Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nasib Pengemudi Ojol Saat Lebaran, Penghasilan Berkurang dan Telat Bayar Cicilan

KOMPAS.com - Perayaan Hari Raya Idul Fitri identik dengan berkumpulnya semua anggota keluarga.

Tapi di tahun ini umat Islam harus bersabar karena merayakannya di tengah pandemi virus corona.

Ada orang-orang yang terpaksa tetap bekerja di perantauan, ada yang tak bisa pulang, dan banyak yang tak mudik karena takut menulari keluarga di kampung halaman. 

Salah satu pengemudi mobil berbasis aplikasi GoCar atau sopir mobil ojek online di Jakarta, Heru Aguanto Rozaki (31) memilih tak mudik.

"Takut saya membawa virus, karena saya tiap hari keluar rumah terus. Takut nularin keluarga dan tetangga di kampung, saya punya nenek kakek dah tua," ujarnya pada Kompas.com, Sabtu (23/5/2020).

Selain itu , harga tiket yang mahal juga menambah kesulitan Heru. Pengemudi ojol yang akrab disapa Heru itu merantau jauh-jauh dari Batam sejak 9 tahun terakhir.

Penghasilan berkurang dan telat bayar cicilan

Pria kelahiran Sawang, Batam, itu mengaku harus sabar dengan kondisi saat ini. Heru hanya mengandalkan pendapatannya mengemudi ojol.

"Saya kan biasa ngetem di bandara, maen argo gede, sekarang argo gede juga jarang. Sekarang dapat Rp 400 ribu atau Rp 350 ribu itu kotor, belum dipotong bensin Rp 150 ribu," tutur dia.

Lanjutnya, saat ini pengeluaran untuk bensin jadi boros karena pesanan tak seramai biasanya.

Seperti saat mengantar penumpang dari Jakarta ke Depok. Misalnya, dari Depok belum tentu ada penumpang yang akan kembali ke Jakarta. Padahal rumah Heru di Jakarta.

Selain itu, dia kadang mengambil orderan GoSend untuk tambahan. Barang yang kecil seperti parcel Lebaran dia mau mengantar.

Tapi dia tidak berani membawa barang-barang besar, karena takut ditilang polisi di check point.

Kesulitan hidupnya bertambah karena Heru masih memiliki cicilan mobil, makan sehari-hari, dan maintenance mobil. Dirinya mengaku sempat telat bayar cicilan mobil bulan lalu.

Lebaran tetap narik

Pada lebaran tahun ini rencananya Heru dan teman-temannya masih mencari penumpang. Hal itu melihat Lebaran biasanya ramai penumpang.

Sementara itu untuk pengemudi ojol GoJek atau motor banyak yang tidak beroperasi.

Mereka tak dapat mengangkut penumpang karena sepi dan terbatasi aturan PSBB. Sehingga, hanya dapat melayani GoSend (jasa antar barang) dan GoFood (jasa antar makanan).

Heru menceritakan, pada tahun-tahun sebelumnya, di Jakarta banyak orang memesan jasanya untuk berkunjung ke tempat-tempat saudaranya.

"Ya biasanya kalau Lebaran rame orderan ya, tapi nggak tau besok gimana," katanya.

Saat mengemudikan mobilnya, Heru mengatakan tetap menjaga protokol kesehatan. Dia memakai masker, membawa hand sanitizer, dan sebagainya.

"Kalau ada penumpang turun yang agak mencurigakan, saya semprot alkohol di kursi belakang. Lalu kalau penumpang nggak pakai masker saya tegur," ungkap dia.

Namun, hingga kini dia merasa sehat dan belum ikut tes semacam rapid test.

"Harapan saya yah, semoga pemerintah serius menangani wabah ini, biar kita bisa hidup normal kembali, kita semua rindu keluarga," pungkas Heru.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/25/113900865/nasib-pengemudi-ojol-saat-lebaran-penghasilan-berkurang-dan-telat-bayar

Terkini Lainnya

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke