KOMPAS.com - Pada 24 Maret 1946, Bandung selatan dibumihanguskan oleh rakyat dan para pejuang.
Peristiwa bersejarah ini dikenal sebagai Bandung Lautan Api.
Rakyat dan para pejuang memilih membakar rumah dan pergi mengungsi agar wilayah mereka tidak dimanfaatkan oleh tentara Sekutu dan NICA sebagai markas dalam menghadapi perlawanan para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dalam peristiwa Bandung Lautan Api, dua anggota Barisan Rakyat Indonesia (BRI) berhasil melakukan pengeboman gudang amunisi milik Sekutu.
Siapakah dua anggota milisi BRI yang berhasil meledakkan gudang amunisi tentara Sekutu?
Baca juga: Bandung Lautan Api: Latar Belakang Peristiwa dan Tokoh Pentingnya
Dua anggota milisi BRI yang berhasil meledakkan gudang amunisi tentara Sekutu adalah Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan.
Peristiwa Bandung Lautan Api diawali dengan ultimatum tentara Sekutu yang dikeluarkan pada 21 November 1945.
Saat itu, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum agar Bandung bagian utara segera dikosongkan selambat-lambatnya pada 29 November 1945.
Selain itu, para pejuang kemerdekaan Indonesia juga harus menyerahkan senjata yang mereka rampas dari tentara Kekaisaran Jepang.
Peringatan itu tidak dihiraukan oleh para pejuang Indonesia, sehingga menimbulkan bentrok senjata antara pejuang pribumi dengan tentara Sekutu.
Pada 23 Maret 1946, Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua dengan menuntut agar semua masyarakat dan pejuang Tentara Keamanan Rakyat (TKR) segera mengosongkan Kota Bandung Selatan.
Ultimatum ini kembali tidak dihiraukan oleh para pejuang kemerdekaan.
Baca juga: Penyebab Terjadinya Bandung Lautan Api
Namun, rakyat diungsikan ke luar Kota Bandung. Para anggota TKR juga terpaksa meninggalkan Bandung bagian selatan, sebelum akhirnya dibumihanguskan.
Dalam peristiwa ini, Mohammad Toha, sebagai pejuang muda Indonesia, berniat untuk masuk dan menghancurkan gudang mesiu Sekutu di Dayeuhkolot agar misi mereka dapat terkalahkan.
Dayeuhkolot memiliki arti penting untuk menunjang daerah pertahanan bagi pejuang Indonesia yang terletak di Selatan Dayeukolot serta markas Tentara Republik Indonesia (TRI).