Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berkendara di Jalanan Sering Picu Amarah, Begini Cara Mengatasinya

Risiko di jalan kian diperparah dengan banyaknya pengemudi yang merampas hak orang lain dengan mengendarai kendaraannya denagan ugal-ugalan.

Tentu saja, peristiwa ini membuat amarah memuncak. Banyak pengendara yang menyalurkan kemarahan di jalan dan berujung padan kejadian yang tidak diinginkan.

Beberapa dari mereka berteriak bahkan ada yang membunyikan klakson secara terus menerus. Untuk mengurangi amarah selama di jalan, berikut adalah beberapa strategi yang dapat Anda terapkan:

Memberikan perspektif berbeda ke diri sendiri

Setiap orang memmiliki perspektif yang berbeda dalam memandang suatu kejadian. Ini karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang egois.

Dalam melihat suatu masalah, manusia seringkali hanya memikirkan perspektif atau pandangan pribadi mereka, terlebih saat sedang merasa emosi.

Dilansir dari laman Psychology Today, Selasa (3/9/2019), salah satu alasan seseorang berteriak di jalanan adalah untuk menunjukkan bahwa mereka mampu mengemudi lebih baik dari orang lain.

Faktanya, pandangan seseorang tentang suatu kejadian berbeda dengan orang lain. Untuk itu, saat Anda merasa seseorang salah saat berada di jalan, maka apa yang Anda lakukan sebenarnya adalah membuat penilaian tentang bagaimana orang tersebut bertindak.

Anda tidak bisa menunjukkan cara mengemudi yang baik jika memberikan respons serupa. Untuk itu, beri pandangan ke diri sendiri bahwa setiap orang memiliki perspektif berbeda khususnya dalam berkendara.

Dengan demikian, amarah yang memuncak saat berada di jalanan dapat ditekan.

Untuk itu, Anda bisa memandang seseorang dari cara berbeda saat dia menyerobot atau melanggar seseorang di jalanan. Mungkin saja ia sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, atau sedang dikejar oleh sesuatu. Melihat sesuatu dari sudut pandang lain membuat seseorang menjadi lebih manusiawi.

Hadapi dengan serius

Jika Anda berhadapan dengan pengemudi yang tidak patuh saat di jalan, berbicaralah dengan pengemudi tersebut jika perilakunya tidak sesuai. Dengan begitu Anda dapat menyampaikan pesan yang sebenarnya, alih-alih menyalurkan emosi sesaat.

Seringkali amarah saat perjalanan terjadi karena pengendara merasa terburu-buru. Selain itu, salah satu pemicu amarah saat berkendara adalah waktu yang mepet.

Jika Anda memiliki acara atau janji temu dan membutuhkan waktu cukup lama di jalan, maka usahakan untuk berangkat lebih awal.

Selain meminimalisasi keterlambatan, memiliki jeda waktu dalam perjalanan juga mampu meredakan stres di jalan. Untuk itu, Anda perlu melonggarkan waktu dengan berangkat lebih awal.

Selain itu, jika Anda berada di dalam mobil, usahakan untuk menghindari suasana yang cenderung negatif dengan mendengarkan audio entah itu musik atau program acara.

Dilansir dari laman Men's Health, hindari beberapa acara yang dapat menambah tingkat stres seperti pembicaraan politik. Anda bisa mencari acara hiburan seperti olahraga atau musik untuk membantu menurunkan tingkat stres saat di jalan.

Pikirkan bagaimana Anda akan bereaksi

Meski Anda tidak dapat memprediksi kapan seseorang memotong jalan Anda, namun Anda bisa melatih reaksi saat hal tersebut terjadi. Pikirkan bagaimana Anda akan bereaksi ketika seseorang secara sengaja menyerobot jalan kendaraan yang sedang Anda tumpangi.

Apakah Anda akan marah, membunyikan klakson, atau membanting pintu?

Saat marah di jalanan, orang-orang sering menggunakan kendaraan baik secara sengaja atau tidak untuk berkomunikasi dengan mereka yang melanggar. Dengan demikian, alih-alih memukul, coba untuk menekan kemarahan dan identifikasikan apa tindakan Anda setelah rasa marah itu muncul.

Hal ini akan membantu kemungkinan Anda terlibat kesalahpahaman dengan pengemudi lainnya. Selain itu, jangan melakukan kontak mata yang tidak perlu dengan pengendara lain yang Anda rasa melanggar. Fokuslah pada cara mengemudi Anda sepanjang perjalanan.

Fokus pada diri sendiri

Cara lain untuk menghindari amarah saat di jalan adalah dengan fokus terhadap diri sendiri. Anda hanya perlu memerhatikan apakah saat ini sedang mengemudi di jalur yang benar.

Selain itu, usahakan jangan melakukan hal-hal yang dilarang saat sedang berada di balik kemudi seperti menelepon atau mengirimkan pesan teks.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/03/182848865/berkendara-di-jalanan-sering-picu-amarah-begini-cara-mengatasinya

Terkini Lainnya

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Tren
Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke