Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Kompas.com - 16/04/2024, 15:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.comAdolf Hitler adalah diktator Jerman yang memainkan peran penting dalam Perang Dunia II.

Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II adalah memulai perang dengan Polandia pada 1 September 1939.

Selain membawa Jerman memulai Perang Dunia II, Hitler juga memimpin jalannya perang dan memerintahkan pembantaian jutaan Yahudi.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II.

Baca juga: Bagaimana Hitler Bisa Jadi Pemimpin?

Pelopor Perang Dunia II

Peran Hitler yang paling mencolok dalam Perang Dunia II adalah pemicu terjadinya perang dengan memerintahkan tentara Jerman menginvasi Polandia.

Rencana invasi ke Polandia telah lama dipersiapkan oleh Hitler.

Adolf Hitler merupakan veteran Perang Dunia I (1914-1918), yang naik ke tampuk kekuasaan melalui Partai Nazi, yang mulanya bernama Partai Buruh Jerman.

Hitler bergabung dengan Partai Buruh Jerman pada September 1919, dan didapuk sebagai pemimpin propaganda untuk menyalurkan ketidakpuasan rakyat Jerman terhadap pemerintahan Republik Weimar.

Ketidakpuasan rakyat utamanya disebabkan oleh Perjanjian Versailles, yang disepakati Sekutu dan Jerman pada akhir Perang Dunia I, yang membuat Jerman merasa diinjak-injak harga dirinya karena dicurangi dan dirugikan.

Pada 1920, Hitler mengubah Partai Buruh Jerman menjadi Partai Nazi, dan resmi dinobatkan sebagai ketua partai.

Seiring popularitas Partai Nazi yang meroket, Adolf Hitler diangkat sebagai Kanselir Jerman pada 30 Januari 1933.

Hitler dengan cepat mengonsolidasikan kekuasaan dan mengangkat dirinya sebagai pemimpin tertinggi (Furher) pada 1934 guna mengembalikan kejayaan Jerman.

Baca juga: Partai Nazi: Berdirinya, Kepemimpinan Adolf Hitler, dan Pembubaran

Hitler memandang dunia sebagai arena perjuangan antarbangsa dan percaya pada superioritas bangsa Jerman, yang merasa "murni" dan disebut bangsa Arya.

Menurutnya, satu-satunya cara untuk mewujudkan “ruang hidup” baru yang sangat luas (Lebensraum) agar ras Jerman berkembang adalah dengan peperangan.

Ia kemudian mengingkari Perjanjian Versailles, yang membatasi kekuatan militer Jerman, dengan mempersenjatai lagi bangsanya pada 16 Maret 1935.

Hitler kemudian memperkuat angkatan militer Jerman yang dinamai Wehrmacht, yang menjadi langkah penting dalam upayanya mengambil peran dominan dalam Perang Dunia II.

Pada 25 Oktober 1936, Jerman dan Italia mengumumkan pembentukan Poros Roma-Berlin, guna melancarkan niat ekspansinya ke wilayah Eropa bagian selatan.

Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I yang mengakibatkan wilayahnya tergerus sekitar 13 persen, mendorong Hitler untuk melakukan ekspansi wilayah dengan jalan aneksasi.

Aliansi Jerman dan Italia menambah ketegangan di antara negara-negara Eropa, sekaligus menandai langkah Jerman dalam mengejar kebijakan luar negeri yang lebih agresif di bawah kepemimpinan Hitler.

Baca juga: Beer Hall Putsch, Upaya Kudeta Adolf Hitler

Hitler mulai agresi terbuka dengan mencaplok Austria (1938) dan Cekoslowakia (1939).

Pada 22 Mei 1939, Jerman dan Italia menandatangani sebuah perjanjian militer dan pertahanan yang disebut Pakta Baja, yang dipandang oleh para ahli sebagai tanda lahirnya Blok Poros.

Kemudian, pada akhir Agustus 1939, Jerman mendapatkan jaminan netralitas dari Uni Soviet melalui Pakta nonagresi Jerman-Soviet.

Peristiwa itu diikuti dengan invasi Jerman atas Polandia pada 1 September 1939, yang secara resmi menandai dimulainya Perang Dunia II.

Dengan adanya Pakta nonagresi Jerman-Soviet, Jerman akan mendapatka bantuan Soviet dalam menaklukkan dan membagi Polandia.

Sebelumnya, Inggris dan Perancis sudah menyatakan akan membantu Polandia jika diserang oleh Jerman.

Alhasil, pada 3 September 1939, Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman yang menginvasi Polandia.

Dari situlah, terjadi Perang Dunia II yang melibatkan banyak negara.

Baca juga: Kematian Adolf Hitler dan Teori Konspirasi yang Menyelubunginya

Pemimpin Perang Dunia II

Adolf Hitler melibatkan Jerman dalam kancah Perang Dunia II sekaligus menjadi pemimpin jalannya peperangan.

Setelah berkuasa di Jerman, Hitler memperjelas niatnya untuk mempersenjatai negara dan memberikan dukungan kepada para komandan muda seperti Heinz Guderian.

Heinz Guderian inilah yang dikenal sebagai tokoh yang menciptakan Bliztkrieg, yakni serangan kilat dan terfokus menggunakan gabungan pasukan yang terus bergerak dan didukung oleh mesin-mesin perang.

Beberapa negara di Eropa yang takluk terhadap taktik Blizkrieg antara lain Polandia (September 1939), Denmark (April 1940), Norwegia (April 1940), Belgia (Mei 1940), Belanda (Mei 1940), Luksemburg (Mei 1940), Perancis (Mei 1940), Yugoslavia (April 1941), dan Yunani (April 1941).

Peperangan Jerman dengan negara-negara tersebut tentu tidak lepas dari perintah Hitler, yang saat itu telah menyepakati perjanjian dengan Jepang untuk bergabung Blok Poros.

Penaklukan Hitler atas Balkan memuluskan tujuan sebenarnya, yakni invasi ke Uni Soviet, yang wilayahnya dangat luas dan akan memberikan “Lebensraum” yang dibutuhkan oleh bangsa Jerman.

Baca juga: Hubungan Wilayah Balkan terhadap Terjadinya Perang Dunia I

Setelah menaklukkan negara-negara tersebut, Hitler mengalihkan perhatiannya kepada Inggris.

Peperangan sengit terjadi di laut yang melibatkan angkatan laut Inggris dan Jerman bersama kapal selamnya.

Untuk membuka jalan bagi invasi amfibi (yang dijuluki Operasi Singa Laut), pesawat Jerman mengebom Inggris secara ekstensif mulai September 1940 hingga Mei 1941.

Di saat yang sama, Hitler memerintahkan invasi ke Uni Soviet, yang dikenal sebagai Operasi Barbarossa.

Meski sempat unggul, tentara Jerman akhirnya menyerah dari Soviet pada 31 Januari 1943.

Pada pertengahan 1944, Sekutu memulai invasi besar-besaran ke Eropa, untuk menjinakkan Jerman.

Sebagai tanggapan, Hitler mengerahkan seluruh sisa kekuatan pasukannya ke Eropa Barat.

Baca juga: Mengapa Hitler Membenci Yahudi?

Hitler menjadi pemimpin absolut Jerman hingga keadaan memaksanya mengakhiri hidup pada April 1945.

Tidak lama kemudian, Jerman secara resmi mengaku kalah dari Sekutu.

Semasa memimpin Jerman dalam Perang Dunia II, Hitler, yang meyakini bahwa bangsa Jerman adalah ras unggul, juga melakukan kampanye pembantaian terjadap jutaan orang yang dianggap inferior dan tidak diinginkan, seperti orang Yahudi, Slavia, dan homoseksual.

Pembantaian terhadap orang Yahudi oleh Hitler, atau dikenal sebagai Holocaust, semasa Perang Dunia II, mengakibatkan jutaan korban jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com