Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuan Louis Napoleon Mengirim Daendels ke Indonesia

Kompas.com - 11/12/2023, 19:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Setelah tiba di Batavia pada 5 Januari 1808, Herman Willem Daendels menerapkan sejumlah kebijakan yang dapat melindungi Pulau Jawa dari serangan Inggris, yaitu:

  • Melatih bangsa Indonesia menjadi tentara.
  • Menambah jumlah angkatan perang dari 3.000 menjadi 20.000 orang.
  • Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
  • Membangun benteng-benteng pertahanan.
  • Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujungkulon.
  • Membangun jalan raya sepanjang 1.000 kilometer dari Anyer (Banten) hingga Panarukan (Jawa Timur).

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Daendels justru bertindak bak seorang diktator.

Bahkan, ia menerapkan sejumlah kebijakan yang menyengsarakan rakyat pribumi, seperti perbudakan dan kerja paksa (kerja rodi).

Akibatnya, banyak rakyat Indonesia yang menderita, kelaparan, dan bahkan menjadi korban jiwa.

Tindakan-tindakan kejam Daendels ini kemudian menuai kecaman dari bangsa Indonesia dan Belanda.

Oleh sebab itu, pada 1811, pemerintah Belanda memanggil Daendels untuk kembali dan posisinya digantikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Janssens.

Sebagai gubernur jenderal yang baru, Janssens berusaha memulihkan kembali kondisi Indonesia.

Akan tetapi, pada Agustus 1811, Inggris mendarat di Batavia di bawah pimpinan Lord Minto dan tiba-tiba memberikan serangan mendadak.

Hanya dalam tempo singkat, Inggris telah berhasil mendesak pasukan Belanda.

Janssens yang kewalahan memutuskan menyerah di Tuntang pada 18 September 1811 dengan menandatangani perjanjian Tuntang.

Salah satu isi perjanjian Tuntang adalah Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris.

Sejak saat itulah, Indonesia mengalami babak baru sebagai negara jajahan Inggris.

 

Referensi:

Anshori, M. Junaedi Al. (2011). Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com