Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fajar Merah, Pasifisme, dan Koneksi yang Dibangun Lewat Puisi Wiji Thukul

ANAK adalah cerminan dari orang tuanya. Sebagian dari tutur, laku, minat, dan keterampilan alamiah orangtua, dengan atau tanpa usaha, akan turun kepada anaknya. Tidak terkecuali bagi Wiji Thukul dan anak keduanya, Fajar Merah. Walau terpaksa berpisah kala sang anak berusia balita, bagian diri Thukul masih terasa hadir dalam darah seni yang ia alirkan kepada Fajar.

Fajar yang saat ini berusia 27 tahun, mendirikan sebuah grup musik bernama Merah Bercerita. Grup ini menghidupkan puisi Thukul menjadi lagu-lagu dengan judul yang sama. Merah Bercerita tercatat telah merilis dua album bertajuk Nyanyian Sukma Lara dan Merah Bercerita.

Ketika diwawancarai oleh Kepala Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam siniar (podcast) BEGINU, Fajar berterus terang soal alasannya memilih musik sebagai sarana berekspresi.

Semasa duduk di bangku SMA, ia mengaku senang mendengarkan lagu dari grup musik grunge asal Amerika Serikat, Nirvana.

Menurutnya, menarik bagaimana lagu-lagu yang dinyanyikan tidak memedulikan pola-pola tertentu dalam penyusunan liriknya.

"Jujur aku enggak bisa bahasa Inggris, gitu loh. Ngobrol sama temanku yang bisa bahasa Inggris terus aku suruh terjemahin apa yang terdapat di liriknya. Mengapa mereka enggak peduli dengan rima, gitu loh. Enggak harus A-B-A-B, A-A-A-A, lain-lain gitu loh. Tapi kenapa itu enggak bisa diaplikasikan di bahasa Indonesia?" tutur Fajar.

Pertanyaan itu terus bertengger di benaknya Fajar hingga ia menemukan sejumlah musisi lokal yang menjawab keingintahuannya tersebut. Di antaranya ialah grup musik yang tidak jarang menyuarakan kritik sosial, seperti Efek Rumah Kaca, Dialog Dini Hari, dan Jenny yang kini bernama Festivalist. Dari sana, Fajar mulai terinspirasi untuk memusikalisasi puisi-puisi Thukul.

Koneksi dengan puisi sang ayah

"Sebagai orang awam yang bahkan sama sekali belum pernah mendengarkan seperti apa puisi itu jika dijadikan lagu, itu (Fajar) sudah merasa pantas untuk membuat pilihan untuk puisi Bunga dan Tembok itu untuk dijadikan sebuah lagu," terang Fajar yang mengaku merasakan koneksi ketika membaca tulisan mendiang ayahnya.

Dari Bunga dan Tembok, pria kelahiran tahun 1993 ini ketagihan untuk menciptakan karya lainnya. Khusus lagu yang satu ini, ia memilah kembali kalimat-kalimat yang dimasukkan dengan pertimbangan agar bisa dimaknai sesuai interpretasi setiap pendengarnya.

Berbeda dengan makna asli dari puisi tersebut yang mengarah pada drama politik dan dinamika kehidupan sosial, Fajar sendiri mengaitkan Bunga dan Tembok dengan perang batin yang seringkali ia lalui. Walau dalam konteks pemaknaan yang berbeda dengan sang ayah, ia berpendapat bahwa keduanya sama-sama mendambakan perubahan.

"Menurutku ini sesuatu yang luar biasa, gitu. Tapi aku pengin lagu ini didengar dari semua orang, untuk semua orang yang mungkin mempunyai makna lain yang sama seperti aku memaknai puisi ini," ucapnya.

Pasifisme

Berbanding terbalik dengan Thukul yang banyak terlibat dalam aktivisme, saat ini Fajar menempuh jalan yang berbeda. "Aku itu manusia yang sangat-sangat pasif. Aku bergerak dalam diam," sebut Fajar. "Kita sama-sama melakukan perubahan. Tapi mana mungkin perubahan itu bisa terjadi tanpa kita merubah diri kita sendiri," tambahnya.

Namun, dalam dirinya, Fajar bercita-cita untuk menjadi sosok yang menguasai isu besar dalam bingkai perbincangan yang ringan dan mudah dimengerti oleh masyarakat.

"Aku juga mencita-citakan untuk menjadi seorang aktivis yang sangat berpengaruh dan aku mampu menguasai bagaimana cara berinteraksi dengan orang-orang yang, tidak harus kita ngomong panjang lebar soal hal besar itu," terangnya.

Untuk saat ini, fokus Fajar adalah berekspresi melalui karya musik. Ia yang memutuskan untuk meninggalkan sekolah ini merasa mendapat banyak pengetahuan melalui musik. Musik menjadi bagian penting dalam hidupnya; musik adalah gurunya.

Melalui Merah Bercerita dan karya pribadi, Fajar juga berharap kelak musik ciptaannya dapat berpengaruh sedemikian rupa bagi orang lain.

"Aku ingin bermain musik layaknya binatang. Mereka lakukan apa yang mereka lakukan," ucapnya.

Cerita ini dikutip dari episode ke-11 siniar BEGINU season dua yang bertajuk Fajar Merah, Wiji Thukul dan Cara Berbeda Melawan Rezim. Selengkapnya, Fajar berbincang dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho tentang mimpi Fajar dalam bermusik serta jalan berbeda yang ia tempuh untuk berjuang.

Dengarkan BEGINU di Spotify dengan cara klik ikon di bawah atau mengunjungi https://bit.ly/S2E11Beginu.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/30/090000165/fajar-merah-pasifisme-dan-koneksi-yang-dibangun-lewat-puisi-wiji-thukul

Terkini Lainnya

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Tren
Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Tren
Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Tren
Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Tren
Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

BrandzView
Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Tren
KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

Tren
Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa '1.000 Persen' dan Umrah Tiap Saat

Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa "1.000 Persen" dan Umrah Tiap Saat

Tren
Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Tren
Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke