Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Besok Malam Ada Fenomena Blue Moon, Kapan Waktu Puncak dan Apa Istimewanya?

KOMPAS.com - Fenomena Blue Moon atau Bulan Biru akan terjadi Minggu (22/8/2021) petang. 

Peristiwa alam ini dapat disaksikan mulai pukul 18.00 di seluruh wilayah Indonesia selama satu malam.

“(Fenomena Bulan Biru) dapat disaksikan di seluruh Indonesia. Sejak terbenam matahari hingga sebelum terbit matahari keesokan harinya,” kata Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Andi Pangerang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/8/2021).

Apa itu Blue Moon atau Bulan Biru?

Andi menjelaskan, secara umum terdapat dua definisi yang berbeda mengenai Bulan Biru, yaitu:

  • Bulan Biru Musiman (Seasonal Blue Moon), yakni bulan purnama ketiga dari salah satu musim astronomis yang di dalamya terjadi empat kali bulan purnama
  • Bulan Biru Bulanan (Monthly Blue Moon), yakni bulan purnama kedua dari salah satu bulan di dalam kalender Masehi yang di dalamnya terjadi dua kali bulan purnama

Menurut dia, purnama yang akan terjadi kali ini termasuk ke dalam Bulan Baru Musiman yang mempunyai arah timur-tenggara hingga barat-barat daya.

"Untuk daerah yang berada pada lintang 1-2 derajat Lintang Utara, bulan akan tepat di atas kepala ketika tengah malam," ujarnya.

Andi menambahkan, purnama kali ini mempunyai nama lain Purnama Jagung Hijau (Green Corn Moon), Purnama Ceri Hitam (Black Cherry Moon), dan Purnama Terbang Tinggi (Flying Up Moon).

Bulan Biru Musiman terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, dengan sebelumnya terjadi pada 19 Mei 2019 dan 22 Mei 2016, dan akan kembali terjadi pada 20 Agustus 2024 dan 20 Mei 2027.


Mengapa terjadi Bulan Biru?

Andi menjelaskan, dalam sebuah musim astronomis (yang ditandai oleh solstis ataupun ekuinoks) dapat terjadi tiga kali Bulan Purnama.

Hal itu disebabkan durasi musim untuk musim gugur (belahan utara) dan musim dingin (belahan utara) rata-rata 89,5 hari.

Sedangkan durasi musim semi (belahan utara) dan musim panas (belahan utara) rata-rata 93 hari.

“Sedangkan rata-rata lunasi (satu siklus periode sinodis bulan mengelilingi Bumi) sebesar 29,53 hari. Sehingga 89,5:29,53 = 3,03 atau dibulatkan menjadi 3,” tutur Andi.

Namun, jika bulan purnama pertama terjadi berdekatan dengan awal musim astronomis, maka memungkinkan terjadi empat kali bulan purnama dalam sebuah musim astronomis.

Bulan purnama ketiga dalam sebuah musim astronomis yang mengalami empat kali bulan purnama inilah yang disebut sebagai “Bulan Biru”.

Jika bulan purnama terjadi di sekitar awal bulan Masehi, maka memungkinkan dalam sebuah bulan di kalender Masehi terjadi dua kali bulan purnama.

Bulan purnama kedua dalam sebuah bulan di kalender Masehi inilah yang disebut juga sebagai “Bulan Biru”.

Kendati begitu, pada bulan Februari tidak memungkinkan terjadi Bulan Biru dikarenakan umur bulan yang lebih kecil dari 29,53 hari.

Andi menuturkan, pada tahun-tahun tertentu, bulan Februari tidak mengalami sama sekali bulan purnama atau disebut Bulan Hitam (Black Moon).

Bulan Hitam memungkinkan terjadi jika pada Januari dan Maret terjadi Bulan Biru.

Bulan Biru yang terjadi dua kali dalam setahun disebut sebagai Bulan Biru Ganda (Double Blue Moon), dan tidak harus terjadi pada bulan Januari dan Maret saja, tapi bisa terjadi untuk bulan lainnya.

“Fenomena ini cukup langka terjadi, antara tiga hingga lima kali dalam satu abad,” ujar Andi.

Fenomena Bulan Biru Ganda terakhir kali terjadi pada 2018 dan 1999, serta akan kembali terjadi pada 2037, 2075 (tidak dialami Amerika Selatan, Eropa, Afrika dan Australasia) dan tahun 2094.

Daftar RS dan Klinik yang Abaikan Instruksi Jokowi soal Tarif PCR di Bawah Rp 550.000


Seberapa langka terjadi Bulan Biru?

Bulan Biru yang benar-benar berwarna biru dapat terjadi sangat langka dan tidak ada hubungannya dengan kalender, fase bulan atau jatuhnya musim, melainkan akibat dari kondisi atmosfer.

Andi memaparkan, abu vulkanik dan kabut asap, droplet di udara, atau jenis awan tertentu dapat menyebabkan bulan purnama tampak kebiruan.

Adapun Bulan Biru Musiman dan Bulan Biru Bulanan, terkadang dapat terjadi di tahun yang sama.

Dalam rentang waktu tahun 1550 hingga 2650, telah terjadi 20 kali Bulan Biru Musiman sekaligus Bulan Biru Bulanan di tahun yang sama.

Fenomena ini terjadi terakhir kali pada tahun 1934 dan akan terjadi berikutnya pada tahun 2048.

Dalam periode yang sama, telah terjadi 21 kali Bulan Biru Musiman dan dua Bulan Biru Bulanan di tahun yang sama.

Fenomena ini terjadi terakhir kali pada tahun 1961 dan akan terjadi berikutnya pada tahun 2143.

Bulan Biru Musiman yang terjadi dua kali dalam setahun menjadi hal yang mustahil, sebab membutuhkan 14 bulan purnama di tahun yang sama.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/21/125500065/besok-malam-ada-fenomena-blue-moon-kapan-waktu-puncak-dan-apa-istimewanya-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke