Kenapa Belanda Membentuk NICA?

Namun, karena konflik politik dengan Departemen Luar Negeri AS, Van Mook dan Douglas MacArthur baru menandatangani kesepakatan mereka pada 10 Desember 1944.

Baca juga: Garis Van Mook, Batas antara Wilayah RI dan Daerah Pendudukan Belanda

Kesepakatan itu dikenal sebagai Civil Affairs Agreement atau Van Mook–MacArthur Civil Affairs Agreement.

Isi utama perjanjian tersebut adalah wilayah Indonesia yang direbut kembali oleh pasukan Sekutu akan dikembalikan ke kekuasaan Belanda melalui NICA.

Kedatangan tentara NICA di Indonesia

Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945, Pemerintah Belanda melalui NICA mulai bersiap untuk kembali memerintah di wilayah Indonesia.

Namun, hal itu terganjal minimnya angkatan perang Belanda untuk dapat menguasai wilayah Indonesia.

Pemerintahan NICA terpaksa menggantungkan diri pada kekuatan tentara Sekutu, khususnya Inggris, karena berdasarkan Konferensi Postdam, wilayah Indonesia termasuk di dalam wilayah komando Inggris yang diberi nama South East Asia Command (SEAC) di bawah pimpinan Laksamana Inggris, Lord Louis Mountbatten yang bermarkas di Singapura.

Baca juga: Kedatangan NICA dan Sekutu Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Itulah mengapa, Inggris dalam kekuasaannya terhadap wilayah SEAC yang seharusnya bertugas membebaskan tahanan perang, melucuti tentara Jepang yang telah menyerah, dan menciptakan keamanan serta ketertiban hukum, datang ke Indonesia dengan diboncengi tentara NICA.

Tujuan NICA datang ke Indonesia adalah menerima penyerahan Indonesia dari Inggris.

Namun, tentara Inggris kaget karena Pemerintahan Indonesia ternyata telah berdiri sejak 17 Agustus 1945 dan mendapatkan dukungan dari segenap rakyat.

Alhasil, penyerahan kekuasaan atas Indonesia kepada NICA pun urung terjadi.

Mendengar laporan ini, Lord Mountbatten memaksa Van Mook untuk berunding dengan pemerintahan Indonesia yang sudah terbentuk, agar tidak terjadi kericuhan.

Namun, oleh rakyat Indonesia, kedatangan Sekutu yang diboncengi NICA telah dinilai sebagai bentuk pengkhianatan karena tidak sesuai dengan tugas pokok mereka.

Terlebih, diketahui bahwa NICA mulai mempersenjatai pasukan KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indische Leger), tentara Hindia Belanda, yang ditawan oleh Jepang.

Baca juga: Perbedaan Pasukan NICA dan KNIL

Tentara-tentara KNIL yang sudah dipersenjatai oleh NICA juga melakukan beberapa provokasi yang berakibat pada kerusuhan.

Kisruh itulah yang menyebabkan pertempuran besar-besaran di Medan, Jakarta, dan Surabaya, antara rakyat Indonesia melawan tentara Sekutu-NICA.