Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Demo Mahasiswa Ricuh, Pengamat Sebut Intelijen Harus Bergerak

KOMPAS.com - Demo menolak disahkannya Rancangan KHUP (RKUHP) dan mendesak pencabutan UU KPK versi revisi yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia berakhir ricuh.

Menurut Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, intelijen harus segera turun tangan untuk mengetahui penyebab kerusuhan tersebut.

"Saya berpendapat bahwa intelijen harus segera bergerak, harus mengetahui dari mana penyebabnya," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/9/2019).

Ia mengatakan, ada dua model yang bisa diterapkan untuk mengetahui penyebab rusuh demo mahasiswa.

"Terserah mau pakai model kontra intelijen atau model langsung tangkap," kata Agus.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa intelijen harus bergerak dan menjelaskan kepada Presiden Joko Widodo, karena presiden tidak mengetahui detail di lapangan.

"Kalau mau memakai model kontra intelijen, presiden harus dikasih tahu bagaimana prosesnya. Kan ada ilmunya itu," jelas Agus.

Tak hanya itu, Agus juga mengingatkan bahwa saat ini ada banyak sel-sel kelompok radikal yang berusaha menyebarkan paham mereka.

"Ini kan sekarang banyak sel-sel (kelompok radikal) yang mereka tidak peduli siapa presidennya, pokoknya paham mereka tersebar," papar Agus.

Selain itu, Agus mengatakan kelompok tersebut berupaya untuk merubah pancasila dan mengganti dengan paham milik mereka (kelompok radikal).

Ia mencontohkan banyak kasus seperti ini yang terjadi di luar negeri.

"Contohnya sudah banyak di luar negeri, apa kita mau kejadian tersebut terjadi di Indonesia? kalau tidak mau ya mari kita kerja bersama menghalau hal itu terjadi," terang Agus.

Ada yang menunggangi?

Menurut Agus, ada pihak yang mencoba untuk memanfaatkan demo mahasiswa beberapa hari terakhir.

Namun, ia tidak menjelaskan secara jelas pihak mana yang menunggangi kejadian kemarin.

"Menurut saya, ya pasti ada yang menunggangi, coba perhatikan, apa kemarin yang memakai jaket almamater itu semua mahasiswa? belum tentu," kata Agus lagi.

"Kenapa anak-anak STM dan SMA bisa teriak-teriak ikut demo? ada enggak yang meneliti mereka dikasih obat atau tidak? misalnya narkoba, dikasih atau tidak?," lanjut Agus.

Kemudian, Agus mengatakan hal itu merupakan tugas intelijen untuk menyelidiki. Lalu kemudian dilaporkan ke presiden.

Selanjutnya, tinggal menunggu presiden untuk mengambil keputusan dengan mempertimbangkan semua nasihat-nasihat.

Internet diputus

Selain itu, Agus berpendapat agar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk segera mematikan jaringan internet bila keadaan semakin buruk.

"Saya sarankan kepada Kominfo, kalau kondisi sudah kritis seperti ini, sebaiknya jaringan internet dimatikan saja agar menekan jumlah peredaran berita bohong di media sosial," kata Agus.

Ia menilai, sebaiknya jaringan internet dimatikan terlebih dahulu, lalu langkah berikutnya adalah menyelesaikan permasalahan yang memicu kerusuhan.

Agus kembali menegaskan bahwa media sosial harus selalu dikontrol agar penyebaran berita bohong tidak menyebar.

"Makanya, saya selalu bilang kita perlu kontrol. Dari Cyber Crime juga harus kerja keras, gimana caranya kalau ada berita bohong harus segera diblok. Saya yakin itu pasti bisa, karena itu teknologi," jelas Agus.

"Matikan, matikan, matikan aja. Kalau enggak dimatikan, penyebaran berita bohong dari sel-sel kelompok radikal yang ada di media sosial akan menyebar," lanjut Agus.

Setelah itu, menurut Agus, bila sekiranya ada yang menghasut, harus segera ditindak.

Kontrol di media sosial harus lebih ditingkatkan. Intelijen saat ini tidak hanya membuntuti orang saja, bisa juga dengan mengontrol di media sosial.

"Yang sekiranya menghasut ya diambil (ditangkap), apa boleh buat, ini menyangkut keamanan negara, harus serentak diambilnya, kalau satu-satu ya akan susah," tutup Agus.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/27/180600365/demo-mahasiswa-ricuh-pengamat-sebut-intelijen-harus-bergerak

Terkini Lainnya

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke