Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Kebocoran Data, Ini 8 Layanan untuk Mengeceknya

KOMPAS.com - Informasi perihal adanya kebocoran data yang diduga berisi data-data penduduk milik BPJS Kesehatan ramai di media sosial.

Informasi kebocoran data itu berawal dari sebuah unggahan di Twitter yang menyebutkan terjadinya kebocoran data 279 penduduk Indonesia, Kamis (20/5/2021).

Unggahan itu menyertakan tangkapan layar situs Raid Forums, di mana akun bernama Kotz menjual 279 data penduduk yang disebut bersumber dari data BPJS Kesehatan.

Kotz juga menawarkan 1 juta data penduduk secara cuma-cuma, yang dapat diunduh melalui link yang dia sertakan, yakni bayfiles.com, anonfiles.com, dan mega.nz.

Dari hasil investigasi Kementerian Kominfo, sampel data tersebut diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan.

Saat ini, Kominfo sendiri telah memanggil Direksi BPJS Kesehatan pada Jumat (21/5/2021) untuk mengonfirmasi adanya kebocoran data tersebut.

Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com baru-baru ini.

Berikut sejumlah aplikasi atau layanan yang dapat dipergunakan untuk mengecek atau mengetahui data pengguna yang telah bocor di internet.


1. Avast Hack Check

Melansir Kompas.com (4/5/2020), situs pertama yang dapat diakses untuk memeriksa keamanan tersebut adalah Avast yang dapat diakses melalui laman https://www.avast.com/hackcheck/.

Pengguna hanya perlu memasukkann alamat e-mail di kolom pemeriksaan yang tersedia.

Kemudian pengguna akan menerima email dari Avast terkait hasil pemeriksaan yang telah dilakukan secara detail.

Kata sandi yang bocor dalam bentuk terenkripsi juga dapat dideteksi menggunakan aplikasi ini.

Terenkripsi, maksudnya kata kunci belum terbaca oleh pihak lain, namun berpotensi untuk itu.

Jika pemberitahuan ini sudah muncul, sebaiknya Anda segera melakukan penggantian kata sandi akun digital yang menggunakan email tersebut.


2. Have I Been Pwned (HIBP)

Aplikasi selanjutnya ydang dapat dipakai adalah aplikasi Have I Been Pwned (HIBP).

Fungsi aplikasi ini sama seperti dengan Avast.

Cara yang perlu dilakukan pengguna untuk mengetahui keamanan akun ini pun tidak berbeda, yakni hanya dengan memasukkan alamat email atau nama pengguna di akun tertentu ke laman HIBP di https://haveibeenpwned.com/.

Situs itu pun akan segera menampilkan hasil pemeriksaan yang dilakukannya.

HIBP juga memungkinkan memperoleh hasil pemeriksaan untuk satu ealamat e-mail tertentu, terutama jika Anda berniat melakukan banyak pencarian ulang.

3. 1Password

Yang ketiga adalah 1Password.

Aplikasi 1Password merupakan salah satu yang direkomendasikan oleh sejumlah ahli keamanan.

Selain mampu menyimpan kata kunci dalam sebuah database terenkripsi, 1Password juga menghasilkan kata sandi-kata sandi yang unik, kompleks, dan random.

Lebih lanjut, aplikasi ini akan memperingatkan pengguna apabila ada kata sandi yang telah berhasil dijebol peretas.

Fitur Watchtower dalam 1Password memungkinkan pembaruan dapat diterima setiap ada pelanggaran keamanan baru yang dilaporkan, sehingga pengguna tidak harus memasukkan setiap kata sandi yang ingin diperiksa secara manual.


4. Google Chrome

Berikutnya adalah menggunakan Google Chrome.

Peramban ini memiliki fitur pemeriksaan kata sandi yang dapat digunakan untuk melihat apakah kata sandi telah disusupi peretas atau belum.

Fitur ini bekerja bagi pengguna yang memanfaatkan pengelola kata sandi yang tersedia di Google Chrome.

Coba masuk di pengaturan "Sync and Google Services".

Pada versi Chrome 79, pengguna akan mendapat peringatan apabila kata sandi pada situs yang diakses ternyata telah diretas.

Peringatan akan didapat tanpa harus menyimpan situs terlebih dahulu di browser.

5. Dehashed

Selain keempat aplikasi atau situs tadi, ada pula situs Dehashed yang dapat digunakan untuk mengecek kemanan akun dari upaya peretasan.

Mengutip laman Hacked (4/12/2020), Dehashed merupakan alat canggih untuk memeriksa keamanan informasi digital.

Tidak seperti alat atau aplikasi lainnya, Dehashed tidak hanya mencakup sekedar alamat email, pengguna dapat memasukkan istilah pencarian apa pun, seperti nama pengguna lama untuk melakukan pemeriksaan.

Dehashed juga menawarkan fitur khusus untuk membantu pengguna menghapus entri data pribadi apa pun yang ditemukan di internet.

Jika Anda adalah orang yang khawatir nama pengguna lama yang tidak lagi Anda gunakan akan disusupi, maka penting untung mempertimbangkan penggunaan Dehashed.

Namun sebelumnya, untuk alasan keamanan, Anda harus membuat akun sebelum dapat memeriksa detail data yang ditemukan.


6. Sucuri Site Checker

Alat atau aplikasi keenam bernama Sucuri.

Buka laman Sucuri Site Checker dan masukkan alamat situs web mana pun yang ingin Anda cek.

Situs ini akan memberi tahu Anda daftar potensi risiko dari situs yang Anda masukkan.

7. Firefox Monitor

Berikutnga adalah Firefox Monitor.

Mengutip Kompas.com (25/5/2021), situs ini dapat melihat kebocoran data online melalui alamat email.

Pengguna hanya perlu memasukkan alamat email dengan benar ke situs ini, kemudian mengklik “Periksa Pelanggaran Data”.

Situs pun akan menampilkan hasil pencarian kebocoran data yang terkait dengan alamat email dan kata sandi yang telah dimasukkan.

Situs ini dapat diakses melalui laman https://monitor.firefox.com.

8. Periksa Data

Terakhir atau yang kedelapan adalah aplikasi Periksa Data uang merupakan karya Ethical Hacker Indonesia.

Caranya sama, Anda diminta memasukkan alamat email yang ingin dicek, kemudian mengklik “Periksa Sekarang”.

Periksa Data akan menampilkan hasil pemeriksaan dan menunjukkan secara rinci kepada pengguna apakah ada kebocoran data yang terjadi.

Aplikasi dapat diakses melalui laman periksadata.com.

(Sumber: Kompas.com/Vina Fadhrotul Mukaromah, Mela Arnani | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Rendika Ferri Kurniawan)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/25/192900765/ramai-soal-kebocoran-data-ini-8-layanan-untuk-mengeceknya

Terkini Lainnya

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke