Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Tahun Melacak Ranjau Darat, Magawa Si Tikus Akhirnya Pensiun

KOMPAS.com - Seekor tikus, namanya Magawa, telah menjadi hewan pengerat paling sukses yang dilatih dan diawasi oleh organisasi nirlaba Belgia, APOPO.

Magawa dilatih untuk menemukan ranjau darat dan memperingatkan petugas penanganan untuk memindahkan ranjau tersebut dengan aman.

Magawa dinyatakan pensiun setelah lima tahun mengendus ranjau darat dan persenjataan yang tidak meledak di Kamboja.

Pihak APOPO menyebutkan, alasan Magawa pensiun karena kemampuan melacaknya telah menurun.

"Meskipun masih dalam kondisi kesehatan yang baik, dia telah mencapai usia pensiun dan jelas mulai melambat. Ini sudah waktunya," ujar pihak APOPO, seperti dilansir dari BBC, Sabtu (5/6/2021).

Pawang Magawa, Malen, membenarkan hal itu. Malen mengatakan, Magawa saat ini berusia 7 tahun, dan kemampuannya menjadi menurun saat usia tua.

Oleh karena itu, Malen ingin menghormati Magawa.

Menurut APOPO, tikus berkantung raksasa Afrika seperti Magawa yang paling cocok untuk pembersihan ranjau darat.

Sebab, ukurannya memungkibkan mereka berjalan melintasi ladang ranjau tanpa memicu bahan peledak. Hewan tersebut juga mampu melakukannya lebih sering dan lebih cepat daripada manusia.

Akan tetapi, tikus jenis ini hanya dapat bertahan hidup hingga delapan tahun saja.

Awal bertemu Magawa

Dilansir dari The Guardian, Sabtu (5/6/2021), Magawa adalah bagian dari kelompok tikus yang dibiakkan untuk tujuan melacak ranjau darat.

Hewan ini lahir di Tanzania pada 2014. Pada 2016, Magawa pindah ke kota barat laut Kamboja, Siem Reap. Siem Reap merupakan rumah dari kuil Angkor yang terkenal.

Di kota itu, Magawa memulai pekerjaannya sebagai pelacak bom. Menurut informasi, Magawa memiliki berat 1,2 kilogram dengan panjang sekitar 70 centimeter.

Meskipun jauh lebih besar daripada spesies tikus lainnya, Magawa masih cukup kecil dan ringan sehingga ia tidak memicu ranjau jika berjalan di atasnya.

Tikus dilatih untuk mendeteksi senyawa kimia dalam bahan peledak, yang berarti mereka mengabaikan besi tua dan dapat mencari ranjau lebih cepat.

Ketika mereka menemukan bahan peledak, mereka menggaruk bagian atas untuk memperingatkan rekan kerja manusia mereka.

Diperkirakan, ada hingga 6 juta ranjau darat di Kamboja.

Sudah endus lahan ratusan ribu meter persegi

Selama kariernya, Magawa telah membersihkan lebih dari 141.000 meter persegi tanah. Angka ini setara dengan 20 lapangan sepak bola.

Saat itu, Magawa mengendus 71 ranjau darat dan 38 barang persenjataan yang tidak meledak.

Dan untuk pertama kalinya, Magawa memenangkan penghargaan sipil tertinggi amal Inggris untuk keberanian hewan pada 2020.

Biasanya, penghargaan ini diberikan khusus untuk anjing.

Dalam bidang ini, APOPO juga bekerja dengan program di Angola, Zimbabwe dan Mozambik, untuk membersihkan jutaan ranjau yang tertinggal dari perang dan konflik.

Lebih dari 60 juta orang di 59 negara terus terancam oleh ranjau darat dan persenjataan yang tidak meledak.

Pada 2018, ranjau darat dan sisa-sisa perang lainnya telah menewaskan atau melukai 6.897 orang.

Perekrutan tikus pelacak baru

Pekan lalu, APOPO menyebutkan, sekelompok tikus muda baru telah dinilai oleh Pusat Aksi Ranjau Kamboja (CMAC) dan lulus "dengan warna terbang".

Terkait Magawa, mereka mengatakan, Magawa akan tetap di pos selama beberapa minggu lagi untuk "membimbing" para rekrutan baru dan membantu mereka beradaptasi.

"Penampilan Magawa tidak terkalahkan, dan saya bangga bekerja berdampingan dengannya," ujar Malen.

"Dia berukuran kecil, tapi dia telah membantu menyelamatkan banyak nyawa yang memungkinkan kami mengembalikan tanah aman yang sangat dibutuhkan kepada orang-orang kami secepat dan seefektif mungkin," kenang dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/06/07/075300165/5-tahun-melacak-ranjau-darat-magawa-si-tikus-akhirnya-pensiun

Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke