Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Keraton Agung Sejagat Muncul di Purworejo?

KOMPAS.com - Publik digegerkan dengan munculnya Keraton Agung Sejagat (KAS) yang dipimpin oleh seorang Raja yang disebut sebagai Sinuhun Totok Santosa Hadiningrat di Purworejo, Jawa Tengah.

Sinuhun Totok Santosa Hadiningrat didampingi seorang Ratu bernama Kanjeng Ratu Dyah Gitarja.

Keduanya mengklaim KAS memiliki 450 anggota dan telah mendapat pengakuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Lantas, mengapa Kerajaan Agung Sejagat (KAS) muncul di Purworejo, Jawa Tengah?

Sejarawan JJ Rizal mengatakan secara historis dulunya Purworejo merupakan kawasan raja-raja.

Bahkan Purworejo, imbuhnya merupakan basis awal peperangan Diponegoro.

"Tapi fenomena seperti ini bisa muncul di mana saja, di Sumatera juga ada dan mengaku bagian dari kerajaan Sriwijaya," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (15/1/2020).

Namun, ia belum mengetahui apakah KAS tersebut memiliki kaitan dengan trah (keluarga) Keraton Yogyakarta atau hanya aksi tipu-tipu semata.

Kendati demikian, hal tersebut tidak bisa dikaitkan apakah Purworejo bekas basis peperangan Diponegoro atau bukan.

Ketika disinggung mengapa banyak orang yang menjadi pengikutnya, Rizal menegaskan hal tersebut bukan semata-mata karena uang. Namun, ada bayangan lain dari para pengikut selain uang.

"Karena mereka pasti juga tahu itu akan berisiko," terangnya.

Bukan gejala baru

Ia mengungkapkan, munculnya Keraton Agung Sejagat ini bukanlah hal yang baru.

Menurutnya, di tahun 1950-an, muncul juga seorang raja bernama Idrus serta permaisurinya yang bernama Markonah.

Raja dan ratu tersebut mengaku sebagai pemimpin tertinggi suku anak dalam dari rimba belantara Jambi.

Saat itu, pasangan tersebut sempat diundang oleh beberapa pejabat publik dan yang paling diingat adalah sempat menipu Presiden Soekarno.

"Fenomena munculnya kerajaan baru serta raja dan ratu tersebut bisa diterjermahkan sebagai krisis," jelasnya.

Krisis tersebut dalam artian negara tidak memberikan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat.

Kemudian, di tengah-tengah tidak kehadirannya tersebut, banyak persoalan yang muncul.

"Jadi mereka mencari pikiran-pikiran alternatif. Dalam konteks itu biasanya muncul kegilaan atau tindakan-tindakan ajaib seperti munculnya kerajaan siluman tersebut," imbuhnya.

Lebih lanjut, munculnya kerajaan-kerajaan tersebut adalah sebagai bayangan kepangkatan atau kemewahan saat berada di tengah masyarakat.

Hal itu ditunjukkan seperti misalnya dengan gaya berbusana.

"Jadi ini tidak lain adalah sebagai penyakit sosial dalam bentuk yang aneh," paparnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/15/181546465/mengapa-keraton-agung-sejagat-muncul-di-purworejo

Terkini Lainnya

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke