Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Selamatkan Dokter Richard" Trending di Twitter, Ini Kronologi Kasus Dokter Richard dengan Kartika Putri

KOMPAS.com - Polemik antara dokter Richard Lee dengan artis Kartika Putri mengenai produk kosmetik berbahaya, menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet di media sosial Twitter.

Terbaru, dokter Richard Lee memenuhi panggilan Polda Metro Jaya atas laporan dugaan pencemaran nama baik yang dilayangkan oleh pengacara Kartika Putri, Kamis (4/2/2021).

Warganet yang mendukung Richard kemudian menuangkan opininya di Twitter.

Hingga Sabtu (6/2/2021) pukul 12.52 WIB kata kunci "Selamatkan Dokter Richard" duduk di posisi delapan pada trending topic Twitter Indonesia dengan 5.805 twit.

Berikut beberapa twit warganet yang menyuarakan dukungannya terhadap Richard:

""Selamatkan Dokter Richard" edukasi beliau dalem menjeleskan tentang skincare bagus banget berani ambil resiko untuk mengatakan hal yang benar. sebagai cewe yang suka banget skincare aku dukung pak dokter," tulis akun @viraalifiyahh1.

"Sbgai seorg Apoteker, sya mendukung apa yg dr.Richard utarakan ttg krim abal2. Banyak skali kosmetika yg beredar di masyarakat saat ini yg sngat brbahaya.
Selamatkan Dokter Richard," tulis akun @Lazwardy1.


Richard, yang merupakan direktur di Klinik Kecantikan Athena, mengulas tentang kandungan zat-zat kimia berbahaya yang ada dalam produk tersebut.

Berdasarkan hasil uji laboratorium, Richard menyebut produk tersebut mengandung merkuri, dan juga hidrokuinon.

Sebelumnya Kepala Badan POM Indonesia, Dr Penny K Lukito MCP pernah menyampaikan bahwa produk kosmetik bermerkuri umumnya bisa mengakibatkan efek samping sesaat setelah penggunaan pada kulit yang sensitif.

"Produk kosmetik bermerkuri juga akan membuat dampak jangka panjang kepada penggunanya, bukan hanya dapat merusak kulit wajah," kata Penny dalam diskusi daring bertajuk Stop Kosmetik Ber-merkuri, Petaka di Balik Putih dalam Sekejap, 6 September 2020.

Bahaya kosmetik bermerkuri dapat berdampak pada kesehatan dan memicu berbagai penyakit, seperti kanker kulit, gangguan saraf, gangguan ginjal kronis, emboli paru, dan gangguan janin jika dipakai oleh ibu hamil.

Sementara itu, National Center for Biotechnology Information menyebut hidrokuinon tidak aman untuk kulit.

Pasalnya, hidrokuinon menyebabkan gangguan struktural pada stratum korneum epidermis dan keratin pada kulit.

Selain itu, konsentrasi hidrokuinon yang lebih tinggi juga mengurangi ketebalan kulit dan menyebabkan gangguan epidermis.

Produk dipromosikan Kartika Putri

Ternyata, produk krim wajah yang diulas oleh Richard pernah dipromosikan oleh artis Kartika Putri melalui akun Instagram miliknya.

Artis dengan sapaan Karput itu tidak terima produk endorsement-nya disebut berbahaya oleh Richard.

Hal tersebut dia sampaikan dalam tayangan video bersama pemilik produk kecantikan itu di kanal YouTube milik Kartika Putri.

Kartika Putri mengajak Richard untuk bertemu. Mereka datang dengan tim YouTube, suami Kartika Putri dan orang yang disebut sebagai 'om' yang ternyata adalah pengacara.


Pertemuan itu gagal membuahkan hasil, dan Richard kemudian mendapat somasi dari pihak Kartika Putri, yang kemudian dia tanggapi dengan permintaan maaf secara terbuka.

Richard mengaku, tujuannya membuat video tersebut bukan untuk menjatuhkan nama sang artis, melainkan semata demi edukasi kepada masyarakat.

"Permintaannya simple, minta maaf, ya bukan artinya minta maaf juga salah. Saya minta maaf kalau misalnya video saya atau Insta Story saya atau edukasi saya berdampak bagi Karput (Kartika Putri)," ujar Richard.

Dipanggil Polda Metro Jaya

Richard sempat menduga bahwa permasalahan antara dirinya dengan Kartika Putri sudah selesai, setelah dia secara terbuka meminta maaf.

Meski demikian, dia justru mendapat surat panggilan dari Polda Metro Jaya, terkait permasalahan tersebut.

Didampingi kuasa hukumnya, Richard memenuhi panggilan dari Polda Metro Jaya atas dugaan laporan dugaan pencemaran nama baik yang dilayangkan pengacara Kartika Putri.

Richard mengungkapkan, pihaknya sebenarnya tidak ingin masalah tersebut diperpanjang sampai ke kepolisian.

"Sebenarnya enggak penting banget ya, saya enggak mau masalah ini keangkat. Tujuan diskusi saya adalah edukasi, kasih tahu ke masyarakat, produk-produk berbahaya, terutama dosis tinggi, mengimbau artis," kata Richard.

Mendapat dukungan warganet

Polemik antara Richard Lee dengan Kartika Putri kemudian menarik perhatian masyarakat, terutama mereka yang secara rutin menggunakan produk perawatan kulit.

Sehubungan dengan pemanggilan Richard oleh Polda Metro Jaya, sebuah petisi untuk memberikan dukungan kepada sang dokter telah dimulai di laman Change.org.

"Dengan petisi ini, kami sebagai masyarakat yang peduli dan yang bersedia menerima edukasi & informasi yang benar mendukung dokter untuk memberantas oknum yang tidak bertanggung jawab serta untuk melanjutkan edukasi dan memberikan informasi yang tepat untuk semua khalayak masyarakat," tulis petisi tersebut. 

"Juga dengan tujuan untuk menyadarkan dan menghimbau para Tokoh/Artis/Selebriti agar memberikan informasi yang faktual, serta didasari oleh kepentingan dalam mempromosikan yang aman dan dapat dipertanggung jawabkan, bukan dari dasar keuntungan pribadi saja," lanjut petisi itu. 

Demikian deskripsi yang tertulis dalam laman petisi tersebut.

Hingga Sabtu, (6/2/2021) pukul 10.44 WIB petisi dukungan terhadap dokter Richard Lee telah mendapat 12.379 tanda tangan dari target 15.000.

(Sumber: Kompas.com/ Revi C. Rantung, Rintan Puspita Sari | Editor: Kistyarini, Dian Maharani)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/06/132000965/-selamatkan-dokter-richard-trending-di-twitter-ini-kronologi-kasus-dokter

Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke