Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jayanegara, Raja Majapahit yang Dibenci

Kompas.com - 05/08/2021, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jayanegara adalah raja kedua Kerajaan Majapahit yang berkuasa antara 1309 hingga 1328 M.

Setelah naik takhta, ia bergelar Sri Sundarapandyadewadhiswara Wikramottungadewa. Kisah hidupnya ditulis dalam beberapa catatan, seperti Kitab Pararaton dan Kitab Negarakertagama.

Dari Pararaton, diketahui bahwa Raja Jayanegara mempunyai julukan Kala Gemet.

Julukan ini disematkan karena sang raja memiliki kepribadian yang kurang baik dan dianggap lemah sebagai penguasa.

Pasalnya, pada masa Raja Jayanegara Kerajaan Majapahit sering mengalami pemberontakan.

Di sisi lain, pemerintahannya juga menjadi awal kebangkitan Gajah Mada sebagai tokoh penting Majapahit karena berhasil menumpas serangkaian pemberontakan yang mengancam kerajaan.

Asal-usul Jayanegara

Lahir pada 1294, Jayanegara adalah putra dari Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.

Menurut Negarakertagama, Raden Wijaya menikahi empat putri Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari.

Empat istrinya adalah Tribhuwaneswari sebagai permaisuri, dan Narendraduhita, Jayendradewi, serta Gayatri sebagai selirnya.

Selain itu, Raden Wijaya juga mempunyai selir bernama Dara Petak atau Indreswari, putri dari Kerajaan Melayu.

Kedatangan Dara Petak ke Jawa Timur tidak lepas dari Ekspedisi Pamalayu yang dilancarkan oleh Raja Kertanegara.

Dari Dara Petak inilah lahir seorang putra yang kemudian diberi nama Jayanegara.

Pada 1295, Jayanegara diangkat sebagai raja muda di Daha dan setelah itu dinobatkan sebagai putra mahkota, karena permaisuri ataupun selir Raden Wijaya lainnya tidak melahirkan putra.

Baca juga: Raden Wijaya, Pendiri Kerajaan Majapahit

Masa pemerintahan Jayanegara

Jayanegara naik takhta pada 1309, setelah kematian Raden Wijaya. Pada masa pemerintahannya terjadi berbagai pemberontakan yang merupakan kelanjutan dari pergolakan beberapa sahabat ayahnya.

Seperti contohnya Pemberontakan Gajah Biru (1314), Pemberontakan Nambi (1316), Pemberontakan Semi (1318), dan Pemberontakan Kuti (1319).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com