Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Tari Guel, Lahir dari Legenda Gajah Putih

Kompas.com - 18/12/2023, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tari Guel adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Gayo, Aceh, Indonesia.

Menurut ungkapan sejumlah peneliti dan koreografer, Tari Guel bukan hanya sekedar tarian biasa.

Tari Guel merupakan gabungan dari seni sastra, seni musik, dan seni tari.

Dalam perkembangannya, Tari Guel memang timbul tenggelam.

Akan tetapi, di Gayo, Aceh, tarian ini masih sering dibawakan terutama dalam upacara adat tertentu.

Lalu, bagaimana asal-usul Tari Guel?

Baca juga: Cerita Rakyat Minangkabau, Si Miskin dan Gergasi

Berdasarkan legenda

Menurut cerita rakyat yang beredar, asal-usul Tari Guel disangkutpautkan dengan dua saudara kandung bernama Muria dan Sangede.

Suatu hari, Muria dan Sangede ini sedang menggembala itik di tepi laut sembari bermain layang-layang.

Tiba-tiba sebuah badai hebat datang sehingga benang layang-layang mereka terputus.

Kakak-beradik ini pun berusaha mengejar layang-layang tersebut sehingga lupa terhadap itik-itiknya.

Sesampainya di rumah, ayah mereka menyuruh kedua anaknya untuk mencari itik dan tidak boleh kembali ke rumah dengan tangan kosong.

Selama berbulan-bulan Muria dan Sangede mencari itik-itik yang hilang sampai ke Kampung Serule.

Sesampainya di kampung itu, mereka berdua dibawa oleh orang kampung untuk menghadap ke istana Raja Serule.

Baca juga: Si Lumpuh, Si Buta, dan Si Pengentut, Cerita Rakyat Minangkabau

Setelah saling bertemu, Muria dan Sangede justru diangkat sebagai anak oleh sang raja.

Hal ini lantas membuat orang lain merasa iri terhadap keberuntungan yang didapat oleh Muria dan Sangede.

Orang yang iri tersebut adalah Raja Linge. Ia kemudian mengancam akan membunuh kakak beradik itu.

Nahasnya, Muria berhasil tewas.

Beberapa waktu kemudian, Sangede bermimpi bertemu dengan saudaranya yang sudah tewas, yaitu Muria.

Dalam mimpi itu Muria memberikan petunjuk kepada Sangede tentang bagaimana cara menangkap gajah putih sekaligus menggiring gajah-gajah itu untuk dibawa dan dipersembahkan kepada Sultan Aceh Darussalam.

Beberapa tahun berselang, ketika para raja berkumpul di istana Sultan Aceh untuk mempersembahkan upeti, Sangede juga ikut datang.

Ketika sidang sedang berlangsung, Sangede bermain-main di Balai Gading sambil menikmati keindahan Istana Sultan.

Pada waktu itulah, Sangede kemudian teringat pada mimpinya.

Lalu, sesuai petunjuk yang diarahkan saudaranya, Muria, ia melukis seekor gajah berwarna putih di sehelai daun Neniyun.

Setelah selesai, lukisan itu dihadapkan pada cahaya matahari.

Tidak disangka, lukisan ini ternyata menarik perhatian sang putri sultan.

Sang putri yang merasa penasaran dan terkesima dengan lukisan itu pun meminta bawahannya mencari gajah seperti di lukisan tersebut.

Baca juga: Cerita Rakyat Tukang Rumput, Disangka Pandai Meramal

Sang putri sultan juga menyatakan permintaannya kepada Sangede.

Sangede pun menyanggupi permintaan sang putri untuk menangkap Gajah Putih yang ada di rimba raya Gayo.

Konon katanya, dalam prosesi pencarian inilah, benih-benih dan panduan tari Guel terbentuk.

Untuk menjinakkan si gajah putih, diadakan kenduri dengan cara membakar kemenyan, terdapat bunyi-bunyian dengan cara memukul-mukul batang kayu serta apa saja yang menghasilkan bunyi-bunyian.

Sejumlah orang yang ikut berusaha menarik Gajah Putih bersama dengan Sengeda pun membuat beberapa tarian untuk menarik perhatian si gajah putih.

Beruntungnya tarian mereka berhasil menarik perhatian si gajah putih untuk keluar dari persembunyiannya.

Selama dalam perjalanan, mereka terus menari agar gajah putih itu mengikuti mereka sampai ke istana.

Tarian-tarian inilah yang kemudian dikenal sebagai Tari Guel.

 

Referensi:

  • Djamil, Junus. (1958). Gadjah Putih. Banda Aceh: Lembaga Kebudayaan Atjeh.
  • Rouf, Irwan. Shenia Ananda. (2013). Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia, Dari Sabang Sampai Merauke. Jakarta Selatan: AnakKita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com