Hasil sidang isbat tersebut akan menentukan kapan umat Muslim di Indonesia mulai menunaikan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh.
Untuk menentukan awal Ramadhan, Kemenag telah membentuk Badan Hisab Rukyat (BHR) sejak 1972.
BHR bertugas melakukan hisab dan rukyatul hilal untuk menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.
Kajian BHR akan dijadikan bahan pertimbangan dalam penetapan tanggal awal dan akhir pada bulan-bulan tersebut, saat sidang isbat berlangsung.
Metode hisab dan rukyat
Kalender Hijriah yang digunakan oleh umat Islam berbasiskan pada peredaran bulan.
Oleh karena itu, penentuan awal bulan pada kalender Hijriah dilandaskan pada penampakan hilal atau bulan sabit muda.
Ada dua metode untuk mengetahui penampakan hilal, yaitu metode hisab dan metode rukyat. Apa bedanya?
Kasubdit Hisab dan Rukyat Bimas Islam Kemenag, Ismail Fahmi, mengatakan hisab adalah metode menghitung posisi benda langit, khususnya matahari dan bulan.
Rukyat adalah observasi benda-benda langit untuk memverifikasi hasil hisab.
"Dua metode tersebut adalah saling menguatkan, bahkan seperti dua sisi mata uang," kata Ismail saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/3/2021).
Penentuan lewat sidang isbat
Ismail mengatakan, sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 2 Tahun 2004, penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah adalah dengan mekanisme sidang isbat.
"Sidang isbat, yaitu musyawarah Menteri Agama dengan ormas Islam dan para pakar falak/astronomi serta instansi terkait untuk memutuskan bersama, berdasarkan data hisab dan pelaksanaan rukyatul hilal di seluruh Indonesia," kata Ismail.
Berkaca dari pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, metode hisab dan rukyat pernah beberapa kali menghasilkan hasil berbeda dalam penentuan tanggal awal dan akhir Ramadhan.
Ismail mengatakan, Kemenag berharap agar hasil hisab maupun rukyat tidak berbeda.
"Diharapkan tidak berbeda, jika berbeda diharapkan bisa saling menghormati dan menghargai," kata Ismail.
Hasil hisab Ramadhan menurut Muhammadiyah
Sementara itu, diberitakan Kompas.com, Senin (15/3/2021) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengumumkan bahwa 1 Ramadhan 1442 H atau bulan Puasa 2021 jatuh pada Selasa Wage, 13 April 2021.
Hal tersebut disampaikan dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2021 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1442 Hijriah.
Dari ijtimak tersebut jelang Ramadhan Hijriah terjadi pada Senin, 12 April 2021 pukul 09.33.59 WIB.
Adapun tinggi bulan saat terbenam matahari di Yogyakarta, hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari itu bulan berada di atas ufuk.
Kemudian ijtimak jelang Syawal 1442 H terjadi pada Rabu Pon, 12 Mei 2021 pukul 02.03.02 WIB.
Tinggi bulan saat terbenam matahari di Yogyakarta hilal sudah wujud, dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari itu bulan berada di atas ufuk.
Untuk ijtimak jelang Zulhijah 1442 H terjadi pada Sabtu Pahing, 10 Juli 2021 M pukul 08.19.35 WIB.
Berdasarkan hasil hisab tersebut maka secara lengkap ditetapkan:
https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/16/073200865/mengenal-metode-hisab-dan-rukyat-untuk-menentukan-awal-ramadhan