Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zackir L Makmur
Wartawan

Gemar menulis, beberapa bukunya telah terbit. Suka catur dan humor, tertawanya nyaring

Penjilatan Kekuasaan dalam Mitologi, Seni, dan Sastra (Bagian III - Habis)

Kompas.com - 23/01/2024, 21:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SELAIN itu, dalam pemahaman perilaku manusia, peran budaya politik dan norma sosial menjadi fondasi utama pula yang membentuk dan memandu dinamika sosial suatu masyarakat.

Mempelajari tradisi menjilat kekuasaan dari perspektif ini, memberikan wawasan yang lebih baik tentang mengapa dan bagaimana praktik ini dapat bertahan dalam suatu masyarakat.

Baca artikel sebelumnya: Penjilatan Kekuasaan dalam Mitologi, Seni, dan Sastra (Bagian II)

Faktor-faktor ini menjadi kunci dalam merancang pendekatan yang sesuai untuk mengatasi atau mengurangi praktik ini, tergantung pada konteks budaya dan politik tertentu.

Budaya politik di sini mencerminkan tata nilai, keyakinan, dan norma yang membentuk pola perilaku politik dalam masyarakat.

Dalam budaya politik yang mendukung tradisi menjilat kekuasaan, praktik ini mungkin dianggap sebagai langkah wajar atau bahkan dihargai sebagai bentuk kecerdasan politik.

Sebaliknya, dalam budaya politik yang mengecam penjilatan kekuasaan, individu mungkin merasa terkekang oleh norma sosial yang lebih ketat.

Norma sosial, di sisi lain, memberikan panduan tentang apa yang dianggap sebagai perilaku yang dapat diterima atau tidak dalam suatu masyarakat.

Jika norma sosial menghargai integritas dan kejujuran, maka tradisi menjilat kekuasaan kemungkinan besar akan mendapat perlawanan dan kritik.

Namun, jika norma sosial menciptakan ruang untuk strategi politik yang kurang transparan, maka praktik ini mungkin berkembang dan menjadi bertahan.

Dari itu memahami peran budaya politik dan norma sosial, menjadi landasan penting dalam merancang pendekatan untuk mengatasi atau mengurangi tradisi menjilat kekuasaan. Tidak ada solusi universal, karena setiap masyarakat memiliki konteks budaya dan politik yang khas.

Di masyarakat yang menganut budaya politik terbuka dan norma sosial yang menilai integritas, pendekatan pencegahan melalui pendidikan dan perubahan normatif mungkin lebih efektif.

Sementara itu, di masyarakat yang menerima atau bahkan membenarkan praktik ini, pendekatan yang lebih kompleks, seperti reformasi kebijakan atau gerakan sosial, sangat diperlukan untuk memicu perubahan.

Dalam seni dan sastra, tema ini sering kali menjadi bahan refleksi. Karya seni dan sastra dapat memberikan gambaran mendalam tentang konflik antara budaya politik dan norma sosial, lalu mengeksplorasi kompleksitas perilaku manusia dalam konteks politik yang berbeda.

Melalui karya-karya seni dan sastra yang demikian bakal diperoleh pemahaman lebih dalam tentang perjuangan moral dan etika dalam menghadapi tradisi menjilat kekuasaan. Bersamaan pula dari sini muncul pemahaman tentang budaya politik dan norma sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com