Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Raja Jayanegara Dibunuh Tabib yang Mengobati Bisulnya

Kompas.com - 18/01/2024, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Jayanegara adalah raja kedua Kerajaan Majapahit, yang naik takhta pada 1309, menggantikan ayahnya, Raden Wijaya, yang meninggal dunia.

Kitab Pararaton menyebutkan bahwa Raja Jayanegara dijuluki Kalagemet.

Jayanegara mendapat julukan Kalagemet karena memiliki kepribadian yang kurang baik dan dianggap lemah sebagai penguasa.

Dari Pararaton pula, diketahui bahwa Raja Jayanegara meninggal pada tahun 1328 akibat ditusuk oleh Ra Tanca, tabib yang mengobati sakit bisulnya.

Baca juga: Jayanegara, Raja Majapahit yang Dibenci

Bagaimana Jayanegara meninggal?

Menurut Prasasti Sukamerta dan Prasasti Balawi, Jayanegara adalah anak Raden Wijaya dengan permaisurinya, Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari.

Tribhuwaneswari merupakan satu dari empat putri Kertanegara, raja terakhir Singasari, yang diperistri Raden Wijaya.

Di samping keterangan prasasti, ada Kitab Negarakertagama dan Pararaton yang berbicara lain terkait ibu Jayanegara.

Kitab Negarakertagama mengatakan bahwa ibu Jayanegara bernama Sri Indeswari, sedangkan Pararaton menyebutkan jika Jayanegara adalah putra Raden Wijaya dengan Dara Petak, seorang putri Melayu.

Meski masih terdapat perbedaan keyakinan di antara para ahli, sumber prasasti umumnya lebih dipercaya karena lebih autentik.

Oleh sebab itu, ketika Raden Wijaya meninggal, Jayanegara mewarisi takhta Majapahit karena ia merupakan putra dari permaisuri.

Pada masa pemerintahannya terjadi berbagai pemberontakan yang merupakan kelanjutan dari pergolakan beberapa sahabat ayahnya.

Seperti contohnya Pemberontakan Gajah Biru (1314), Pemberontakan Nambi (1316), Pemberontakan Semi (1318), dan Pemberontakan Kuti (1319).

Baca juga: Pemberontakan Nambi, Gugurnya Patih Pertama Kerajaan Majapahit

Serangkaian pemberontakan tersebut terjadi akibat fitnah yang dilakukan oleh Mahapati, seorang pejabat istana yang licik.

Meski Mahapati akhirnya ditangkap dan dibunuh, Raja Jayanegara sempat terpaksa melarikan diri agar nyawanya selamat.

Keselamatan Jayanegara tidak lepas dari bantuan Gajah Mada, yang saat itu masih menjadi anggota pasukan pengawal raja (bekel Bhayangkari).

Dalam sejarah Kerajaan Majapahit, Jayanegara dicatat sebagai raja yang dibenci, bahkan hingga dijuluki Kalagemet.

Diriwayatkan Raja Jayanegara berupaya mengamankan takhta dengan mengurung adik tirinya, Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi, supaya tidak dinikahi orang.

Konon, sang raja juga kerap merayu istri dari para pejabat istana.

Sebagian ahli yang percaya Jayanegara adalah putra Dara Petak, menduga bahwa ketidaksenangan terhadap raja karena ia bukan putra permaisuri, bahkan ibunya hanyalah seorang selir dan berdarah Melayu.

Baca juga: Mahapati, Biang Keladi Kerusuhan di Kerajaan Majapahit

Pada 1328, atau nyaris dua dekade memerintah, Raja Jayanegara tewas akibat dibunuh oleh Ra Tanca, seorang Dharmaputra yang bertindak sebagai tabib.

Kitab Pararaton menyebut peristiwa pembunuhan Raja Jayanegara sebagai patanca.

Menurut Pararaton, Ra Tanca membunuh Jayanegara karena istrinya telah digauli oleh raja.

Aksi pembunuhan dilakukan ketika raja sedang menderita bisulan dan minta diobati oleh Ra Tanca.

Mula-mula, Ra Tanca hendak memotong bisul, tetapi tidak mempan karena raja memiliki ilmu kebal.

Ra Tanca kemudian mempersilakan raja menanggalkan azimat yang dipakainya agar bisulnya bisa dipotong.

Ketika raja telah menanggalkan azimatnya, Ra Tanca menusuknya hingga meninggal di tempat tidur. Ra Tanca lalu dibunuh oleh Gajah Mada.

Baca juga: Kitab Pararaton: Isi dan Kritik dari Para Ahli

Selain perdebatan mengenai ibunya, kematian Jayanegara juga memunculkan banyak teori dari para ahli.

Versi lainnya menyatakan bahwa Ra Tanca menyimpan dendam akibat kematian Ra Kuti, kawannya sesama Dharmaputra, dalam pemberontakan 1319 dan tidak senang terhadap perlakuan raja kepada Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi.

Selain itu, muncul dugaan bahwa Gajah Mada sengaja menggunakan Ra Tanca untuk menghabisi nyawa Jayanegara, yang dinilai tidak layak memerintah Majapahit.

Asumsi tersebut muncul karena eksekusi Ra Tanca dilakukan tanpa melalui proses pengadilan.

Sosok yang menggantikan Jayanegara sebagai raja Majapahit adalah adik perempuannya, Tribhuwana Tunggadewi, putri Raden Wijaya dan Gayatri.

Tribhuwana Tunggadewi menjadi raja setelah Jayanegara karena sang raja tidak memiliki keturunan.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com