Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Orang Percaya Khasiat Rendaman Meteorit?

Diberitakan Kompas.com, Minggu (31/1/2021), Kepala Dusun 5 Astomulyo, Edi Kurniawan membenarkan adanya sejumlah warga yang sempat mengambil air rendaman batu itu. Mereka menganggap batu tersebut berkhasiat sebagai alat pengobatan.

Peneliti dari Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) Robiatul Muztaba mengkonfirmasi bahwa benda yang jatuh di rumah Munjilah adalah batu meteorit.

"Benar, itu adalah batu sisa meteorit yang masuk ke bumi. Ada sejumlah ciri yang sesuai dengan benda antariksa," kata Robiatul, mengutip Kompas.com, Jumat (30/1/2021) malam.

Ia pun menimbau warga untuk tidak meminum rendaman batu meteroit tersebut, karena berbahaya.

Di media sosial, fenomena ini mengingatkan warganet pada fenomena Ponari pada 2009 lalu. Seorang bocah cilik dengan 'batu ajaib'-nya yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Akses kesehatan minim

Psikolog sosial dari Universitas Airlangga, Surabaya, Rizqy Amelia Zein menjelaskan, ada dua akar masalah dari fenomena ini. Pertama, persoalan struktural.

Yang paling dapat ditengarai dari kepercayaan masyarakat atas khasiat batu meteorit adalah minimnya fasilitas kesehatan (faskes).

"Untuk masyarakat di daerah terpencil, itu wajar. Karena akses layanan kesehatan tidak mereka dapatkan. Faskes (fasilitas kesehatan) jauh, butuh effort besar, belum tentu sembuh juga," kata Amel saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/2/2021).

Sebagai upaya untuk memperoleh kepastian kesehatan, masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif meskipun caranya tidak rasional.

Amel mencontohkan persoalan struktural ini dengan kondisi masyarakat Tengger, Jawa Timur. Jarak rumah dari faskes di sana sejauh 30 kilometer, sementara penghasilan hariannya hanya Rp 50.000. Oleh karena itu, pengobatan alternatif jadi pilihan utama.

Aspek individu

Selain persoalan struktural, Amel menjelaskan, aspek berikutya yang memengaruhi adalah epistimological believe, yaitu kepercayaan individu berdasarkan pengetahuan yang diperoleh masyarakat.

Pengetahuan masing-masing individu berbeda. Hal ini memengaruhi kepercayaan setiap individu terhadap suatu hal.

Untuk kasus khasiat batu ini, menurut Amel, masyarakat lebih percaya pengetahuan dibangun dari kesaksian atau testimoni yang menyebar dari mulut ke mulut.

"Asal-usul pengetahuannya dari yang sederhana, dari mulut ke mulut, atau mencocokkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada hubungannya," kata dia.

Adapun aspek individu lain dapat dipengaruhi oleh rasa percaya terhadap tenaga medis, serta kurangnya relevansi masyarakat dengan sains atau data ilmiah.

Amel menambahkan, kedua aspek baik struktural maupun individual berperan dalam suatu psikologi sosial.

"Enggak dipisahkan yang struktural, sama yang individual. Karena keduanya sama-sama berkontribusi," ujar Amel.

Pengaruh budaya

Hal yang sama disampaikan psikolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Laelatus Syifa.

Ia menjelaskan, kepercayaan masyarakat terhadap batu bertuah, batu ajaib, dan sebagainya merupakan perilaku tahayul.

Ada faktor budaya yang memengaruhinya. Perilaku ini ada secara turun temurun, menjadi kebiasaan, sehingga sulit dihilangkan.

Hal inilah yang membuat tahayul dapat bertahan sampai era modern seperti sekarang.

Perilaku ini, menurut dia, muncul karena kebutuhan manusia untuk mendapat kepastian.

"Beberapa orang pada akhirnya bisa merasakan ketidakpastian. Sehingga, jalan short cut untuk keluar dari ketidakpastian tersebut dengan membuat kepercayaan yang menguntungkan mereka, sehingga percaya pada tahayul," kata Laelatus, saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/2/2021).

Ketidakpastian itu termasuk ketidakpastian masalah kesehatan karena mereka mencoba terbebas dari rasa cemas.

"Indonesia dekat dengan budaya mistis, magis, dan tahayul. Di luar negeri pun juga, banyak juga yang mereka dekat dengan budaya tahayul," tambah Laelatus.

Seperti disebutkan dalam jurnal yang diterbitkan International Meteor Organization, negara-negara di bagian Timur Eropa masih memegang kepercayaan masyarakat terhadap meteor.

Negara tersebut antara lain Balkan, Ceko, Estonia, Lithuania, Rusia, dan Ukraina. Dengan tahayul atau kepercayaan yang beragam.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/01/193100065/mengapa-orang-percaya-khasiat-rendaman-meteorit-

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke