Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Mohammad Hatta Mundur sebagai Wakil Presiden

KOMPAS.com - Hari ini 65 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 1 Desember 1956, Mohammad Hatta mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden ke-1 RI.

Dia menjabat sebagai Wakil Presiden (Wapres) sejak 18 Agustus 1945.

Keputusan untuk mengundurkan diri itu membuat posisi wakil presiden kosong hingga 1973.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengungkapkan alasan mengapa Presiden Soekarno tak mengangkat seseorang sebagai Wakil Presiden usai Muhammad Hatta mengundurkan diri.

"Coba kita pikir, kenapa bapak saya selama jadi presiden, tidak punya lagi wapres. Itu punya makna sebenarnya. Kenapa? Ndak mau tergantikan dengan yang namanya Bung Hatta. Coba pikirkan, itu sebuah persahabatan lho," kata Megawati sebagaimana diberitakan Kompas.com, 12 Agustus 2021.

Megawati pun menceritakan kedekatan lainnya antara Bung Karno dan Bung Hatta.

Kedekatan Bung Karno dengan Bung Hatta

Bung Karno dan Bung Hatta dijuluki sebagai dwitunggal, karena merupakan simbol kepemimpinan Indonesia di masa awal kemerdekaan Republik Indonesia.

Keduanya sahabat sejati meski kerap berbeda pandangan politik.

Mereka berjuang bersama dengan pejuang Tanah Air lainnya sejak awal untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan dan kolonialisme.

Di luar jasa besarnya itu, dalam hubungan pribadi, mereka juga adalah sahabat sejati.

Melansir Kompas.id, 13 Agustus 2021, menurut Megawati, hubungan ayahnya saat menjabat sebagai Presiden Pertama RI, dengan Wapres Pertama M Hatta adalah bentuk persahabatan sejati.

Di luar hubungan kerja profesional, keduanya sangat dekat secara personal.

Meskipun di akhir pemerintahan, banyak perbedaan yang menyebabkan Bung Hatta mundur sebagai wapres, hubungan keduanya tetap baik.

Bahkan, Bung Karno sering berkunjung ke rumah Bung Hatta dan makan siang bersama meskipun ada perbedaan pandangan politik saat itu.

Bung Karno juga tak pernah memiliki niat lagi memilih Wapres setelah Bung Hatta memutuskan mundur.

Meutia Hatta menyampaikan, walaupun gaya dan kepribadiannya berbeda, pikiran Bung Karno dan Bung Hatta sama untuk bangsa Indonesia.

Mereka bukan hanya sahabat seperjuangan, melainkan juga dekat dalam hati.

Bahkan, kata Meutia, sejak lahir anak-anak Bung Hatta sudah dekat dan selalu bersama-sama dengan keluarga Bung Karno.

Meutia menceritakan, saat dia lahir, Bung Karno-lah yang menanam ari-ari di belakang rumahnya di Yogyakarta.

Kakek-nenek Meutia adalah orang Jawa yang masih memercayai bahwa ari-ari harus ditanam oleh bapaknya.

Namun, saat itu Bung Hatta harus pergi mengikuti sidang kabinet. Sekeluarga sempat panik, kemudian, Bung Karno mengusulkan dia yang akan menanam ari-ari tersebut.

"Bung Karno adalah pakdhe saya, karena beliau yang menanam ari-ari saya di belakang rumah sesuai tradisi Jawa yang dipercayai kakek dan nenek saya. Ini adalah bentuk-bentuk kedekatan hati yang tidak akan pernah terlupakan,” kata Meutia.

Bung Karno juga yang memilihkan jodoh buat Bung Hatta karena Bung Hatta pernah berjanji di Rotterdam, Belanda, tak mau menikah jika Indonesia belum merdeka.

Dialah Rachmi Rahim yang biasa dipanggil Yuke, anak pasangan Rachim dan Anni Nurdin.

Selain itu, Bung Hatta juga pernah menjadi wali nikah Guntur Soekarno saat menikah di Bandung, Jawa Barat.

Saat itu, Bung Karno tidak bisa hadir karena menjadi tahanan rumah pemerintah Orde Baru di Wisma Yaso.

Bung Hatta kemudian berangkat ke Bandung dan menjadi wali nikah Guntur, menggantikan Bung Karno.

”Ini adalah bentuk timbal balik yang sangat manusiawi dan persahabatan sejati dari keduanya,” tutur Meutia.

Sejarawan Asvi Warman Adam mengatakan, ada dua aspek yang mempertalikan Soekarno dan Hatta. Pertalian itu adalah Proklamasi dan Pancasila.

Jasa besar keduanya adalah sama-sama mencetuskan dan menandatangani Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Tidak ada proklamasi kemerdekaan Indonesia, tanpa keduanya.

”Sebelum proklamasi dibacakan, Soekarno juga mengatakan bahwa dia tidak mau mengucapkan proklamasi jika tidak ada Hatta. Saat itu sudah ada sekitar 500 orang di depan Bung Karno, tetapi dia tetap menunggu kedatangan Hatta,” kata Asvi.

Selain itu, lanjut Asvi, jasa besar lainnya dari Bung Karno adalah Pancasila.

Bung Karno adalah pencetus pertama Pancasila.

Sementara itu, Bung Hatta disebutnya sebagai pengawal dan penyelamat Pancasila.

Hatta membicarakan dengan sejumlah tokoh Islam tentang penghapusan tujuh kata dalam sila pertama yang kemudian diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

”Kalau tidak ada Hatta, tujuh kata itu akan tetap seperti di Piagam Jakarta. Kesepakatan pada 18 Agustus 1945 itu berkat jasa dari Hatta sehingga saya sebut dia sebagai pengawal dan penyelamat Pancasila,” kata Asvi.

Melansir Kompas.com, 20 Maret 2021, Hatta berjasa menjadi Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dari Januari 1948 sampai Desember 1949. Saat itu dia rangkap jabatan.

Dia juga merangkap sebagai PM dan Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) Desember 1949-Agustus 1950.

Mohammad Hatta wafat pada 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo setelah 11 hari dirawat.

Dia kemudian dimakamkan di TPU Tanah Kusir disambut upacara kenegaraan yang dipimpin Wakil Presiden Adam Malik.

(Sumber: Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya, Nur Rohmi Aida | Editor: Krisiandi, Rendika Ferri Kurniawan)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/01/083000665/hari-ini-dalam-sejarah--mohammad-hatta-mundur-sebagai-wakil-presiden

Terkini Lainnya

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

Tren
Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Tren
Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Tren
146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

Tren
Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Tren
2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

Tren
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui Pemiliknya

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui Pemiliknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke