Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Baru Virus Corona di Beijing Kemungkinan dari Asia Tenggara dan Asia Selatan

Penelitian itu didasarkan pada data sekuensing genetik dari tiga jenis virus, dua di antaranya dari Beijing.

Peneliti dari Departemen Biostatistika Harvard T.H. Chan School of Public Health, Georg Hahn dan timnya membandingkan gen-gen itu dengan lebih dari 7.000 sekuens genom yang dilaporkan dari seluruh dunia.

Hasilnya, mereka menemukan tiga strain yang sebelumnya banyak menyebar di Eropa baru-baru ini ditemukan di zona tropis Asia.

"Kasus-kasus baru di Beijing dikaitkan dengan transmisi dari Asia Selatan antara April dan Juni," kata Hahn, dilansir dari SCMP, Kamis (2/7/2020).

Gelombang infeksi baru muncul di Beijing pada 11 Juni 2020 setelah hampir dua bulan tanpa adanya kasus virus corona.

Lebih dari 7 juta orang sejauh ini telah diuji di seluruh Beijing sebagai upaya dari pengendalian virus.

Ibu Kota China itu saat ini memiliki 326 pasien positif dan sebagian besar terkait dengan pasar makanan grosir, sama seperti laporan pertama di Wuhan.

Kepala Ilmuwan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Virus (CDC) China Wu Zunyou mengatakan, kesamaan itu bisa menjadi petunjuk penting tentang asal mula wabah.

"Kedua kota tersebut memiliki kasus yang terkonsentrasi di daerah tempat penjualanan makanan laut," kata Wu.

"Urutan genetika menunjukkan virus di Beijing tidak mungkin berasal dari hewan, juga bukan dari strain yang lazim sebelumnya," lanjut dia,

Dalam sebuah laporan pekan lalu, CDC China menyebutkan, strain yang ditemukan dalam kasus baru di Beijing merupakan kasus impor.

Virus itu kemungkinan dibawa ke pasar oleh seseorang yang terinfeksi melalui produk makanan yang terkontaminasi dari luar negeri.

Kepala Institut Nasional Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Wu Guizhen menjelaskan, strain yang ditemukan di Beijing memiliki dua mutasi asing.

Satu mutasi muncul di Eropa dan mutasi lain pertama kali dilaporkan di Inggris, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika.

Mutasi-mutasi itu telah terdeteksi di China pada Maret 2020 dan dibawa oleh wisatawan yang kembali dari luar negeri.

Wu menambahkan, strain yang ditemukan di Beijing secara genetik lebih tua daripada yang beredar di Eropa saat ini.

Namun, seorang peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan China mengatakan, kemungkinan besar wabah itu karena peristiwa yang cukup baru dan kemungkinan terjadi pada Juni 2020.

"Itu berarti mereka bisa datang dari mana saja," kata peneliti yang tak mau disebutkan namanya itu.

Menurut dia, dengan kurangnya sampel yang memadai, ada peluang strain itu bisa datang dari tempat di yang tak ada datanya.

Oleh karena itu, belum bisa disimpulkan tentang asal-usul strain Beijing karena kasus di Asia Selatan mungkin telah menyebar ke daerah lain.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/02/130500265/kasus-baru-virus-corona-di-beijing-kemungkinan-dari-asia-tenggara-dan-asia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke