Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Osteoporosis Sedunia dan Cara Menghindari Pengeroposan Tulang

KOMPAS.com - Hari Osteoporosis Sedunia diperingati setiap 20 Oktober.

Melansir National Calendar, Hari Osteoporosis sudah ada sejak perhimpunan Osteoporosis Nasional Inggris meluncurkan Hari Osteoporosis Sedunia pada 20 Oktober 1996.

Yayasan Osteoporosis Internasional telah mendukung hari tersebut sejak 1997.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertindak sebagai co-sponsor Hari Osteoporosis Sedunia pada 1998 dan 1999.

Hari ini, perkumpulan pasien osteoporosis nasional menyelenggarakan acara di lebih dari 90 negara di seluruh dunia.

Hari Osteoporosis Sedunia didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan osteoporosis.

Osteoporosis adalah penyakit di mana kepadatan dan kekuatan tulang berkurang.

Melansir World Osteoporosis Day, di seluruh dunia, satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria berusia 50 tahun ke atas akan menderita patah tulang osteoporosis.

Osteoporosis menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh, sehingga mudah patah, bahkan karena jatuh ringan, terbentur, bersin, atau gerakan tiba-tiba.

Fraktur yang disebabkan oleh osteoporosis dapat mengancam jiwa dan merupakan penyebab utama rasa sakit dan kecacatan jangka panjang.

Osteoporosis dapat dicegah jika dideteksi lebih awal dan dilakukan tindakan.

Hanya 20 persen pasien dengan patah tulang osteoporosis yang benar-benar didiagnosis atau dirawat karena osteoporosis.

Cara menghindari pengeroposan tulang (osteoporosis)

1. Olahraga

Berolahragalah secara teratur, jaga agar tulang dan otot Anda tetap bergerak.

Latihan beban, penguatan otot, dan latihan keseimbangan adalah yang terbaik.

2. Nutrisi

Pastikan diet Anda kaya akan nutrisi yang menyehatkan tulang.

Kalsium, vitamin D dan protein adalah yang paling penting untuk kesehatan tulang.

Selain itu paparan sinar matahari yang aman akan membantu Anda mendapatkan cukup vitamin D.

Hindari kebiasaan gaya hidup negatif.

Pertahankan berat badan yang sehat, hindari merokok dan minum berlebihan.

4. Faktor risiko

Cari tahu apakah Anda memiliki faktor risiko.

Periksa ke dokter, terutama jika Anda pernah mengalami patah tulang sebelumnya, memiliki riwayat keluarga osteoporosis, atau minum obat tertentu yang mempengaruhi kesehatan tulang.

5. Pengujian dan perawatan

Lakukan tes dan perawatan jika diperlukan.

Jika Anda berisiko tinggi, Anda mungkin memerlukan pengobatan dan perubahan gaya hidup untuk membantu melindungi diri Anda dari patah tulang.

Untuk mencari tahu apakah Anda berisiko terkena Osteoporosis atau tidak, bisa dengan mengakses laman berikut: Pemeriksaan Risiko Osteoporosis IOF.

Jika Anda berusia di atas 50 tahun dan Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko, Anda harus mendiskusikannya dengan dokter Anda dan meminta penilaian status kesehatan tulang Anda.

Perubahan gaya hidup mungkin direkomendasikan dan, bagi mereka yang berisiko tinggi, obat-obatan dapat diresepkan untuk perlindungan optimal terhadap patah tulang.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/20/093100465/hari-osteoporosis-sedunia-dan-cara-menghindari-pengeroposan-tulang

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke