play.

Informasi aktivitas Gunung Awu yang lebih spesifik dapat diperoleh dengan menghubungi Pos Pengamatan Gunungapi Awu di Jl. Radar Kp. 116 Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara melalui nomor telepon 0822-9119-9485 atau Kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung, Provinsi Jawa Barat melalui nomor telepon 022-7272606.


Tentang Gunung Awu

Dikutip dari laman Magma ESDM, Gunung Awu merupakan gunung api aktif Indonesia yang berada di Pulau Sangihe dengan posisi geografis paling utara.

Puncak Gunung Awu berada pada ketinggian 1.320 meter di atas permukaan laut.

Gunung Awu ini memiliki interval erupsi sekitar 1 hingga 101 tahun.

Selain itu, Gunung Awu memiliki potensi eksplosivitas tinggi dan secara historis merupakan gunung api paling mematikan di Indonesia setelah Tambora, Krakatau, dan Kelud dengan total setidaknya 5.301 korban jiwa.

Erupsi terakhir terjadi pada Juni 2004 dengan menghasilkan kolom erupsi setinggi 2 km di atas puncak dan menyisakan kubah lava di dalam kawahnya.

Kubah lava tersebut memiliki diameter sekitar 370 meter dan tinggi sekitar 30 meter.

Sementara karakteristik erupsi Gunung Awu bersifat magmatik eksplosif, efusif maupun freatik.

Potensi bahaya utama yang mungkin terjadi dapat berupa erupsi magmatik dengan lontaran material pijar dan atau aliran piroklastik maupun berupa erupsi freatik yang didominasi uap dan gas gunungapi maupun material erupsi sebelumnya.

Potensi pembongkaran kubah lava juga bisa terjadi apabila tekanan di dalam sistem magmatik meningkat signifikan.

Bahaya yang lain yakni emisi gas gunungapi seperti CO, CO2, H2S, N2 dan CH4.

Selain itu, potensi bahaya sekunder jika erupsi terjadi yakni aliran lahar yang berasal dari material piroklastik yang jatuh di bagian lereng dan terbawa air hujan mengikuti alur-alur sungai yang berhulu dari Gunung Awu.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/13/065900065/gunung-awu-di-sulawesi-utara-naik-status-menjadi-waspada

Terkini Lainnya

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Tren
Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa 'Santo Suruh' yang Unik

[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa "Santo Suruh" yang Unik

Tren
Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Tren
Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Tren
4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

Tren
Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Tren
Ada 'Andil' AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Ada "Andil" AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Tren
Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke